backup og meta

Brain Rot

DefinisiTanda dan gejalaCara mengatasi

Merasa tidak punya semangat ketika jauh dari media sosial? Atau kerap lupa waktu karena menonton video-video receh di internet? Sebelum terlambat, cobalah mengenali dan mengatasi kondisi yang disebut brain rot ini.

Apa itu brain rot?

Brain rot adalah kondisi ketika kemampuan berpikir menurun karena terlalu sering menonton konten berkualitas rendah atau receh di internet.

Menonton konten receh memang salah satu cara menghibur diri atau menenangkan pikiran di tengah padatnya aktivitas.

Namun, mengonsumsinya secara berlebihan bisa menurunkan kemampuan kognitif serta kondisi psikologis Anda.

Terlalu banyak menonton konten receh juga cenderung membuat Anda tidak bersemangat tiap kali selesai browsing di internet dan harus melanjutkan pekerjaan sebagaimana mestinya.

Alhasil, Anda mungkin semakin kesulitan saat harus membaca materi yang panjang, melakukan pekerjaan, atau memecahkan masalah rumit yang membutuhkan kemampuan berpikir.

Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Oxford English Dictionary pada tahun 2024 lalu dan menjadi Oxford Word of the Year.

Meski tidak termasuk dalam kondisi medis, brain rot tetap tidak bisa dibiarkan karena bisa menimbulkan kecemasan, bahkan depresi.

Tanda-tanda brain rot

remaja dan media sosial

Brain rot bisa dialami siapa saja yang memiliki kebebasan akses menggunakan internet, baik anak-anak, remaja, maupun orang tua.

Gejala yang dirasakan setiap orang yang pun bisa berbeda-beda. Berikut adalah beberapa di antaranya.

  • Kecanduan media sosial.
  • Susah tidur.
  • Mata terasa lelah atau sakit kepala.
  • Terlalu banyak menerima informasi kurang penting.
  • Penurunan kecerdasan kognitif, seperti daya ingat dan kemampuan konsentrasi.
  • Mudah cemas atau stres.

Jika dibiarkan, berbagai kondisi tersebut bisa menurunkan produktivitas harian Anda. 

Cara mengatasi brain rot

Sampai saat ini memang belum diketahui secara pasti bagaimana konten-konten receh yang dikonsumsi berlebihan, khususnya di internet, bisa menyebabkan kerusakan otak.

Meski begitu, penanganan tetap perlu dilakukan secepat mungkin mengingat brain rot bisa menurunkan kemampuan kognitif dan meningkatkan risiko stres hingga depresi.

Pada kasus yang belum terlalu buruk, brain rot dapat diatasi dengan berbagai cara berikut.

1. Melakukan teknik pomodoro

Laman Institut Pertanian Bogor menyebutkan bahwa teknik pomodoro bisa menjadi salah satu cara mengatasi penurunan konsentrasi karena brain rot.

Untuk menerapkannya, Anda bisa coba fokus belajar atau bekerja selama 25 menit lalu beristirahat selama lima menit.

Ulangi teknik tersebut sampai 2–5 kali atau sesuai kebutuhan. Anda bisa meningkatkan durasi sesi fokus jika sudah berhasil melakukannya.

2. Menerapkan screen time

Karena penyebab utama brain rot adalah terlalu lama mengonsumsi konten receh, maka salah satu cara terbaik mengatasinya adalah dengan membatasi penggunaan ponsel atau screen time.

Di luar urusan pekerjaan, orang dewasa disarankan untuk tidak bermain ponsel selama lebih dari dua jam per hari.

Untuk anak-anak di atas dua tahun, batas yang disarankan adalah satu jam per hari. Sementara itu, pemakaian ponsel tidak disarankan sama sekali untuk anak-anak di bawah dua tahun.

3. Melakukan kurasi konten

Internet memang memudahkan Anda dalam mendapatkan informasi. Namun, kemudahan ini sering kali membuat Anda mengonsumsi informasi yang sebenarnya tidak dibutuhkan.

Karena itulah, penting untuk memilih konten Anda. Sebagai contoh, pilihlah hanya berita dari website tepercaya dan hindari informasi clickbait.

4. Lebih banyak melakukan aktivitas offline

Media sosial memang menjadi solusi instan untuk menghabiskan waktu luang. Padahal, ada aktivitas lain yang tak kalah menarik dan bisa meminimalkan penggunaan ponsel.

Sebagai contoh, Anda bisa berolahraga, bergabung dengan komunitas, shopping, atau sekedar jalan-jalan di lingkungan tempat tinggal. Berbagai kebiasaan ini bisa mengurangi risiko brain rot.

5. Menghindari penggunaan gadget sebelum tidur

dampak negatif handphone pada kehidupan seks

Malam hari adalah salah satu waktu rawan doomscrolling media sosial. Selama tidak berlebihan, kebiasaan ini sebenarnya tidak merugikan mengingat Anda sudah bekerja seharian.

Namun, sebaiknya hindari penggunaan gadget selama berjam-jam sebelum tidur. Pasalnya, salah satu dampak negatif dari penggunaan gadget adalah menurunkan melatonin. Ini adalah hormon yang mengatur mekanisme tidur dan bangun.

6. Menghindari langganan banyak aplikasi

Cara lain untuk mengatasi kecanduan gadget adalah dengan meminimalkan langganan aplikasi. Semakin banyak aplikasi, semakin besar pula celah Anda untuk menggunakan ponsel.

Dengan membatasi aplikasi yang hanya Anda butuhkan, kesempatan Anda untuk bermain ponsel akan berkurang.

Brain rot memang bukan kondisi medis atau gangguan mental, tetapi kondisi ini mungkin meningkatkan risikonya.

Oleh karena itu, penting untuk segera mengurangi penggunaan media sosial jika Anda merasa sudah terlalu banyak menghabiskan waktu di sana.

Pendampingan orang tua juga sangat dibutuhkan pada anak-anak yang kecanduan gadget.

Jika merasa kesulitan melepaskan diri dari media sosial, jangan ragu untuk meminta bantuan profesional.

Kesimpulan

  • Brain rot adalah kondisi ketika kemampuan berpikir menurun karena terlalu sering menonton konten receh di internet.
  • Ditandai dengan terlalu banyak menerima informasi kurang penting, menurunnya daya ingat, mudah cemas, dan mata mudah lelah.
  • Beberapa cara mengatasi brain rot adalah dengan melakukan teknik pomodoro, menerapkan screen time, melakukan kurasi konten, dan lebih banyak melakukan aktivitas offline.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Blog | How much screen time is too much for adults? (n.d.). Reid Health. Retrieved 04 April 2025, from https://www.reidhealth.org/blog/screen-time-for-adults

Screen time and children. (n.d.). AACAP Home. Retrieved 04 April 2025, from https://www.aacap.org/AACAP/Families_and_Youth/Facts_for_Families/FFF-Guide/Children-And-Watching-TV-054.aspx

Brain rot explained: How digital overload affects your mind. (2025, March 10). Retrieved 04 April 2025, from https://www.inspirahealthnetwork.org/. https://www.inspirahealthnetwork.org/news/healthy-living/brain-rot-explained-how-digital-overload-affects-your-mind

Yousef, A. M., Alshamy, A., Tlili, A., & Metwally, A. H. (2025). Demystifying the new dilemma of brain rot in the Digital Era: A review. Brain Sciences15(3), 283. Retrieved 04 April 2025, from https://doi.org/10.3390/brainsci15030283

Ipb.ac.id. (2025, March 17). Students’s learning motivation declines due to brain rot, IPB University psychologist discusses solutions –. IPB University. Retrieved 04 April 2025, from https://www.ipb.ac.id/news/index/2025/03/studentss-learning-motivation-declines-due-to-brain-rot-ipb-university-psychologist-discusses-solutions/

 

Versi Terbaru

15/04/2025

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh Ririn Nur Abdiah Bahar, S.Psi., M.Psi.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Jadi Stres karena Melihat "Keindahan" Media Sosial? Yuk, Bijak Menggunakannya!

Mengenal Phubbing, Mengabaikan Orang Lain Karena Ponsel


Ditinjau secara medis oleh Ririn Nur Abdiah Bahar, S.Psi., M.Psi. · Psikologi · None · Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Diperbarui 15/04/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan