Manusia terlahir dengan memiliki lima indra, yakni penglihatan, penciuman, perasa, pendengar, dan peraba. Namun, ada pula sebagian manusia yang terlahir tidak memiliki fungsi indra yang lengkap. Selain itu, ada juga beberapa di antaranya yang memiliki fungsi indra berlebih atau yang sering disebut sebagai indra keenam. Berikut adalah penjelasan mengenai pandangan indra keenam dalam ilmu psikologi.
Apa itu indra keenam?
Manusia mengalami berbagai fenomena yang berbeda satu dengan lainnya. Bahkan, beberapa hal tidak bisa dibenarkan oleh logika dan akal sehat, misalnya melihat bayangan masa depan. Orang yang mengalami hal ini dikatakan memiliki indra keenam atau dalam istilah psikologi disebut dengan extrasensory perception (ESP).
Extrasensory perception adalah suatu kemampuan yang seseorang miliki untuk menerima rangsangan atau informasi bukan melalui pancaindra, tetapi merasakannya melalui pikiran. ESP juga merupakan sebuah tanggapan dari benda yang tidak ada, misalnya dalam fungsi penciuman yang hidung miliki.
Seseorang bisa mengatakan bahwa bunga itu harum karena ada benda tersebut yang dicium olehnya. Lain halnya pada orang yang memiliki atau mengaku memiliki indra keenam, di mana benda yang menjadi rangsangan tidak ada di hadapannya. Orang tersebut dapat memberikan suatu tanggapan seolah benda itu ada.
Macam-macam bentuk indra keenam
J.B. Rhine, seorang psikolog dari Duke University, North Carolina pertama kali mempopulerkan istilah ESP sejak tahun 1930-an. Menurutnya, terdapat empat bentuk indra keenam atau ESP seperti berikut ini.
- Telepathy. Orang dengan kemampuan telepati dapat berkomunikasi dengan orang lain dengan cara memasukkan informasi-informasi tersebut ke dalam pikiran orang yang ia masuki. Contohnya, ketika seseorang berbicara ke dalam pikiran orang lain.
- Clairvoyance. Orang dengan kemampuan clairvoyance bisa mengetahui peristiwa yang terjadi tanpa perlu berada di tempat tersebut, maupun mendapatkan informasinya dari orang lain. Contohnya, ketika seseorang mengetahui ada tabrakan mobil di lampu merah, padahal orang tersebut sedang berada di kamar mandi.
- Precognition. Orang dengan kemampuan precognition bisa mengetahui peristiwa yang belum, tetapi akan terjadi. Contohnya, ketika seseorang memprediksi kematian petinggi negara atau krisis pada suatu negara.
- Retrocognition. Orang dengan kemampuan retrocognition bisa mengetahui peristiwa masa lalu yang tidak dapat dipelajari atau disimpulkan dengan cara normal. Contohnya, ketika seseorang mengetahui kejadian masa lampau secara tepat, padahal ia tidak pernah menyaksikan sebelumnya.
Selain itu, ada satu lagi jenis yang berkaitan sangat erat dengan ESP, yaitu psikokinesis. Prinsip kerja psikokinesis adalah ketika pikiran seseorang dapat menguasai benda yang berada di hadapannya. Contohnya, ketika seseorang hanya dengan memikirkan gelas untuk jatuh, hasilnya gelas tersebut akan jatuh dengan sendirinya.
Pro dan kontra terhadap indra keenam
Dalam bidang psikologi, indra keenam atau ESP masuk ke dalam kajian parapsikologi, yakni sebuah studi ilmiah mengenai fenomena psikis yang dianggap tidak biasa dan berhubungan dengan pengalaman manusia. Orang awam biasanya mempercayainya sebagai suatu hal mistis, tetapi para ilmuwan masih mencari bukti ilmiah tentang keberadaannya.
Sejak awal mula kajian parapsikologi, terdapat banyak pro dan kontra yang melatarbelakangi. Berikut ini adalah beberapa alasan pro dan kontra terhadap konsep indra keenam.
Alasan pro terhadap indra keenam
Metode penelitian Ganzfeld procedure digunakan untuk membuktikan adanya indra keenam dalam bentuk telepati. Dua kelompok responden ikut serta dalam penelitian ini, yakni sebagai penerima dan pengirim.
Pengirim akan mengirimkan sinyal ke pikiran penerima mengenai rangsangan visual (gambar, tayangan slide, atau cuplikan video). Sementara itu, penerima akan menggambarkan informasi yang dikirim oleh pengirim. Setiap kali deskripsi dari penerima dinyatakan benar dan sesuai dengan pengirim, maka akan diberikan poin.
Penerima dan pengirim sendiri akan berada pada ruangan yang berbeda. Pengirim sinyal berada pada ruangan isolasi dengan kondisi mata tertutup, mendengarkan white noise (suara seperti radio tanpa channel), dan ruangan dengan penerangan merah.
Hasil dari salah satu studi dari Ganzfeld procedure ini adalah 38% hasil dari deskripsi dianggap benar. Hal ini sangat besar efeknya, karena perkiraan peneliti sebelumnya hanya sekitar 25% deskripsi yang benar.
Alasan kontra terhadap indra keenam
Salah satu sifat yang harus sebuah penelitian yang benar miliki adalah hasilnya dalam terulang kembali. Namun, peneliti dan responden yang sama dalam studi mengenai indra keenam tidak bisa mengulangi hasil yang sama, hasilnya bisa lebih tinggi dari 38% atau lebih rendah.
Selain itu, bukti mengenai kejadian tentang ESP juga sulit dikontrol. Ketika Anda mimpi akan mendapatkan promosi dalam pekerjaan dan ternyata memang benar-benar naik jabatan, apakah hal tersebut bisa dikatakan suatu hal yang luar biasa?
Hal ini sulit untuk peneliti pahami kebenarannya. Hal ini karena dalam latar penelitian yang sesungguhnya, perlu ada kondisi yang dikontrol ketat untuk mengurangi sejumlah kemungkinan lain. Dalam kehidupan sehari-hari, hal ini sulit untuk Anda kontrol. Bermimpi hal yang berbau mistis bisa jadi hanya kebetulan atau bentuk dari ingatan yang masuk ke mimpi.
Kesimpulan
Pada akhirnya, indra keenam sendiri tidak dapat disetujui maupun dibantah. Hal ini karena topik yang fenomenal ini memiliki latar belakang logis dan telah diuji dengan metode ilmiah dalam beberapa penelitian, walau skalanya kecil. Tentu butuh juga studi ilmiah lebih lanjut untuk membuktikannya. Namun, hal tersebut kembali menjadi pilihan Anda, apakah ingin mempercayainya atau mengabaikannya.