backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Cinta Platonik, Kasih Sayang Tanpa Hubungan Romantis atau Seksual

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Ocha Tri Rosanti · Tanggal diperbarui 19/07/2022

Cinta Platonik, Kasih Sayang Tanpa Hubungan Romantis atau Seksual

Biasanya, orang beranggapan kalau kata “cinta” lebih cocok untuk menggambarkan hubungan dengan pasangan, tetapi ternyata tidak dengan cinta platonik.

Istilah tersebut justru lebih cocok ditujukan untuk menggambarkan hubungan Anda dengan sahabat sejati, keluarga, atau rekan kerja. Lantas, apa itu cinta platonik?

Apa itu cinta platonik?

menghadapi sahabat naksir kita

Cinta platonik merupakan suatu cinta yang tumbuh karena adanya perasaan dan ikatan yang erat dari kedua pihak untuk melakukan sesuatu secara bersama, tetapi bukan untuk berhubungan secara romantis maupun seksual.

Pada dasarnya, konsep hubungan platonik ini berasal dari ide filsuf kuno Plato, yaitu dari karyanya yang terkenal, Symposium.

Sebenarnya, Plato tidaklah menggunakan istilah “platonik” dalam tulisannya. Namun, kata itu sendiri muncul sebagai penghormatan linguistik kepadanya.

Dalam Symposium, ia menyebutkan bahwa cinta yang didasarkan pada ketertarikan fisik dan hubungan seksual merupakan cinta romantis.

Sementara itu, cinta yang lahir karena memiliki minat yang sama, bukan perasaan romantis, disebut sebagai cinta platonik.

Ini artinya cinta platonis akan terjadi ketika dua insan memiliki ikatan khusus yang membuat mereka saling peduli, menghormati, berbagi cerita, dan merangkul di masa-masa sulitnya. Akan tetapi, mereka sama sekali tidak mengejar hal-hal yang romantis.

Dengan demikian, cinta platonik ini bisa digambarkan sebagai “cinta nonromantis” dan “cinta nonseksual”.

Ciri-ciri cinta platonik

jujur

Kapankah Anda bisa mengenali bahwa hubungan yang sedang dijalani bersama seseorang merupakan hubungan platonik? Kenali melalui tanda-tanda berikut ini.

1. Kedua pihak saling jujur

Cinta platonik merupakan hubungan yang dibangun salah satunya dengan kejujuran. Dengan bersikap jujur, maka kepercayaan satu sama lain dapat tercipta.

Kadang kala kebenaran memang menyakitkan. Namun, itu merupakan sesuatu yang seharusnya Anda dengar.

Seseorang yang sedang menjalani hubungan platonik dengan Anda pasti akan mengatakan yang sejujurnya sekalipun sangat sulit.

Begitu pun saat Anda bersikap jujur pada pihak tersebut. Anda pastinya tidak merasa malu ataupun khawatir untuk menunjukkan kelemahan atau kekurangan mereka dengan cara yang baik.

2. Menerima Anda tanpa syarat

Seseorang yang benar-benar mendukung Anda sudah pasti akan mencintai Anda apa adanya, termasuk kekurangan yang Anda miliki. Ini juga meliputi apa pun yang akan Anda hadapi di masa depan, seburuk apa pun itu.

Alasan kuat kenapa seseorang yang menjalin hubungan platonik bersikap demikian yaitu karena ia tidak menaruh harapan khusus pada pihak satunya. Ia hanya ingin satu sama lain saling mengerti.

Beda dengan cinta romantis, kedua pihak biasanya menaruh banyak harapan pada pasangannya masing-masing.

3. Tidak berniat menciptakan hubungan romantis

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, perbedaan antara cinta platonik dan cinta romantis terlihat dari keinginan satu sama lain untuk menciptakan sesuatu yang romantis.

Jika Anda memang tidak mempunyai momen yang didedikasikan sebagai cinta satu sama lain, artinya Anda sedang menjalin cinta platonik dengan orang tersebut.

4. Tidak mempunyai hasrat seksual

Tak ada hal lain yang diinginkan orang-orang dengan hubungan platonik selain berbagi minat satu sama lain. Tidak juga dengan hasrat seksual.

Tidak adanya hasrat seksual disebabkan karena satu sama lain tidak mempunyai ketertarikan fisik yang membuat mereka tidak mau membangun hubungan intim.

Anda mungkin juga bisa menilai apakah Anda memiliki hasrat seksual atau tidak saat berpegangan tangan, berciuman, dan berpelukan.

Jika timbul getaran tertentu yang membuat Anda bahagia sepanjang hari, artinya cinta platonik yang dibangun sudah beranjak ke cinta romantis.

Manfaat hubungan platonik

manusia bersosialisasi

Meskipun tidak melakukan hal-hal yang romantis, ada beberapa manfaat yang bisa Anda peroleh dari cinta platonik. Berikut beberapa contohnya.

1. Mengurangi stres

Stres berkepanjangan yang tidak diatasi akan berdampak serius bagi kehidupan Anda, terutama terhadap kesehatan fisik dan mental.

Stres bisa menyebabkan timbulnya masalah kesehatan, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, penurunan kekebalan tubuh, dan masalah pencernaan.

Sementara itu, gangguan mental yang dapat terjadi mungkin berupa gangguan kecemasan dan depresi.

Uniknya, stres bisa dikurangi jika Anda berhasil membangun hubungan platonik dengan teman, rekan kerja, ataupun keluarga.

Ia akan menjadi tempat Anda untuk berbagai cerita dan mendapatkan solusi terbaik atas masalah yang dihadapi.

2. Adanya cinta dan dukungan

Orang yang menjalani hubungan platonik cenderung mendapatkan cinta dan dukungan dari orang-orang terdekat dalam hidupnya. Ini pun akan meningkatkan kesehatan Anda.

Cinta dan dukungan yang Anda peroleh bisa menurunkan risiko penyakit tertentu, mengurangi risiko kecemasan dan depresi, dan meningkatkan kekebalan tubuh.

Hubungan platonik juga akan memberikan Anda dukungan emosional. Ini terlihat ketika seseorang mendengarkan keluhan Anda dan membantu Anda saat dibutuhkan.

3. Lebih siap menghadapi tantangan hidup

Percaya atau tidak, cinta platonik yang telah dibangun ikut berperan untuk menjadikan Anda sebagai seseorang yang tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan.

Tantangan yang dimaksud bisa berkaitan dengan masalah keluarga, pekerjaan, kesehatan, termasuk hubungan romantis yang Anda jalin bersama pasangan.

Hal tersebut juga diperkuat oleh sebuah studi mengenai manfaat persahabatan selama masa remaja dalam jurnal Psychological Medicine pada 2017.

Salah satu faktor yang bisa membuat seseorang pulih dari trauma ataupun stres ialah persahabatan yang kuat atau apa yang kita sebut sebagai cinta platonik.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Ocha Tri Rosanti · Tanggal diperbarui 19/07/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan