backup og meta

Break dalam Hubungan Ternyata Ada Manfaatnya, Lho!

Break dalam Hubungan Ternyata Ada Manfaatnya, Lho!

Break atau jeda sementara kerap dijadikan pilihan dalam sebuah hubungan alih-alih benar-benar putus.

Namun, tidak sedikit pula yang menilai bahwa break adalah istilah halus untuk putus sehingga langsung menolak saat mendengarnya.

Lantas, adakah cara khusus yang bisa dilakukan supaya break benar-benar bisa memberi manfaat? Lalu, kapan waktu yang tepat untuk melakukannya? Simak informasi berikut untuk mencari tahu jawabannya.

Alasan kenapa break dibutuhkan dalam hubungan

Mau tidak mau, Anda harus menerima kenyataan bahwa sebuah hubungan tidak akan selalu berjalan seperti yang diinginkan.

Terkadang, Anda mungkin menghadapi permasalahan dan sulit menyatukan perbedaan pendapat kedua belah pihak.

Ada pula yang merasa jenuh bahkan ketika hubungannya berjalan dengan baik. Untuk mengatasi hal tersebut, beberapa pasangan memilih untuk mengambil break.

Mengutip dari laman The Couples Center, berikut adalah beberapa momen ketika beberapa pasangan memilih untuk break dalam pacaran.

  • Merasa kehilangan diri sendiri.
  • Menghadapi permasalahan yang sama secara terus menerus.
  • Cinta memudar karena hubungan sudah terjalin lama.
  • Ragu dengan hubungan yang dijalin.

Namun, perlu diingat bahwa break bukanlah cara untuk menghindari permasalahan atau membenarkan kehadiran orang ketiga.

Break dalam sebuah hubungan pacaran justru diharapkan menjadi waktu untuk evaluasi diri sendiri dan hubungan tersebut.

Manfaat break dalam hubungan

obrolan dengan pasangan agar hubungan langgeng

Break dilakukan demi kebaikan kedua belah pihak. Selama dilakukan sesuai kesepakatan, berikut adalah berbagai manfaat yang bisa Anda rasakan melalui jeda dalam hubungan.

1. Introspeksi diri

Selama break, Anda memiliki lebih banyak waktu untuk diri sendiri. Dengan begitu, Anda bisa menggunakannya untuk melakukan introspeksi diri.

Cari tahu apa kelebihan dan kekurangan diri sendiri untuk diperbaiki dan dikembangkan ke depannya.

Selain itu, pastikan juga untuk melakukan introspeksi pada posisi Anda atas hubungan yang sedang Anda jalin.

2. Memperbaiki hubungan

Salah satu manfaat break yang banyak dicari adalah untuk memperbaiki hubungan. Artinya, setelah break, keharmonisan dalam hubungan justru bisa meningkat.

Break akan memberi waktu bagi masing-masing pihak untuk merenungkan permasalahan tersebut dan berpikir jernih untuk solusinya.

Selain memperbaiki, break juga bisa mencegah Anda dari berakhirnya hubungan.

Pasalnya, keputusan untuk mengakhiri suatu hubungan sering kali diambil saat salah satu atau kedua pihak sudah lelah dan sulit berpikir jernih.

Perbedaan putus dan break

  • Break dilakukan dalam jangka waktu tertentu, sedangkan putus bisa selamanya.
  • Break dilakukan untuk memperbaiki hubungan, sedangkan putus dilakukan untuk mengakhirinya.
  • Selama break, Anda masih punya komitmen dengan pasangan. Sementara saat putus, Anda sudah tidak memilikinya.

3. Memvalidasi perasaan

pernikahan dini

Break dapat membuat pasangan merindukan kehadiran, perhatian, dan kasih sayang satu sama lain.

Dari sinilah Anda bisa memvalidasi bahwa kehadiran kekasih memang sesuatu yang Anda butuhkan.

Selama break, Anda akan lebih menyadari betapa berharganya pasangan Anda.  Namun, jika perasaan ini tidak muncul saat break, coba pertimbangkan kembali hubungan pacaran Anda.

4. Meningkatkan rasa cinta pada diri sendiri

Selama menjalin hubungan, wajar jika fokus Anda terbagi antara diri sendiri dan pasangan. Setiap ingin melakukan sesuatu, Anda mungkin juga mempertimbangkan pendapat pasangan.

Oleh karena itu, selama masa break, Anda bisa menggunakan waktu tersebut untuk lebih mencintai diri sendiri dengan melakukan berbagai hal yang Anda inginkan.

Syarat break dalam hubungan

Sebelum memutuskan untuk mengambil jeda dalam hubungan yang sedang Anda jalin, pastikan untuk membicarakan berbagai hal berikut.

1. Tetapkan batasan waktu

Langkah penting yang perlu Anda lakukan sebelum mengambil jeda dalam hubungan adalah menentukan seberapa lama break dibutuhkan.

Meski tidak ada aturan pasti, sebaiknya Anda tidak break selama lebih dari satu bulan.

Namun, hindari juga mengambil break terlalu singkat. Pastikan bahwa waktu yang Anda ambil cukup untuk mencapai tujuan Anda.

2. Sepakati aturan dasar

Meski keinginan break sering kali muncul dari salah satu pihak saja, pastikan bahwa aturan yang ditetapkan merupakan kesepakatan kedua belah pihak.

Berikut adalah beberapa aturan dasar yang perlu Anda sepakati dengan pasangan.

  • Seberapa jauh Anda harus mengurangi komunikasi dalam hubungan?
  • Bolehkah salah satu atau kedua pihak mencari sosok pengganti?

3. Gunakan waktu sebaik mungkin

Selama masa jeda, perhatikan bagaimana perasaan Anda. Apakah Anda dan pasangan merasa lebih baik atau justru sebaliknya?

Gunakan waktu saat break untuk merenungkan perasaan dan tujuan Anda ke depannya. Ini juga merupakan waktu yang tepat untuk mempertimbangkan apakah Anda yang yakin melanjutkan hubungan tersebut.

Selama menjalani break, pastikan Anda berdua mematuhi syarat yang sudah ditetapkan bersama. Dengan begitu, break akan berjalan sesuai tujuan dan Anda bisa mendapat manfaatnya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Szekely, G. (2023, February 10). When to take a break in marriage. The Couples Center. Retrieved 10 October 2023 from https://www.thecouplescenter.org/when-to-take-a-break-in-marriage/.

Taking a break in a relationship | Going on a break | The mix. (2022, July 4). The Mix. Retrieved 10 October 2023 from https://www.themix.org.uk/sex-and-relationships/relationships/taking-a-break-in-a-relationship-2925.html.

Coping with a Breakup or Divorce. (2018). HelpGuide.org. Retrieved 16 October 2023 from https://www.helpguide.org/articles/grief/dealing-with-a-breakup-or-divorce.htm

Halpern-Meekin, S. (2013). Relationship Churning in Emerging Adulthood: On/Off Relationships and Sex With an Ex – Sarah Halpern-Meekin, Wendy D. Manning, Peggy C. Giordano, Monica A. Longmore, 2013. Journal of Adolescent Research. https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/0743558412464524

Versi Terbaru

17/10/2023

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa


Artikel Terkait

8 Cara Mendekatkan Diri dengan Pasangan Setelah Bertengkar

Mungkinkah Memperbaiki Hubungan Setelah Ketahuan Selingkuh?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 17/10/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan