Kekerasan terhadap pasangan dulu disebut sebagai kekerasan domestik, alias Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), tetapi istilah yang kini mulai lebih banyak digunakan adalah kekerasan pasangan intim. Hal ini sebagian besar dikarenakan karena kini semakin banyak orang yang merangkul stereotip bahwa “pelaku kekerasan adalah selalu laki-laki dan korban selalu perempuan” tidak selalu benar.
Kekerasan pasangan intim adalah setiap tindakan, upaya, atau ancaman kekerasan atau kekerasan oleh salah seorang anggota keluarga atau pasangan intim. Hal ini dapat ditujukan untuk diri sendiri atau pasangan Anda dalam hubungan intim tersebut.
Siksaan dapat mengambil banyak bentuk termasuk fisik, seksual, psikologis, atau verbal. Hal ini dapat mencakup nama panggilan untuk mencoreng nama baik, komentar merendahkan, atau kekuatan fisik — termasuk (dan tidak terbatas pada) menampar, memukul, dan menendang. Kekerasan pasangan intim tidak memerlukan keintiman seksual dan tidak eksklusif untuk pasangan heteroseksual atau homoseksual.
Kenapa sulit melepaskan diri dari hubungan abusive?
Tidak ada yang ingin mengakui bahwa mereka berada dalam hubungan abusive, tetapi mengakui betapa berbahayanya pasangan kadang bisa jadi lebih sulit tanpa adanya kekerasan fisik. Banyak orang bertanya “Mengapa tidak kabur saja? Mengapa ia justru memilih untuk tetap bersama orang itu?” — tidak sesederhana itu. Penting untuk memahami bahwa ada banyak hambatan untuk keselamatan dalam hubungan abusive; misalnya, ancaman nyawa, monopoli keuangan, atau rasa takut. Meninggalkan pasangan seringnya berbahaya dan ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan oleh “korban” dalam menganalisis bagaimana harus bertindak menanggapi pasangan yang kejam.
Cara keluar dari jeratan hubungan abusive
Ketika Anda mulai menyadari bahwa pasangan Anda lebih sering membuat Anda merasa sedih daripada bahagia, sekarang saatnya untuk menemukan cara untuk membebaskan diri.
1. Kenali perlakuan kejamnya
Baris pertama pertahanan Anda adalah untuk selalu menuntut ia menghentikan perilaku kasar dan kekerasannya. Meski ini terdengar seperti hal yang jelas untuk dilakukan, banyak korban tidak menyadari bahwa mereka layak diperlakukan dengan hormat, dan karena itu tidak menuntut haknya. Abuser emosional bertujuan untuk meruntuhkan harga diri Anda dan memaksa Anda untuk merasa bergantung pada mereka. Tegaskan pada pasangan bahwa Anda terbuka untuk mendengar kekhawatiran tentang tindakan Anda dan bagaimana mereka mempengaruhi dirinya, tapi tidak akan lagi terlibat dalam percakapan yang menyerang siapa Anda sebagai pribadi.
Perhatikan cara pasangan Anda berbicara kepada Anda dan saat-saat ketika Anda mungkin merasa pasangan Anda memanipulasi Anda. Didik diri sendiri tentang kekerasan dalam rumah tangga dan pelecehan. Cari kata-kata dan frase yang umum ditemukan dalam pelecehan verbal dan emosional, efek samping dari hubungan abusive, “gaslighting” (taktik manipulasi psikologi yang dilakukan penjahat agar publik menilai dirinya sebagai pihak yang lemah), dan pencucian otak. Belajar sedikit setiap hari tentang bagaimana pasangan Anda memanipulasi dan mengontrol Anda mengurangi kemampuan mereka untuk melakukannya.
Juga, pertimbangkan apa yang Anda bersedia lakukan untuk dirinya? Apa yang benar-benar tidak Anda akan lakukan? Pastikan Anda menyesuaikan permintaan ini dengan kesejahteraan pribadi dan integritas Anda. Jangan setuju untuk melakukan hal-hal sederhana untuk sekadar menjaga perdamaian atau menyelamatkan krisis, terutama jika dalam hati Anda tahu itu tidak tepat untuk Anda. Hal ini memungkinkan Anda untuk bergerak maju dengan langkah selanjutnya dari tempat kekuasaan, bukan tempat ketakutan.
Jika Anda menemukan diri Anda secara konsisten tidak berdaya di hadapan pasangan Anda, berhenti menyalahkan diri sendiri dan mulai mengakui masalah yang sebenarnya. Semakin cepat Anda membiarkan diri Anda untuk mengenali tindakan abusive, semakin cepat Anda dapat mulai untuk mencari jalan keluar.
2. Berdamai dengan diri Anda
Anda harus menghilangkan rasa kebencian terhadap diri sendiri. Tidak apa bagi Anda untuk melihat kelemahan Anda, tapi jangan mengkritik diri sendiri atas apa yang membuat diri Anda. Setiap orang memiliki ketidaksempurnaan dan tidak ada yang sempurna. Jangan mencoba untuk menjadi dan tidak memberikan tekanan yang tidak semestinya pada diri sendiri untuk menjadi seseorang yang Anda tidak. Jujur dengan diri Anda sendiri dan rangkul diri Anda. Hal ini perlu untuk dilakukan sebelum Anda mulai untuk mengatasi emosi yang tertekan, seperti perasaan malu, takut, dan marah.
Pahami bahwa untuk benar-benar terbebas dari hubungan abusive melibatkan mengembangkan hubungan yang sehat dengan diri sendiri dan dengan orang lain. Untuk melakukan hal ini, jangan pernah mengatakan apapun yang menghina atau menyakiti diri sendiri. Putuskan untuk menjadi baik dan penuh kasih kepada diri sendiri. Jangan melanjutkan dengan dialog verbal dalam kepala Anda yang mengulang atau mencerminkan hal-hal negatif apapun yang dikatakan oleh pasangan Anda tentang diri Anda.
3. Buat rencana keselamatan
Akan ada saat-saat sukacita dan kesenangan dalam hubungan abusive Anda. Tidak ada yang melarang untuk Anda dapat menikmati seks, pujian, lelucon, tapi jangan terlena dalam suasana. Jangan berasumsi bahwa karena ia (akhirnya) tersenyum sebentar lalu senyum tersebut akan berada di sana di momen selanjutnya. Manusia membutuhkan sukacita dalam hidup mereka, jadi manfaatkan semua yang Anda bisa.
Terlepas dari semua itu, Anda masih perlu rencana keselamatan. Perilaku seseorang yang abusive tidak terduga dan Anda tidak pernah tahu kapan Anda akan harus menjauh dari mereka. Memikirkan rencana keselamatan selama saat-saat damai akan membantu Anda untuk berpikir lebih cepat dan jelas pada saat-saat bahaya.
Temukan cara untuk berhubungan kembali dengan orang-orang lain yang mendukung dan mencintai Anda untuk persis siapa Anda. Isolasi adalah teman terbaik pelaku. Ketika Anda terisolasi dari orang lain, Anda kehilangan pegangan hidup yang paling berharga yang dapat Anda miliki — gagasan dan pandangan hidup dari orang lain selain pelaku. Dampak dari perilaku kasar dan kekejamannya akan dapat meningkat oleh hanya mendengar pendapat dari pasangan Anda, sehingga baik untuk tetap juga hubungan dengan dunia luar rumah:
- Hubungi yayasan perempuan atau LBH lokal dan mencari tahu bagaimana Anda bisa menggunakan jasa mereka, jika perlu.
- Dapatkan bantuan dari anggota keluarga yang dipercaya, teman, rekan kerja, atau tetangga tentang situasi Anda dan rancang rencana untuk melarikan diri.
- Mencatat semua kejadian kekerasan. Catatan semua tanggal, peristiwa dan ancaman yang dibuat.
- Kumpulkan bukti kekerasan fisik, seperti gambar.
- Simpan dan sembunyikan cadangan set kunci kendaraan.
- Sisihkan uang. Minta teman-teman atau anggota keluarga untuk menyimpan uang untuk Anda.
- Kemas tas, termasuk apa-apa yang penting bagi Anda, seperti identifikasi, surat-surat mobil, akte kelahiran, kartu jaminan sosial, kartu kredit, pakaian untuk diri sendiri dan anak-anak Anda, sepatu, obat, informasi perbankan, uang, dan nomor telepon penting. Hal ini akan memungkinkan Anda untuk pergi dengan cepat saat situasi membutuhkan.
Salah satu hal yang paling sulit tentang merencanakan perencanaan keselamatan adalah bahwa hal tersebut memaksa Anda untuk menghadapi apa yang terjadi dalam hubungan Anda secara realistis. Ketika Anda jujur menganalisis hubungan abusive Anda, kepanikan untuk segera pergi dimulai. Cobalah untuk menjaga kecemasan Anda tetap terkendali dengan berpikir bahwa Anda telah sampai sejauh ini dan Anda dapat bertahan sedikit lebih lama lagi selagi Anda memutuskan apakah akan tetap tinggal atau pergi.
Sangat penting untuk Anda tetap merahasiakan rencana keselamatan Anda. Berhati-hatilah kepada siapa Anda meminta bantuan Anda perencanaan keselamatan Anda. Pastikan orang yang Anda percaya tidak akan berkhianat dan membuka rahasia. Bahkan jika Anda berencana untuk tinggal, pasangan Anda tidak akan suka bahwa Anda sudah bicara dengan orang lain tentang apa yang dilakukannya.
Jika Anda sudah mengalami penganiayaan fisik, penting untuk segera meninggalkan hubungan secepat yang Anda bisa. Namun, terburu-buru pergi dan untuk selamanya tidak selalu memungkinkan. Tujuan dari rencana keselamatan ini adalah untuk menjaga Anda seaman mungkin sampai Anda bisa, atau memutuskan untuk, secara permanen meninggalkan pasangan Anda.
4. Jangan berikan kesempatan kedua
Setelah Anda membuat keputusan untuk pergi, lakukan tanpa memberi harapan. Mengakhiri hubungan dengan “pintu terbuka” hanya akan memungkinkan pasangan untuk terus memanipulasi Anda dan membawa Anda kembali ke dalam genggamannya. Jika Anda memiliki hewan peliharaan atau properti bersama, buat kesepakatan tentang siapa yang akan mempertahankan kepemilikan.
Bawa semua barang-barang Anda sekaligus, dan ajak seorang teman atau anggota keluarga dengan Anda jika Anda memerlukan bantuan membuat bergerak. Nyatakan sejelas mungkin untuk memutuskan semua hubungan sehingga mantan pasangan Anda tidak akan memiliki alasan untuk menggeliat kembali ke dalam hidup Anda di masa depan.
Pada akhirnya, hanya Anda yang dapat memutuskan apakah perilaku abusive-nya adalah sesuatu yang Anda bersedia untuk tolerir atau tidak. Hubungan romantis harus menjadi sesuatu yang mendukung pertumbuhan Anda, bukan sesuatu yang mengancamnya. Cinta menghargai siapa Anda; tidak menyeret Anda ke kesengsaraan. Anda berhak untuk memiliki hubungan romantis yang kuat dan penuh kasih.
Jika Anda membutuhkan bantuan terkait hal ini atau untuk tahu informasi lebih lanjut, silakan konsultasikan kepada psikolog atau psikiater. Cari psikolog atau psikiater terdekat dari lokasi Anda dan booking via Hello Sehat.
BACA JUGA: