Pria dan wanita yang sudah menikah bukan berarti tidak mungkin melakukan perselingkuhan. Apalagi jika ada niatan dan kesempatan. Namun, di antara keduanya, siapa ya yang lebih rawan selingkuh setelah menikah?
Pria atau wanita, mana yang mungkin selingkuh setelah menikah?
Banyak yang mengatakan bahwa kaum pria lebih mungkin melakukan perselingkuhan. Padahal, wanita juga bisa selingkuh. Jadi, apakah pria cenderung lebih rawan selingkuh dibanding wanita, atau justru sebaliknya?
Pada umumnya, perselingkuhan yang dilakukan oleh sebagian pria terjadi karena alasan untuk memuaskan nafsu belaka. Maka banyak yang mengatakan bahwa hal tersebut adalah keinginan sesaat yang tidak dipikirkan secara matang.
Sementara,penyebab istri selingkuh, mungkin dilakukan ketika ia merasa tidak terpenuhi kebutuhannya dalam jangka waktu yang lama.
Seorang couple therapist, Tammy Nelson menjelaskan, perempuan yang berselingkuh lebih pintar menyembunyikan rahasia perselingkuhannya dibanding pria.
Namun, di lain sisi pria juga katanya cenderung lebih tenang dalam ketika berselingkuh. Hal ini membuat pria lebih lama mempertahankan sebuah perselingkuhan karena tidak merasa sedang melakukan suatu perbuatan yang salah. Bahkan, pria juga memiliki kecenderungan untuk melakukannya beberapa kali dengan beberapa wanita berbeda.
Maka itu, kemungkinan wanita dan pria berselingkuh, tidak dapat disimpulkan mana yang lebih rawan selingkuh. Pastinya, pria dan wanita yang sudah memiliki niatan untuk berselingkuh, akan memanfaatkan tiap kesempatan untuk melakukannya.
Tentu saja, ada beragam hal yang bisa memunculkan niat seseorang selingkuh setelah menikah. Jadi tidak semua laki-laki atau perempuan memiliki kecenderungan yang sama dalam berselingkuh.
Hal yang bisa menimbulkan niatan selingkuh setelah menikah
Ada banyak faktor yang mungkin menimbulkan niat pasangan berselingkuh meski sudah menikah. Tentu saja, masalah rumah tangga hingga keinginan pribadi bisa jadi penyebabnya.
Atau bisa saja kebiasaan, masalah psikologis, atau trauma di masa lalu ‘menuntun’ seseorang baik sadar ataupun tidak, melakukan sebuah perselingkuhan. Simak penjelasannya berikut.
1. Candu terhadap sesuatu
Anda mungkin tidak menyadari, bahwa kecanduan terhadap obat-obatan terlarang, alkohol, judi, atau hal lainnya selain tidak baik untuk kesehatan juga tidak baik untuk kesehatan mental.
Kebiasaan untuk ‘memanjakan’ diri dengan membiarkan terjerumus ke dalam kebiasaan yang kurang baik memang membuat seseorang menjadi lupa dan tidak memiliki kontrol diri yang baik.
Salah satu contoh nyata adalah kebiasaan minum hingga mabuk. Jika dibiarkan kebiasaan ini bisa saja menimbulkan kecanduan dalam diri Anda. Padahal, mabuk membuat Anda kehilangan kesadaran diri, sehingga Anda mungkin melakukan hal-hal di luar niatan. Hal ini juga termasuk berselingkuh.
Meski saat sober atau sadar diri Anda tidak punya niatan untuk berselingkuh, siapa yang tahu hal apa saja yang bisa Anda lakukan saat kehilangan kesadaran?
Anda bisa saja melakukan hal-hal di luar batas yang dianggap sebagai perbuatan selingkuh. Oleh karenanya, kecanduan akan sesuatu juga menjadi faktor seseorang rawan selingkuh tanpa memandang gender.
2. Perselingkuhan sebelumnya
Bukan hanya sekedar isapan jempol belaka, penelitian yang dimuat dalam Archive of Sexual Behavior menyatakan bahwa seseorang yang pernah berselingkuh sebelumnya, lebih rawan selingkuh setelah menikah.
Begitu pula dengan pasangan orang yang berselingkuh akan merasa was-was bahwa pasangannya akan melakukan hal tersebut kepadanya, sehingga ia akan lebih hati-hati dalam bersikap.
Hal ini membuat hilang kepercayaan dalam sebuah hubungan sehingga hubungan tidak harmonis. Ketidakharmonisan ini membuat orang menjadi rawan selingkuh setelah menikah.
3. Gangguan kepribadian
Salah satu jenis gangguan kepribadian yang dapat membuat seseorang memutuskan untuk berselingkuh adalah narsisme. Narsisme membuat seseorang menjadi egois dan mementingkan dirinya sendiri.
Hal ini membuat seseorang lebih rawan selingkuh karena sifat egois dan keinginan untuk mendapat pengakuan bahwa dirinya disukai dan dicintai oleh banyak orang membuatnya ingin membuktikan dengan berbagai cara, salah satunya berselingkuh.
Selain itu, seseorang dengan gangguan ini kadang terlalu fokus terhadap dirinya sendiri sehingga tidak memiliki empati terhadap orang lain, bahkan pasangannya sendiri. Maka dari itu, orang tersebut tidak memiliki rasa peduli terhadap dampak buruk atas perilakunya terhadap pasangannya.
4. Trauma masa kecil
Jika seseorang menyimpan rapat trauma masa kecil yang dimilikinya, hal ini mungkin saja berdampak pada pembentukan jati dirinya. Trauma ini bisa berupa apa saja, baik fisik, seksual, maupun emosional. Jika tidak diatasi, maka hal ini mungkin akan memberikan pengaruh buruk pada pembentukan karakternya di masa depan.
Contohnya, orang yang pernah mengalami kekerasan seksual di masa kecilnya memiliki kemungkinan untuk berperilaku menyimpang saat sudah dewasa. Salah satunya, rawan selingkuh.
Di sisi lain, seseorang yang mengetahui bahwa orang tuanya berselingkuh saat ia masih kecil juga memiliki kemungkinan untuk melakukan hal yang sama dalam pernikahannya sendiri.