backup og meta

Tak Hanya Sedih, 5 Dampak Buruk Ini Terjadi Pada Korban Perselingkuhan

Tak Hanya Sedih, 5 Dampak Buruk Ini Terjadi Pada Korban Perselingkuhan

Tentu saja tidak ada yang mau menjadi korban perselingkungan. Pelaku perselingkuhan boleh saja bersenang-senang dengan pasangan selingkuhnya. Namun, bagaimana dengan korban perselingkuhan? Tidak hanya merasa sedih, terkejut, atau ingin marah, korban perselingkuhan harus menghadapi sebuah kenyataan pahit mengenai hubungan percintaannya yang harus dihiasi oleh kejadian yang tidak menyenangkan. Bahkan, pada kasus-kasus tertentu, sebuah perselingkuhan dapat memberikan dampak buruk terhadap kesehatan mental korban perselingkuhan.

Apa saja dampak perselingkuhan terhadap kesehatan mental yang mungkin dirasakan oleh korban perselingkuhan?

Dampak buruk perselingkuhan terhadap kesehatan mental

Korban perselingkuhan tak hanya merasa kecewa dan sedih, mereka akan mengalami berbagai masalah mental yang cukup serius.

1. Merasa tidak berharga

Tidak hanya merasa disakiti, Anda akan cenderung merasa tidak berharga. Korban perselingkuhan merasa sang pasangan selingkuh karena ia tidak bisa memenuhi keinginan pasangan. Ia akan merasa tidak mampu hingga akhirnya merasa kehilangan harga diri.

Jika ini terjadi pada Anda, hal tersebut akan menimbulkan dampak yang tidak ringan. Anda akan mulai berpikiran negatif yang sebenarnya belum tentu benar.

Anda juga akan cenderung menyalahkan diri Anda terhadap perselingkuhan yang dilakukan oleh pasangan Anda. Padahal, belum tentu semuanya adalah kesalahan Anda.

Jika dibiarkan berlarut-larut, Anda akan kehilangan rasa percaya diri Anda dan kurang bersyukur terhadap hal yang Anda miliki saat ini.

2. Depresi

Menurut sebuah penelitian yang dimuat di NCBI, pengalaman yang memalukan bisa menimbulkan depresi di kemudian hari. Meskipun tidak melakukannya, korban perselingkuhan cenderung merasa malu jika pasangannya ketahuan berselingkuh dengan orang lain.

Kesehatan mental korban perselingkuhan dapat menurun drastis hingga korban merasa depresi. Jika sudah pada kondisi tersebut, umumnya korban akan merasa sedih berlarut-larut, kehilangan nafsu makan dan mengalami gangguan tidur.

3. Gangguan kecemasan

Masalah kesehatan mental terhadap korban perselingkuhan yang juga mungkin muncul adalah gangguan kecemasan. Masalah ini biasanya muncul saat seseorang merasa di bawah tekanan atau ancaman. Setelah diselingkuhi, korban perselingkuhan cenderung trauma terhadap hal yang telah dialaminya.

Kondisi ini akan menjadi semakin parah jika perselingkuhan ini berdampak besar pada aspek kehidupan korban lainnya. Hal ini mungkin terjadi pada korban perselingkuhan yang sudah menikah dengan pasangannya.

4. Masalah makan

Perubahan selera makan juga mungkin terjadi jika Anda sedang merasa dalam kondisi stres dan tertekan. Hal ini mungkin kasusnya berbeda pada tiap orang. Pasalnya, ada orang yang cenderung lebih banyak makan saat tertekan, tapi ada juga yang justru kehilangan selera makan sama sekali saat berada di kondisi yang sama.

Salah satu dampak negatif terhadap kesehatan mental korban perselingkuhan ini dapat menimbulkan masalah kesehatan fisik sebab makan terlalu sedikit membuat tubuh kekurangan nutrisi dan kehilangan salah satu sumber energi. Sementara, makan terlalu banyak juga berdampak buruk pada kesehatan fisik, seperti sakit perut dan mual.

5. Menggunakan obat-obatan terlarang

Pada kondisi-kondisi tertentu, perselingkuhan yang dilakukan oleh pasangan bukanlah suatu hal mudah untuk diterima. Bahkan, sekalipun Anda adalah orang yang kuat dan tegar, pasti perselingkuhan ini dapat memiliki dampak tertentu pada kesehatan mental Anda.

Namun, pada beberapa orang, dampak negatif terhadap kesehatan mental korban perselingkuhan bisa menyebabkan keinginan untuk bunuh diri atau lari kenyataan karena terlalu sukar untuk dihadapi.

Umumnya, dalam kondisi seperti ini, orang tidak bisa berpikir dengan baik hingga melakukan hal-hal ekstrem yang dapat merugikan diri sendiri, seperti menggunakan obat-obatan terlarang sebagai tempat untuk ‘mengalihkan perhatian’ atau ‘melarikan diri’ dari kenyataan pahit yang ada di depan mata.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Brown, G., Harris, T., & Hepworth, C. (1995). Loss, humiliation and entrapment among women developing depression: a patient and non-patient comparison. Psychological Medicine25(1), 7-21. doi: 10.1017/s003329170002804x

Dolan, E. (2017). How psychological distress from being cheated on can harm your physical health. Retrieved from https://www.psypost.org/2017/05/psychological-distress-cheated-can-harm-physical-health-49058

Dovey, D. (2017). This Is How Being Cheated On Affects Your Health. Retrieved from https://www.medicaldaily.com/how-does-infidelity-affect-your-health-cheating-victims-higher-risk-mental-and-418646

Whisman M. A. (2016). Discovery of a Partner Affair and Major Depressive Episode in a Probability Sample of Married or Cohabiting Adults. Family process55(4), 713–723. doi:10.1111/famp.12185

Millar, A. (2017). How cheating affects your health and sex life. Retrieved from https://patient.info/news-and-features/how-an-affair-affects-your-sexual-and-mental-health

How Stress Can Make You Eat More — Or Not At All. (2016). Retrieved from https://health.clevelandclinic.org/how-stress-can-make-you-eat-more-or-not-at-all/

Versi Terbaru

04/07/2019

Ditulis oleh Annisa Hapsari

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Nimas Mita Etika M


Artikel Terkait

6 Cara Menurunkan Hormon Kortisol yang Tinggi

Obsessive Love Disorder


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 04/07/2019

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan