backup og meta

Benarkah Pasangan Bisa Cemburu Pada Anak Sendiri?

Benarkah Pasangan Bisa Cemburu Pada Anak Sendiri?

Pasangan cemburu pada orang lain yang mendekati Anda mungkin adalah hal wajar, tetapi bagaimana dengan anak sendiri? Faktanya, ada beberapa pasangan yang baru saja menjadi orangtua mengakui bahwa mereka merasa pasangannya ‘direbut’ oleh anaknya sendiri.

Apa yang menyebabkan kondisi ini dapat terjadi dalam sebuah keluarga dan bagaimana cara menghadapinya?

Pasangan bisa cemburu pada anak sendiri

Sebenarnya, pasangan atau orangtua baru yang cemburu pada anak sendiri cukup jarang terjadi. Faktanya, kondisi ini lebih sering ditemui pada orang yang menunjukkan rasa cemas berlebihan dalam hubungan bahkan sebelum kelahiran anak pertama mereka. 

Anda mungkin berpikir hal ini tidak masuk akal karena siapa yang bisa merasa iri terhadap bayi? Padahal, hal ini telah dibuktikan melalui penelitian dari Journal of Social and Relationship

Para ahli memakai data dari sebuah proyek bernama New Parents Project. Proyek ini merupakan studi untuk melihat bagaimana pasangan yang menjadi tulang punggung keluarga menyesuaikan diri menjadi orangtua untuk pertama kali. 

Penelitian ini diikuti oleh 182 pasangan yang sebagian besar sudah menikah. Selama trimester ketiga kehamilan, ayah dan ibu mencoba menyelesaikan beberapa pertanyaan, termasuk rasa cemas dan terikat satu sama lain. 

Di dalam kuesioner tersebut para peserta ditanya apakah mereka setuju dengan pertanyaan seperti kekhawatiran ditinggalkan atau kehilangan cinta dari pasangan. Lalu, tiga bulan setelah bayi para peserta lahir, pasangan kembali menyelesaikan pertanyaan seputar hubungan antara pasangan dengan bayi.

Kebanyakan dari mereka menganggap bahwa mereka tidak begitu suka ketika pasangannya membanjiri bayi dengan perhatian dan kasih sayang berlebih dibandingkan ketika bersama mereka.

asuransi keluarga

Seperti yang sudah diprediksi oleh para peneliti, mereka menemukan pasangan akan jauh lebih cemburu pada anak pertamanya tiga bulan setelah dilahirkan dibandingkan pada saat masa kehamilan. 

Hal ini mungkin dikarenakan pasangan yang mengalami rasa cemas berlebihan dahulu lebih sering menerima banyak perhatian dari pasangannya. Pada saat bayi pertama lahir, tentu perhatian akan lebih berfokus pada anaknya. 

Kondisi ini ternyata dapat terjadi baik pada orangtua (ayah maupun ibu) yang needy atau merasa cemas. Keduanya cenderung dapat merasa cemburu pada waktu yang dihabiskan pasangan mereka dengan bayi yang baru lahir.

Dari penelitian ini terlihat bahwa program untuk para calon orangtua untuk menyadari hubungan mereka sebelum bayi pertama lahir sangat diperlukan. 

Rasa cemburu pasangan berpengaruh pada hubungan

cara memberitahu keluarga soal keguguran

Beberapa pasangan mungkin pada awalnya menganggap rasa cemburu pasangan pada anak pertamanya adalah hal yang imut. Namun, jika dibiarkan terlalu lama, kecemburuan ini berpengaruh buruk terhadap hubungan Anda dengan pasangan. 

Rasa cemburu dalam waktu yang lama ternyata bisa menyulitkan hubungan antar pasangan dan meningkatkan stres di antara keduanya. 

Dari studi di atas ditemukan bahwa ketika salah satu pasangan merasa cemburu pada anak pertamanya, ternyata dapat menurunkan kepuasan hubungan setelah menjadi orangtua. Akibatnya, hubungan pasangan dapat merenggang dan bisa menjadi salah satu alasan mengapa setelah anak pertama lahir, rasa puas terhadap pasangan pun ikut turun. 

Hal ini bisa terjadi pada setiap pasangan jika tidak memiliki komunikasi yang baik dengan pasangan. Konflik dan pertengkaran mungkin akan lebih sering muncul karena ada banyak hal yang perlu dipikirkan dan dilakukan setelah bayi lahir.

Bayangkan, Anda atau pasangan mungkin mempunyai lebih sedikit waktu untuk memikirkan kebutuhan pasangan dan begitu juga sebaliknya. 

Kondisi ini terjadi karena Anda berdua berusaha menyesuaikan diri dengan bayi yang baru lahir. Bagi ayah dan ibu yang mungkin menjadi pencari nafkah mungkin hal ini menjadi tanggung jawab baru. 

Akibatnya, stres, frustasi, dan konflik bagi Anda dan pasangan pun tidak dapat dihindari. Ada beberapa waktu yang mungkin Anda berdua mencoba menghindari diskusi dan merasa tidak puas dalam hubungan. 

Beberapa peristiwa di atas bisa saja disebabkan oleh rasa cemburu yang dialami oleh pasangan terhadap anak pertamanya dan menjadi pertanda hubungan Anda sedang dalam tekanan. 

Bagaimana atasi masalah pasangan yang needy dan pencemburu?

Pasangan yang merasa cemas berlebihan mungkin merasa cemburu terhadap anak pertamanya dan berpengaruh terhadap kualitas hubungan Anda berdua. Maka itu, Anda dan pasangan perlu mempersiapkan diri untuk menjadi orangtua pertama kali dan menjaga hubungan agar tidak terjun bebas.

Berikut ini ada beberapa tips untuk para calon orangtua yang mungkin merasa takut bayi akan mengalihkan perhatian dari pasangannya.

Menjaga prioritas hubungan

mengubah kebiasaan buruk pasangan

Salah satu cara mengatasi rasa cemburu pasangan pada anak yang bisa berdampak buruk pada Anda berdua adalah tetap menjaga prioritas hubungan. Misal, memenuhi kebutuhan Anda berdua dan mendukung peran masing-masing sebagai orangtua ternyata cukup penting. 

Apabila Anda berdua merasa hubungan semakin renggang dengan kehadiran bayi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kerenggangan tersebut tidak semakin lebar sebagai berikut.

  • Meluangkan waktu bersama secara teratur dan tunjukkan bahwa Anda peduli.
  • Menyisihkan waktu untuk mendengarkan keluh kesah, seperti saat bayi sudah tidur.
  • Berteman dengan orangtua baru lainnya disamping teman lama dan keluarga.

Awalnya mungkin akan terasa sulit. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu Anda berdua mungkin akan terbiasa dengan jadwal ‘kencan’ yang sudah disepakati dan membangun kembali romansa setelah anak lahir. 

Berbagi tugas

manfaat menyusui bagi bayi

Terdengar menyusahkan, tetapi ternyata berbagi tugas dapat menjaga hubungan tetap sehat ketika pasangan merasa cemburu pada anak pertamanya. 

Kehamilan merupakan waktu yang tepat untuk berdiskusi dan berbagi tugas ketika bayi lahir dan apakah Anda dan pasangan ingin melakukan sesuatu dengan berbeda. 

Perlu diingat bahwa penting untuk menjadi fleksibel dan sering melihat konsep berbagi tugas Anda berdua dari waktu ke waktu. Hal ini dikarenakan seiring dengan bayi tumbuh, akan ada beberapa perubahan yang mungkin memengaruhi rencana Anda berdua.

Selain itu, hal ini juga membantu Anda dan pasangan untuk tidak terlihat timpang dalam perhatian kepada bayi. Sebagai contoh, pada saat sang ibu baru belajar menyusui, sebagai pasangan mungkin Anda bisa menghargai usaha ia untuk berusaha. 

Rasa cemburu pasangan pada anak mungkin hanya bertahan sebentar karena menjadi orangtua adalah tugas seumur hidup. Maka itu, memiliki persiapan mental yang baik antara Anda dan pasangan sangat berdampak pada hubungan agar tidak merenggang ketika bayi baru saja lahir. 

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Dads: preparing for relationship changes after baby. (2018). The Australian Parenting Website. Retrieved 20 March 2020, from https://raisingchildren.net.au/pregnancy/dads-guide-to-pregnancy/early-pregnancy/dads-relationship-changes#relationship-changes-after-baby-what-men-can-expect-nav-title

Focus on The Family. Preparing your first step into parenthood. The Asian Parent Singapore. Retrieved 20 March 2020, from https://sg.theasianparent.com/preparing-first-step-parenthood

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Nabila Azmi

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Abduraafi Andrian


Artikel Terkait

Obsessive Love Disorder

Haruskah Orangtua Ikut Kelas Parenting?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan