Namun demikian, Hastings menyatakan bahwa rasa cemburu bisa dibilang sehat ketika Anda tetap mampu untuk berpikir logis, tidak membesar-besarkan masalah sehingga dibiarkan berlarut-larut. Jika Anda merasa cemburu, ungkapkanlah langsung kepada dirinya, bukan menghardik dan akhirnya jadi bertengkar yang tidak perlu.
Misalnya begini. Anda mencurigai adanya pihak ketiga dalam hubungan Anda berdua. Di saat seperti ini, Anda seharusnya tidak membiarkan rasa cemburu membabi buta dalam hati. Cemburu yang sehat adalah ketika Anda mampu menenangkan diri dan mulai membicarakan masalah tersebut pada pasangan. Anda bisa berbicara baik-baik tanpa terbutakan emosi.
Selama pasangan Anda menjelaskan jawaban dari pertanyaan Anda, Anda harus mendengarkan dengan baik dan mengesampingkan curiga-curiga yang berlebihan. Jika rasa cemburu ini bisa diselesaikan dan dilewati dengan baik, hal ini justru bisa memperkuat rasa cinta dan komitmen antara Anda dengan pasangan.
Lalu, cemburu yang tidak sehat itu seperti apa?
Perbedaan antara cemburu yang sehat dan tidak sehat ini sebetulnya bisa dibedakan dari bagaimana cara Anda menghadapinya. Jika Anda berubah menjadi obsesif dan menunjukkan perilaku posesif, seperti cek hape pasangan, cek sms dan chat, menjawab panggilan masuk, kepo-in Facebook dan email, sampai diam-diam mengikuti pasangan kemana pun ia pergi – hati-hati, ini bisa jadi pertanda cemburu yang tidak sehat. Bahkan ada beberapa orang yang cemburu sampai melarang pasangannya keluar rumah atau memintanya untuk tidak berteman dengan seseorang yang dicemburuinya tersebut.
Dengan ancaman rasa takut dan pikiran yang terus menerus dihantui hal negatif ini, tak ayal akan membuat Anda menuduh pasangan berselingkuh. Tak jarang rasa cemburu yang tidak sehat ini bisa menyebabkan adanya konflik, perpisahan, atau bahkan kekerasan di dalam hubungan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar