Kejelasan setelah menjalani masa pendekatan tentu menjadi harapan setiap orang. Akan tetapi, apa jadinya bila tanda penolakan tidak terlalu jelas? Ya, bisa saja Anda telah terkena curving.
Konon, curving dalam hubungan jauh lebih menyakitkan daripada ghosting. Untuk lebih memahami perilaku ini, simak pembahasannya sebagai berikut.
Apa yang dimaksud curving?
Curving dalam konteks hubungan romantis memiliki arti tindakan atau perilaku seseorang yang secara halus menolak cinta sambil tetap meninggalkan sedikit harapan.
Pelaku curving tidak secara langsung menyatakan penolakan dengan berkata tidak. Namun, ia mengungkapkannya melalui perilaku yang secara halus menunjukkan ketidaktertarikan.
Ia mungkin saja menghindari pertanyaan langsung dan membalas pesan dengan jawaban yang samar-samar tanpa memberikan kejelasan tentang perasaannya.
Curving dalam hubungan terjadi dalam berbagai bentuk, seperti menghindari janji, merespons pesan dengan singkat dan tidak jelas, atau bahkan menghindari pertemuan.
Hal inilah yang membuat orang lain merasa bingung dan kesulitan untuk memahami arah hubungan.
Perbedaan curving dan ghosting
Beberapa orang menganggap curving lebih parah dan menyakitkan daripada ghosting. Secara umum, berikut adalah arti dan perbedaan dari curving dan ghosting. - Ghosting: tindakan menghilang secara tiba-tiba, tanpa kabar, dan umumnya memutus semua jalur komunikasi, termasuk nomor telepon dan media sosial.
- Curving: pendekatan yang lebih pasif-agresif dengan tetap menjaga komunikasi, tetapi dengan lebih sedikit usaha, misalnya membalas pesan setelah beberapa hari.
Kenapa orang melakukan curving?
Sama halnya dengan ghosting, curving merupakan salah satu wujud penolakan tidak langsung.
Studi yang dimuat pada Journal of Experimental Social Psychology (2022) menyebutkan bahwa seseorang biasanya memilih penolakan tidak langsung bila orang yang ditolaknya adalah pria.
Cara ini cenderung dilakukan bila pihak yang menolak, khususnya wanita, takut untuk memberi jawaban jujur dan apa adanya karena merasa khawatir keselamatannya terancam.
Beberapa alasan seseorang melakukan curving dalam hubungan antara lain sebagai berikut.
1. Kurang ketertarikan
Pada dasarnya, pelaku tidak ingin menjalin hubungan romantis dengan orang yang ditolaknya.
Mereka mungkin merasa tidak tertarik lagi dengan orang tersebut, telah bertemu dengan orang yang baru, dan menganggap hubungannya tidak serius sehingga tidak layak dilanjutkan.
2. Tidak yakin dengan perasaan sendiri
Salah satu alasan kenapa orang melakukan curving adalah ketidakpastian atau keraguan dengan pikiran mereka sendiri.
Orang yang melakukan ini mungkin belum yakin dengan perasaan mereka terhadap orang lain atau merasa kesulitan untuk mengungkapkan perasaan mereka secara terbuka.
3. Berusaha untuk menghindari konflik
Perasaan takut dan khawatir akan munculnya konflik juga bisa menjadi pemicu perilaku curving.
Pelaku mungkin ingin berusaha menghindari konfrontasi langsung atau takut untuk memberikan jawaban yang jujur karena merasa khawatir melukai perasaan orang lain.
Tanda-tanda Anda sedang mengalami curving
Berikut adalah tanda-tanda yang mungkin ditunjukkan oleh seseorang yang melakukan curving kepada Anda.
- Memberikan respons yang cenderung singkat dan terkesan tidak antusias.
- Sulit untuk dihubungi dan membutuhkan waktu lama untuk menerima balasan pesan.
- Menghindari pertemuan langsung dengan sering membatalkan rencana pada menit akhir atau berulang kali menjadwalkan ulang pertemuan.
- Sering kali memberikan janji, tetapi tidak mampu memenuhinya tanpa memberikan alasan yang jelas.
- Pola interaksi yang panas-dingin, artinya terkadang bisa sangat antusias tetapi pada waktu lain dapat cuek dan terkesan berjarak.
Tips menghadapi curving
Mengetahui bahwa diri sendiri telah menjadi korban curving tentu sangat melelahkan. Terlebih bila Anda telah menghabiskan banyak waktu dan tenaga dalam masa pendekatan.
Namun, Anda tentunya tidak boleh terjebak dan mesti berusaha bangkit untuk menghadapinya. Berikut ini beberapa tips yang mungkin bisa Anda lakukan.
1. Akui situasi yang ada
Jika Anda sering mendapatkan respons yang singkat, pesan yang bernada tidak antusias, dan minimnya pertemuan langsung, bisa jadi Anda telah menjadi korban curving.
Mengakui bahwa diri sendiri telah menjadi korban merupakan langkah awal untuk menghadapi hambatan ini dalam hubungan Anda.
2. Jangan pernah menyalahkan diri sendiri
Hindari menyalahkan diri sendiri bila Anda menjadi korban curving. Ingatlah bahwa tindakan ini lebih terkait dengan ketidakpastian dan keraguan dalam pikiran orang lain.
Berdamai dengan diri sendiri dapat menghindarkan Anda dari perasaan rendah diri dan mengatasi perasaan kecewa sehingga tetap menjaga kesehatan mental Anda.
3. Pertimbangkan komunikasi terbuka
Apabila Anda berusaha untuk memperjuangkan hubungan tersebut, tidak ada salahnya untuk mencoba melakukan komunikasi terbuka dengan orang yang melakukan curving.
Ungkapkan langsung mengenai perasaan dan niat Anda kepada orang tersebut dengan jelas.
Tanyakan juga kejelasan mengenai hubungan, apakah masih bisa dilanjutkan atau tidak. Anda bisa berkata, “Bagaimana kelanjutannya? Aku akan menghargai segala keputusanmu.”
4. Hormati segala keputusan
Komunikasi terbuka memang dapat membawa beban emosional, terutama bila orang tersebut tidak menerima Anda. Namun, Anda tetap harus menghargai segala keputusannya.
Selain menangis, lampiaskan emosi Anda dengan cara yang positif, seperti dengan melakukan olahraga, menulis jurnal, atau travelling ke tempat baru.
Memendam emosi dan kebencian pada diri hanya akan menyakiti Anda dalam jangka panjang.
5. Alihkan pikiran
Selalu prioritaskan kesehatan mental Anda. Kelilingi diri Anda dengan orang-orang yang dapat memberikan dukungan, baik itu teman dekat atau keluarga.
Meski sulit untuk dilakukan, cobalah juga untuk beralih alias move on. Anda layak mendapatkan orang lain yang membalas perasaan Anda dan melakukan upaya yang sama.
Kesimpulan
- Curving adalah penolakan halus dengan tidak langsung menyatakan tidak, tetapi melalui perilaku untuk menunjukkan ketidaktertarikan.
- Perilaku ini dianggap lebih menyakitkan daripada ghosting, yakni ketika seseorang tiba-tiba menghilang dan tanpa kabar untuk memutuskan hubungan.
- Menerima respons yang singkat, sulit dihubungi, serta menghindari pertemuan langsung menjadi tanda bahwa Anda telah menjadi korban dari tindakan ini.
- Walau hal ini tidak mudah, hargai segala keputusan dan usahakan untuk move on demi menjaga kesehatan mental Anda.