Sebagai makhluk sosial, memang sudah seharusnya manusia saling menolong. Namun, jangan sampai ini membuat Anda terjebak dalam perilaku savior complex.
Kondisi tersebut justru bisa merugikan diri Anda sendiri dan bahkan membuat seseorang yang Anda tawari bantuan merasa terganggu.
Apa itu savior complex?
Savior complex adalah perilaku yang membuat seseorang selalu ingin membantu atau menolong orang lain secara berlebihan.
Seseorang dengan perilaku ini bahkan sering mengorbankan dirinya sendiri demi membantu orang lain, padahal bantuan tersebut belum tentu dibutuhkan.
Bahkan, ia terkadang cenderung memaksa sehingga membuat orang yang ditawari bantuan merasa tidak nyaman.
Namun, seseorang dengan perilaku ini sering kali tidak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan justru mengganggu.
Menurut laman Insead Knowledge, savior complex sebenarnya lebih sering membuat seseorang menawarkan bantuan demi kepuasan diri sendiri.
Dengan membantu orang lain, ia akan merasa lebih baik dan memiliki harga diri yang lebih tinggi.
Tanda-tanda savior complex
Berikut adalah tanda-tanda yang biasanya ditunjukkan oleh seseorang dengan savior complex.
1. Rela mengorbankan diri sendiri
Tanda utama dari savior complex adalah rela membantu orang lain sampai mengorbankan diri sendiri. Pengorbanan ini bisa berupa uang, tenaga, atau waktu.
Namun, pengorbanan ini sebenarnya sering kali tidak dibutuhkan oleh orang yang dibantu.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui sejauh mana bantuan yang bisa Anda berikan sehingga tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.
2. Percaya bisa mengubah orang lain
Savior complex membuat seseorang percaya bahwa apa yang ia berikan bisa membuat orang lain menjadi lebih baik. Ini juga alasan mereka tidak pernah berhenti menawarkan bantuan.
Faktanya, apa yang kita berikan tidak akan bisa mengubah orang lain. Bahkan, beberapa orang justru malah terganggu dengan bantuan yang dipaksakan tersebut.
3. Suka memengaruhi orang lain
Ketika menawarkan bantuan, seorang savior complex selalu berharap bahwa tawarannya diterima. Bahkan, ia mungkin berusaha memengaruhi orang tersebut untuk mewujudkan keinginannya.
Bukannya bertujuan untuk memberikan bantuan, orang dengan savior complex melakukan ini hanya untuk mendorong orang lain supaya menjalani hidup sesuai keinginannya.
4. Empati yang terlalu tinggi
Memiliki empati sebenarnya bermanfaat untuk hubungan sosial Anda. Namun, empati yang terlalu tinggi justru bisa berdampak negatif terhadap kesehatan mental Anda.
Sayangnya, inilah yang banyak ditemukan pada savior complex. Terlalu banyak beempati bisa membuat mereka kesulitan membedakan emosi diri sendiri dan orang lain.
Sering kali, mereka menawarkan bantuan ketika mereka sendirilah sebenarnya yang paling membutuhkan.
Penyebab savior complex
Trauma dinilai sebagai salah satu penyebab utama dari savior complex. Perasaan rendah diri dari trauma inilah yang membuat seseorang berusaha “memuaskan” orang lain dengan menawarkan bantuan.
Ketika berhasil membantu orang lain, seseorang memang cenderung merasa puas sehingga kepercayaan dirinya pun meningkat.
Memberi bantuan secara terus-menerus juga akan membuat seseorang merasa ikut ambil kendali dalam kehidupan orang lain.
Perasaan tersebut bisa mengobati trauma masa lalu yang sering kali membuat seseorang kehilangan kendali atas diri sendiri.
Dampak buruk savior complex
Dorongan untuk memberi bantuan sebanyak mungkin sering kali justru membuat seseorang yang mengalaminya kelelahan sendiri.
Terlebih lagi, beberapa orang yang menerima bantuan justru merasa tidak nyaman dan menjauhinya.
Oleh karena itu, alih-alih merasa puas, savior complex justru kerap membawa berbagai dampak buruk seperti berikut.
- Mudah lelah, bahkan burnout.
- Dijauhi orang-orang di sekitar karena dinilai mengganggu.
- Merasa bersalah saat bantuannya tidak berjalan sesuai keinginan.
- Rentan mengalami berbagai gangguan kesehatan mental, seperti stres hingga depresi.
Savior complex juga bisa menimbulkan ketergantungan pada orang-orang di sekitar. Alih-alih berusaha sendiri, mereka mungkin memilih mengandalkan bantuan orang lain.
Cara mengatasi savior complex
Berikut ini adalah berbagai cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi sekaligus mencegah perilaku savior complex.
1. Ingat bahwa setiap orang berbeda
Mengutip situs Gather My Crew, untuk keluar dari savior complex, Anda perlu memahami bahwa kebutuhan setiap orang berbeda-beda.
Dengan begitu, bantuan yang Anda berikan pada si A belum tentu membantu si B. Begitu pun sebaliknya.
Oleh karena itu, jangan merasa bersalah ketika bantuan Anda ditolak. Anda bisa melakukan kegiatan lain yang berdampak positif bagi diri Anda.
2. Tawarkan bantuan sesuai kemampuan
Menolong bukan berarti Anda harus mengorbankan diri sendiri. Sebelum menolong, pastikan bahwa bantuan tersebut tidak memberatkan diri Anda.
Selain itu, pastikan bahwa Anda melakukannya secara sukarela, tanpa paksaan, dan tidak mengharapkan imbalan.
3. Belajar jadi pendengar yang baik
Beberapa orang yang sedang bermasalah sering kali hanya membutuhkan orang lain untuk mendengarkan keluh kesahnya tanpa perlu terlibat jauh dalam penyelesaian masalah.
Oleh karena itu, Anda bisa mencoba belajar menjadi pendengar yang baik. Ketahui kapan Anda hanya perlu mendengarkan dan kapan Anda sebaiknya menawarkan bantuan.
Belajar di sini juga berarti bahwa Anda harus siap menerima penjelasan ketika seseorang tidak menerima tawaran bantuan Anda.
4. Hormati keputusan orang lain
Ketika menawarkan bantuan, sudah menjadi hak orang tersebut untuk menerima atau menolak tawaran Anda. Maka, hormati keputusan mereka ketika memilih menolak tawaran tersebut.
Setiap orang memiliki pengalaman, kebutuhan, dan keinginannya masing-masing. Maka, mereka mungkin membutuhkan bantuan yang memang tidak bisa Anda berikan dan itu merupakan hal yang wajar.
Savior complex memang tidak termasuk gangguan kesehatan mental. Namun, jika Anda merasa bahwa perilaku ini sudah mulai mengganggu diri Anda, jangan segan untuk berkonsultasi ke psikolog atau psikiater.
Semua tentang savior complex
- Savior complex adalah perilaku yang membuat seseorang selalu menawarkan bantuan, bahkan pada orang yang sebenarnya tidak membutuhkannya.
- Perilaku ini timbul dari rasa percaya diri yang rendah. Dengan membantu inilah mereka berupaya meningkatkan kepercayaan diri.
- Dapat diatasi dengan cara belajar menjadi pendengar yang baik dan menyadari bahwa setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda.