backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Pasangan Ngebet Nikah Tapi Anda Belum Siap, Harus Apa?

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 21/05/2024

Pasangan Ngebet Nikah Tapi Anda Belum Siap, Harus Apa?

Tidak semua orang punya target hidup yang sama, termasuk soal menikah. Tak jarang, perbedaan target pernikahan juga terjadi pada sepasang kekasih. Anda mungkin masih ingin bersantai, tetapi pasangan Anda sudah ngebet nikah.

Perbedaan target pernikahan sering kali justru menempatkan suatu hubungan di ujung tanduk. Lantas, bagaimana sebaiknya kondisi ini dihadapi? Simak ulasan berikut untuk informasinya.

Tanda-tanda pasangan sudah ngebet nikah

Selain menyampaikannya secara blak-blakan, beberapa orang sering kali menunjukkan keinginannya untuk segera menikah secara tersirat.

Biasanya, seseorang yang sudah ngebet nikah akan melakukan berbagai hal berikut pada pasangannya.

1. Mengaitkan berbagai hal dengan pernikahan

masalah rumah tangga

Satu hal yang paling sering dilakukan oleh seseorang yang sudah ngebet nikah adalah membicarakan rencana ini pada setiap kesempatan.

Ketika berjalan-jalan bersama Anda, ia mungkin akan berusaha menghubungkan segala hal dengan kehidupan rumah tangga.

Sebagai contoh, saat melewati sekolah, ia akan mengatakan bahwa bangunan tersebut akan menjadi tempat sekolah anak Anda di masa mendatang.

Selain itu, pasangan yang sudah ngebet nikah biasanya mulai sering mengirimkan, mention, atau mengetag hal-hal terkait pernikahan ke akun media sosial Anda.

2. Selalu membayangkan pernikahan ideal bersama Anda

Membicarakan rencana pernikahan yang ideal bersama pasangan tentu merupakan hal yang wajar.

Akan tetapi, jika pasangan Anda terus-menerus melakukannya, ini bisa menjadi tanda bahwa ia sudah ngebet nikah.

Keinginan yang kuat ini biasanya semakin terlihat ketika Anda mengajaknya ke pesta pernikahan. Selama berada di acara tersebut, ia akan terus membicarakan pesta pernikahan idamannya.

Anda mungkin mendengar berbagai ungkapan berikut, “Sayang, dekor pestanya bagus, deh! Aku mau yang kayak gitu nanti, kalau kamu?” “Gedungnya pas, nih, cocok buat jumlah teman dan keluarga kita,” atau “Ih, nggak sabar deh, duduk di pelaminan juga.”

3. Sering menanyakan kesiapan Anda

Jika cara pasif agresif tidak juga menyadarkan pasangannya tentang keinginan untuk menikah, seseorang yang sudah ngebet nikah tidak akan ragu untuk langsung menembak.

Artinya, alih-alih memberi kode-kodean, ia akan langsung menanyakan kapan Anda siap menikahinya.

Sebagai pihak yang belum siap menikah, Anda memang bisa berusaha menghindari percakapan ini.

Namun, pasangan Anda yang sudah ngebet nikah juga memiliki berbagai cara supaya Anda menjawab pertanyaannya.

Cara menghadapi pasangan yang ngebet nikah

Tidak ada salahnya memiliki niat untuk menyegerakan menikah. Namun, keputusan untuk menikah memerlukan persetujuan dan kesiapan kedua belah pihak.

Jika Anda memang benar-benar belum siap atau yakin, cobalah ajak pasangan untuk berdiskusi mengenai keputusan ini menggunakan berbagai cara berikut.

1. Beri jawaban tegas, tapi tidak menyinggung

Meski memiliki perbedaan terkait target pernikahan, sebaiknya jangan langsung mematahkan harapan pasangan Anda.

Pada dasarnya, ia juga berhak mendapatkan kejelasan tentang tujuan hubungan Anda berdua ke depannya.

Oleh karena itu, cobalah untuk berdiskusi santai untuk memperjelas alasan timbulnya keinginan menikah pada pasangan Anda.

Mengutip situs The Legacy Project, pernikahan yang didasari hal yang kurang tepat akan membuat rumah tangga terasa lebih berat.

Jika penjelasan pasangan tidak juga membulatkan tekad Anda, beri tahu bahwa Anda memiliki rencana untuk menikah, tapi tidak dalam waktu dekat. Setelah itu, jangan lupa memberikan alasan yang sejujurnya.

Satu hal yang tidak kalah penting adalah jangan berusaha membohongi pasangan Anda. Artinya, apabila Anda tidak punya niat menikah, sampaikanlah hal tersebut kepada pasangan Anda.

2. Minta waktu dan pengertian

Menikah tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tak dapat dipungkiri bahwa persiapan menikah membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Selain dari segi fisik dan finansial, Anda juga harus menyiapkan mental.

Bila memang itu yang Anda khawatirkan, katakan pada pasangan bahwa Anda butuh waktu untuk mempersiapkan diri dan menabung agar rencana pernikahan berjalan lancar.

Selain itu, sampaikan bahwa berbagai persiapan ini tidak hanya untuk hari-H pernikahan, tetapi juga menunjang kehidupan setelah menikah.

Setelah itu, cobalah untuk menentukan tenggat waktu pernikahan bersama. Dengan begitu, pasangan Anda tidak akan merasa diberi harapan palsu, sementara Anda tidak akan merasa tertekan.

3. Tinggalkan jika tidak mau menunggu

Apabila pasangan Anda masih terus mendesak Anda menikahinya meski sudah diberikan penjelasan yang masuk akal untuk bersabar menunggu, tak ada salahnya mempertimbangkan kelanjutan hubungan tersebut.

Jika Anda tidak merasa cocok dengan kelakuan pasangan yang ngebet nikah, jangan memaksa untuk bertahan. Pada dasarnya, ia tidak berhak memaksa Anda dan Anda pun tidak berhak memaksanya untuk menunggu.

Pasalnya, pernikahan seharusnya menjadi keputusan bersama. Menjalani rumah tangga dengan paksaan justru berisiko membuat Anda dan pasangan merasa sengsara.

Memang tidak ada pernikahan yang luput dari ujian rumah tangga. Namun, jika Anda memulainya dengan penuh tekanan dan paksaan, permasalahan tersebut akan lebih sering muncul.

Kesimpulan

Jika Anda belum siap memenuhi keinginan pasangan yang ngebet nikah, usahakan jangan langsung menolaknya. Pertama, dengarkan terlebih dahulu alasan mereka ingin segera menikah. Apabila alasannya tidak juga meyakinkan Anda, sampaikan hal yang membuat Anda belum siap menikah dan tentukan tenggat pernikahan bersama.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 21/05/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan