Hubungan ibu dan anak seharusnya makin matang seiring bertambahnya usia. Namun, hal ini tak selalu berjalan semestinya. Lantas, seperti apa hubungan tidak sehat antara seorang ibu dengan anaknya? Coba untuk menyimak ulasan selengkapnya berikut ini.
Tanda hubungan ibu dan anak yang tidak sehat
Hubungan harmonis antara ibu dan anak digambarkan dengan saling memahami batasannya masing-masing. Jika keduanya masih terjebak dalam peran lamanya, ini menjadi tanda bahwa ikatan yang dibangun bukanlah hubungan yang sehat.
Tina B. Tessina, seorang psikoterapis dan penulis buku It Ends With You: Grow Up and Out of Dysfunction menjelaskan pendapatnya tentang hal ini seperti dikutip dari laman Huff Post.
Kebanyakan anak-anak sangat bergantung pada ibunya, jadi tidak mudah bagi sang ibu atau anak untuk melepaskan ikatan itu. Akan tetapi, seorang ibu perlu belajar bagaimana caranya mendukung anak menjadi orang dewasa yang mandiri dan anak juga harus melepaskan perasaan bergantung dan belajar untuk lebih mandiri.
Tina B. Tessina
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui beberapa hal yang menandakan hubungan ibu dan anak yang tidak harmonis. Berikut beberapa di antaranya.
1. Perhatian dari ibu Anda terlalu berlebihan
Komunikasi lewat ponsel bisa mendekatkan hubungan jarak jauh menjadi lebih dekat. Namun, hal ini juga bisa menjadi perusak hubungan seorang ibu dengan anaknya.
Ibu yang terlalu sering menelepon anaknya untuk sekadar menanyakan “Sudah makan, belum?” atau “Sudah pulang kerja?” ternyata bisa mengganggu kehidupan sang anak.
Sebenarnya, boleh-boleh saja bila ibu menghubungi Anda. Namun, pilih situasi dan waktu yang sesuai, misalnya saat istirahat kerja, sedang sakit, atau ada berita yang sifatnya penting dan tidak bisa ditunda untuk diberitahukan.
Untuk mengatasinya, Anda perlu mengatur waktu kembali dan menyediakan waktu khusus bersama keluarga. Jadi, urusan Anda dengan teman dan pekerjaan tidak terganggu.
2. Lagi dan lagi berbohong kepada ibu
Saat beranjak dewasa, Anda pasti ingin menghabiskan banyak waktu hangout bersama teman.
Sayangnya, Anda mungkin masih takut minta izin dan berpikir bahwa rencana liburan ini tidak disetujui. Jadilah, Anda berbohong dengan mencari-cari alasan masuk akal.
Meski saat itu ibu Anda tidak tahu apa yang disembunyikan, lambat laun kebohongan tersebut bisa saja terbongkar. Hal ini tentunya akan menyakiti hati ibu Anda, bukan?
Ingat, menjalin hubungan ibu dan anak yang baik harus mengutamakan kejujuran. Coba berterus terang untuk membangun kepercayaan dan hubungan yang lebih erat dengan ibu.
Jadi, apa pun masalah yang Anda alami, beranikanlah diri untuk menyampaikannya. Siapa tahu, ibu Anda akan mendengarkan dan memberikan pertimbangan yang baik bagi Anda.
3. Membiarkan ibu menangani kewajiban Anda
Orang dewasa harus mampu secara fisik dan mental untuk mandiri, seperti, mencuci pakaian, merapikan kamar, atau membuat janji dokter untuk cek kesehatan rutin sendiri.
Semua hal tersebut seharusnya bisa Anda tangani sendiri. Anda boleh meminta bantuan ibu, tetapi hanya saat benar-benar dalam keadaan mendesak.
Apabila ini terus dibiarkan, bagaimana Anda tumbuh mandiri dan berani mengurus diri sendiri?
Oleh sebab itu, Anda perlu mengevaluasi lagi apa saja kewajiban Anda di rumah yang sudah atau belum dilaksanakan.
Pintar-pintar dalam mengatur waktu dan mencukupi kebutuhan istirahat juga menjadi solusi supaya Anda bisa melakukan berbagai hal sendiri.
4. Ibu terlalu ikut campur saat Anda ingin mengambil keputusan
Hidup penuh dengan pilihan dan hal ini menjadi tantangan saat beranjak dewasa. Salah satu tanda kedewasaan ialah mampu memilih keputusan yang terbaik dan berani menghadapi konsekuensinya.
Sayangnya, masih banyak ibu yang sering kali ikut campur dengan keputusan anak, misalnya mengenai keputusan memilih sekolah menengah maupun jurusan kuliah.
Meski ibu ikut andil dalam mendidik anak dan membiayai pendidikannya, mereka perlu mempertimbangkan keinginan dan kemampuan sang anak.
Jangan sampai anak menjalani sebuah pilihan secara terpaksa. Pasalnya, hal ini kemungkinan besar akan membuat anak jadi tertekan dan hasilnya tidak memuaskan.
Kondisi tersebut tentu membuat hubungan seorang ibu dengan anaknya, bahkan juga anggota keluarga lain, menjadi tidak akur.
Bagaimana cara menjaga hubungan ibu dan anak tetap harmonis?
Ikatan ibu dan anak berlangsung seumur hidup. Kerenggangan hubungan seorang ibu dengan anaknya merupakan sesuatu yang wajar, terlebih saat Anda beranjak dewasa.
Sering berinteraksi dengan kebiasaan lama tentu akan menghalangi orangtua dan anak untuk memelihara hubungan yang saling menguntungkan.
Cobalah untuk mulai berbicara satu sama lain layaknya orang dewasa. Kebanyakan orangtua bisa saja lupa untuk melakukan komunikasi dengan anak yang sesuai dengan usianya.
Apabila terjadi konflik antara ibu dan anak, cobalah untuk tidak memulai pertengkaran dalam keluarga yang malah akan berdampak buruk pada hubungan Anda.
Mulailah untuk memberikan respons yang baik terhadap masalah tersebut. Ibu dan anak juga perlu menerima umpan balik satu sama lain sebagai landasan hubungan yang sehat.