Salah satu faktor yang mungkin ikut andil dalam prinsip individualis ini adalah takut merugi. Pasalnya, hal-hal seperti meminta bantuan ahli butuh biaya yang tidak sedikit.
Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa orang-orang yang berprinsip money-oriented cenderung mencari jenis hiburan yang bersifat individualis daripada yang harus melibatkan banyak orang. Lagi-lagi karena ujung-ujungnya duit. Semain banyak orang yang diajak “nongkrong”, semakin besar pula pengeluaran.
Money-oriented bisa bikin Anda gila harta

Pola pikir money-oriented sangat rentan membuat hidup Anda jadi soal uang melulu. Apa pun yang Anda lakukan atau pikirkan sehari-hari harus bisa menghasilkan uang demi bertahan hidup.
Hal inilah yang kerap menyebabkan kebanyakan orang dengan pola pikir serba duit alias money-oriented malah berubah menjadi gila harta dan bekerja berlebihan agar punya banyak uang.
Lama kelamaan, tuntutan hidup akan berdampak buruk bagi psikologis dan kesehatan Anda. Memaksakan kerja lembur terus-terusan sebagai bentuk mencari lebih banyak uang dapat menyebabkan stres berat yang berujung pada insomnia kronis.
Lembur juga berisiko terjadinya penyakit jantung. Selain itu, bekerja lebih dari 50 jam per minggu dapat meregangkan hubungan Anda dengan keluarga serta kerabat dekat. Pada akhirnya, Anda malah jadi tidak bahagia.
Hal ini pun malah jadi menciptakan lingkaran setan yang menjebak. Ketika Anda tidak merasa bahagia dengan harta yang Anda miliki saat ini, Anda cenderung merasa stres dan memilih bekerja lebih keras lagi untuk mendapat lebih banyak.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa saat ngotot mencoba bahagia, Anda justru rentan tidak merasa puas diri dan hingga kena depresi karena Anda terfokus untuk terus memforsir diri demi mendapatkan uang.
Beberapa orang mungkin sampai mau menghalalkan berbagai macam cara untuk meraihnya. Menyuap atau disuap, memeras, hingga tindak korupsi adalah beberapa budaya buruk yang lahir dari pola pikir money-oriented yang menyimpang.
Bahagia itu sederhana
Terlalu ngotot untuk memiliki kebahagiaan justru bisa mengacaukan kondisi kejiwaan Anda. Ingat, semakin keras Anda mencoba bahagia, Anda justru akan semakin merasa tidak puas dan akhirnya jadi dilanda kekecewaan dengan apa yang sudah Anda raih.
Cara terbaik untuk menyingkirkan perasaan negatif secepat mungkin bukanlah dengan memaksa bahagia, tapi dengan ikhlas menerima segala emosi dan perasaan yang muncul.
Oleh karena itu, berhentilah sejenak untuk selalu mensyukuri apa yang Anda miliki saat ini. Tidak perlulah jadi terbutakan oleh nafsu duniawi seperti uang sampai-sampai gila harta.