backup og meta

Dialectical Behavior Therapy, Terapi untuk Kelola Emosi

Dialectical Behavior Therapy, Terapi untuk Kelola Emosi

Gangguan mental kerap kali membuat pengidapnya kesulitan mengendalikan emosi. Salah satu upaya pengobatan yang bisa Anda lakukan yakni dengan dialectical behavior therapy atau DBT. Ketahui prosedur dan manfaat dari terapi psikologi ini dalam ulasan berikut.

Apa itu dialectical behavioral therapy?

Dialectical behavior therapy adalah salah satu jenis terapi wicara. Terapi ini biasa dipakai untuk menangani pengidap gangguan mental yang mengalami kesulitan mengontrol emosi.

Masalah emosi bisa saja disebabkan oleh trauma, stres kronis, atau gangguan mental, seperti obsessive-compulsive disorder (OCD), bipolar disorder, dan borderline personality disorder.

Cara kerja DBT hampir sama dengan terapi kognitif dan perilaku (CBT). Akan tetapi, DBT lebih dikhususkan bagi orang-orang yang mempunyai masalah dalam mengendalikan emosi.

Fokus terapi perilaku dialektika adalah mengendalikan emosi dan menghilangkan kebiasaan yang bisa berdampak buruk bagi pengidap gangguan mental.

Kondisi yang dapat ditangani dengan DBT

Telephone crisis coaching merupakan bagian dialectical behavior therapy

Ada beberapa masalah kesehatan mental yang bisa diatasi dengan dialectical behavior therapy.

Umumnya, terapi yang dikembangkan oleh psikolog asal Amerika Serikat, Marsha Linehan, ini efektif untuk mengobati pasien yang mengalami kesulitan dalam mengendalikan emosi.

Sejumlah kondisi yang dapat ditangani dengan DBT, antara lain:

  • depresi,
  • gangguan bipolar,
  • ketergantungan obat,
  • gangguan kecemasan,
  • keinginan untuk bunuh diri,
  • attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD),
  • gangguan makan, seperti binge eating dan bulimia,
  • post-traumatic disorder (gangguan stres pascatrauma),
  • obsessive-compulsive disorder (gangguan obsesif-kompulsif), dan
  • borderline personality disorder (gangguan kepribadian ambang).

Penting untuk dipahami, terapi DBT efektif untuk mengatasi gangguan kesehatan mental yang muncul akibat kesulitan dalam pengendalian emosi.

Pengobatan tambahan mungkin diperlukan bila gangguan mental yang Anda alami dipicu oleh kondisi lainnya.

Prosedur dialectical behavior therapy

Dalam dialectical behavior therapy, tujuan utama yang hendak diraih yaitu pengelolaan emosi dan penerimaan diri.

Selain itu, terapis juga akan membantu menghilangkan kebiasaan-kebiasaan yang berdampak buruk dan berbahaya bagi diri Anda.

Prosedur DBT di satu tempat mungkin akan berbeda dengan di tempat lainnya. Meskipun begitu, berikut beberapa prosedur yang akan Anda jalani saat mengikuti terapi ini.

1. Pra-asesmen

Dialectical behavior therapy membantu gangguan mental yang melibatkan emosi

Terapis akan memberikan tes asesmen atau penilaian terlebih dahulu. Melalui tes ini, terapis akan menilai apakah gangguan mental bisa diatasi dengan dialectical behavior therapy.

Selain itu, terapis juga akan menjelaskan bagaimana cara kerja terapi ini. Jika sudah disetujui, Anda akan diminta untuk berkomitmen pada perawatan yang dijalani.

2. Terapi individu

Terapi individu umumnya dilakukan dalam sesi mingguan selama 40–60 menit. Dalam sesi ini, terapis akan mengajak Anda mencapai tujuan berikut.

  • Menghilangkan perilaku yang dapat berdampak buruk, misalnya melukai diri sendiri dengan senjata tajam.
  • Meningkatkan kualitas hidup dan mencapai tujuan hidup dengan mengatasi penghalangnya, seperti masalah kesehatan mental atau masalah dalam hubungan.
  • Mengubah perilaku buruk menjadi kebiasaan baru yang dapat berdampak positif bagi kesehatan dan kehidupan.

Untuk memantau perkembangan Anda, terapis akan meminta Anda menuangkan segala emosi dan menceritakan apa saja yang Anda lakukan ke dalam buku harian.

Apa yang Anda ungkapkan dalam buku harian tersebut akan menjadi salah satu acuan untuk menentukan langkah perawatan selanjutnya.

3. Uji kemampuan dalam kelompok

pentingnya support system

Terapis akan melatih kemampuan Anda dalam berkelompok. Dengan begitu, Anda bisa menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih nyaman.

Berikut merupakan empat jenis keterampilan yang biasa diajarkan pada sesi terapi DBT ini.

  • Mindfulness: kemampuan untuk sadar dan fokus dengan apa yang terjadi saat ini, bukan mencemaskan masa lalu atau masa depan.
  • Toleransi stres: kemampuan dalam memahami dan mengelola emosi ketika berhadapan dengan situasi yang mengakibatkan stres tanpa melakukan perilaku berbahaya.
  • Interpersonal effectiveness: kemampuan untuk memahami apa yang Anda inginkan dan butuhkan (komunikasi asertif), menetapkan batasan diri, dan menavigasi konflik.
  • Pengelolaan emosi: kemampuan untuk memahami dan mempunyai kontrol terhadap emosi yang Anda miliki.

4. Telephone crisis coaching

Telephone crisis coaching adalah bagian dari terapi perilaku dialektika yang meminta Anda untuk menghubungi terapis ketika menghadapi situasi krisis.

Beberapa situasi krisis tersebut misalnya munculnya keinginan melukai diri atau mengalami kesulitan dalam menerapkan kemampuan yang sudah diajarkan.

Namun, terapis tetap akan memberikan batasan terkait kapan Anda bisa menghubungi mereka. 

Maka dari itu, telephone crisis coaching dalam terapi DBT hanya dapat dilakukan pada rentang waktu yang telah disepakati bersama.

Manfaat dialectical behavior therapy

Manfaat dialectical behavior therapy sangat beragam, tergantung jenis gangguan mental yang ditangani.

Contohnya, dalam kasus borderline personality disorder atau gangguan kepribadian ambang, beberapa dampak positif yang diperoleh dari terapi DBT antara lain:

  • amarah lebih mudah dikontrol,
  • berkurangnya perilaku menyakiti diri,
  • risiko kemunculan gejala depresi berkurang, dan 
  • menurunnya peluang penyalahgunaan alkohol dan narkoba.

Studi dalam JAMA Psychiatry (2015) menyebutkan bahwa terapi DBT pada pengidap borderline personality disorder lebih efektif mengurangi munculnya hasrat untuk melakukan bunuh diri.

Berapa lama dialectical behavior therapy berlangsung?

Untuk mengatasi gangguan mental, dialectical behavior therapy biasanya akan dilakukan dalam kurun 6–10 bulan.

Namun, lamanya psikoterapi ini dapat berbeda antara satu orang dengan yang lain, tergantung pada kondisi masing-masing individu.

Supaya terapi yang Anda jalani dapat berjalan efektif, Anda harus berkomitmen untuk menjalani setiap sesi terapi dengan baik.

Jika proses terapi yang dijadwalkan tidak Anda ikuti dengan baik, tentu hasil yang diterima tidak akan optimal.

Kesimpulan

  • Dialectical behavior therapy (DBT) adalah terapi wicara untuk menangani gangguan mental yang membuat pengidapnya kesulitan mengontrol emosi.
  • Terapi ini digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi mental, seperti depresi, bipolar disorder, dan borderline personality disorder.
  • Prosedur terapi ini melibatkan pra-asesmen, sesi terapi individu, uji kemampuan dalam kelompok, dan telephone crisis coaching
  • Kontrol emosi yang lebih baik dan berkurangnya perilaku menyakiti diri umumnya akan terlihat setelah Anda menjalani terapi selama 6–10 bulan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Dialectical Behavior Therapy (DBT): What It Is & Purpose. (2022). Cleveland Clinic. Retrieved January 12, 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/22838-dialectical-behavior-therapy-dbt

Dialectical behaviour therapy (DBT). (2024). Mind UK. Retrieved January 12, 2024, from https://www.mind.org.uk/information-support/drugs-and-treatments/talking-therapy-and-counselling/dialectical-behaviour-therapy-dbt/

​Dialectical Behaviour Therapy (DBT). (2017). The Centre for Addiction and Mental Health. Retrieved January 12, 2024, from https://www.camh.ca/en/health-info/mental-illness-and-addiction-index/dialectical-behaviour-therapy

Dialectical Behavior Therapy. (2024). Behavioral Research & Therapy Clinics – University of Washington. Retrieved January 12, 2024, from https://depts.washington.edu/uwbrtc/about-us/dialectical-behavior-therapy/

Perepletchikova, F., Nathanson, D., Axelrod, S. R., Merrill, C., Walker, A., Grossman, M., Rebeta, J., Scahill, L., Kaufman, J., Flye, B., Mauer, E., & Walkup, J. (2017). Randomized Clinical Trial of Dialectical Behavior Therapy for Preadolescent Children With Disruptive Mood Dysregulation Disorder: Feasibility and Outcomes. Journal of the American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, 56(10), 832–840. https://doi.org/10.1016/j.jaac.2017.07.789

Linehan, M. M., Korslund, K. E., Harned, M. S., Gallop, R. J., Lungu, A., Neacsiu, A. D., McDavid, J., Comtois, K. A., & Murray-Gregory, A. M. (2015). Dialectical behavior therapy for high suicide risk in individuals with borderline personality disorder: a randomized clinical trial and component analysis. JAMA psychiatry, 72(5), 475–482. https://doi.org/10.1001/jamapsychiatry.2014.3039

American Psychiatric Association. DSM-5 Task Force. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorders: DSM-5.

Versi Terbaru

17/01/2024

Ditulis oleh Bayu Galih Permana

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Gangguan Bipolar pada Anak, Kenali Gejala dan Penanganannya

7 Ciri-Ciri Gangguan Mental pada Remaja yang Bisa Dideteksi


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 17/01/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan