backup og meta

Mengenal Attachment Style dalam Hubungan Romantis

Mengenal Attachment Style dalam Hubungan Romantis

Pernahkah Anda mendengar tentang attachment style? Istilah ini merujuk pada cara yang berbeda-beda dari setiap orang dalam menjalin hubungan romantis dengan orang lain.

Simak informasi mengenai definisi dan jenis-jenisnya di bawah ini.

Apa itu attachment style?

Attachment style adalah konsep yang menggambarkan bagaimana seseorang membentuk dan menjalin hubungan dengan orang lain.

Gaya keterikatan ini umumnya mencakup hubungan dengan sosok penting di dalam kehidupan orang tersebut, seperti orangtua, pasangan romantis, atau teman dekat.

Umumnya, attachment dipengaruhi oleh pengalaman masa kecil ketika seseorang berinteraksi pertama kali dengan orangtua maupun pengasuhnya.

Menurut Grace Suh, konselor kesehatan mental asal New York, AS, seperti dikutip dari situs mindbodygreen, gaya keterikatan terbentuk pada tahun pertama kehidupan bayi, tepatnya antara usia 7–11 bulan.

Orangtua dan pengasuh bukan satu-satunya yang membentuk gaya keterikatan. Ini juga dapat dipengaruhi pengalaman hidup, seperti persahabatan dan hubungan romantis masa lalu.

Anda dapat memiliki keterikatan yang sehat selama masa kanak-kanak. Namun, pengkhianatan dan perselingkuhan pada masa dewasa bisa membentuk gaya keterikatan yang tidak sehat.

Ragam jenis attachment style dan ciri-cirinya

Awalnya ada tiga jenis attachment style yang dijelaskan oleh Bowlby (1969) dan dikembangkan lebih lanjut oleh Ainsworth (1979), yaitu secure, anxious, dan avoidant.

Setelah itu, penelitian lanjutan oleh Main dan Solomon (1986) menambahkan gaya keterikatan keempat yang dikenal sebagai disorganized attachment.

Beragam penelitian inilah yang akhirnya mengungkapkan bahwa attachment style dari tiap orang berdampak pada karakteristik dan perilakunya pada kemudian hari.

1. Secure attachment

menghargai hobi pasangan

Secure attachment style mengacu pada kemampuan seseorang untuk menjalin hubungan yang aman dan penuh kasih dengan orang lain.

Seseorang dengan gaya keterikatan ini cenderung merasa nyaman memberikan dan menerima dukungan emosional. Mereka tidak takut membuka diri dan berbicara secara jujur.

Jenis keterikatan ini adalah hasil dari perasaan aman yang diberikan orangtua atau pengasuh. Anak-anak cenderung mampu menerima kepastian dan validasi dari keduanya.

Secure attachment dianggap sebagai gaya keterikatan yang sehat dan ideal. Beberapa tanda lainnya dari pola attachment ini yaitu:

  • mampu mengatur emosi dan mengelola konflik dengan baik,
  • selalu merasa nyaman, baik saat menjalin hubungan dekat maupun jauh,
  • cenderung untuk mencari dukungan emosional,
  • mudah terhubung dengan orang lain, dan
  • memiliki harga diri (self-esteem) yang tinggi.

2. Anxious attachment

Anxious attachment style ditandai dengan rasa takut akan pengabaian. Orang yang punya pola attachment ini cenderung merasa cemas dan takut kehilangan secara berlebihan.

Orang tersebut sering kali haus perhatian dan validasi tentang hubungannya. Selain itu, mereka cenderung merasa cemas saat harus terpisah dari pasangan.

Gaya keterikatan ini muncul dari pola asuh yang tidak konsisten. Anak-anak umumnya merasa cemas hingga sangat tertekan ketika orangtua atau pengasuhnya pergi.

Tanda-tanda yang dapat diamati bila diri Anda memiliki anxious attachment style meliputi:

  • kesulitan untuk memercayai orang lain,
  • ketakutan yang berlebihan akan penolakan,
  • keinginan untuk selalu dekat dengan pasangan dan tidak bisa sendirian, dan 
  • perasaan rendah diri dan tidak pantas untuk dicintai.

3. Avoidant attachment

pasangan bicarakan mantan

Seseorang yang memiliki avoidant attachment style cenderung menghindari kedekatan fisik dan emosional dengan orang lain. Orang tersebut umumnya juga kesulitan membuka diri.

Mereka sering kali merasa tidak nyaman untuk mempertahankan hubungan jangka panjang dan cenderung menghindari konflik dengan pasangan.

Pada masa kanak-kanak, orang dengan gaya keterikatan ini cenderung memiliki pola pengasuhan ketat. Orangtua dan pengasuh bisa jadi tidak hadir dan jauh secara emosional.

Apabila Anda memiliki avoidant attachment style, beberapa tandanya yakni:

  • tidak nyaman mengungkapkan perasaan secara jujur,
  • meremehkan dan sulit memercayai orang lain,
  • merasa terancam oleh siapa pun yang mencoba mendekat,
  • menghabiskan lebih banyak waktu sendiri daripada dengan orang lain, dan
  • memiliki kemandirian yang kuat dan tidak butuh orang lain dalam hidup.

4. Disorganized attachment

Disorganized attachment style merupakan kombinasi dari gaya keterikatan anxious dan avoidant. Jadi, beberapa kalangan juga menyebutnya sebagai anxious-avoidant attachment style.

Seseorang dengan pola keterikatan ini sering merasa tidak aman dan cemas dalam hubungan, tetapi juga merasa kesulitan untuk menjauh dari hubungan tersebut.

Penyebab paling umum dari jenis attachment style ini yakni trauma masa kanak-kanak. Ini juga terjadi akibat pengalaman masa lalu yang buruk dengan pasangan sebelumnya.

Adapun beberapa tanda yang bisa Anda amati dari disorganized attachment style meliputi:

  • perasaan takut menghadapi penolakan,
  • ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi,
  • kesulitan memercayai orang lain, dan
  • adanya tanda-tanda gangguan mental, seperti gangguan kepribadian dan suasana hati (mood).

Persentase attachment style pada orang dewasa

Sebuah studi lama yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology (1987) menemukan 56% orang dewasa menyatakan dirinya memiliki secure attachment. Sementara itu, ada 25% orang dengan avoidant attachment, 19% dengan anxious attachment, dan jumlah yang tidak diketahui untuk disorganized attachment.

Pengaruh attachment style dalam suatu hubungan

hubungan tidak langgeng

Gaya keterikatan tentu dapat memengaruhi cara seseorang menjalin hubungan saat dewasa. 

Seseorang yang memiliki secure attachment cenderung mudah membangun hubungan yang sehat. Mereka bisa saling percaya dan merasa aman dengan pasangannya.

Sebaliknya, orang dengan gaya keterikatan yang tidak sehat, termasuk anxious, avoidant, dan disorganized, cenderung memiliki kesulitan dalam menjalin hubungan.

Orang tersebut biasanya kesulitan memercayai orang lain atau takut kehilangan pasangannya.

Ketika menghadapi konflik dengan pasangan, orang dengan pola keterikatan yang aman mampu berbicara secara terbuka dan berusaha mencari solusi yang memuaskan.

Sementara itu, orang dengan gaya keterikatan yang tidak sehat lebih sering menghindari serta mengabaikan permasalahan yang terjadi dalam hubungannya.

Memahami setiap jenis attachment style dapat membantu Anda mengenali masalah dan membangun kembali hubungan yang harmonis dengan pasangan.

Kabar baiknya, Anda juga bisa mengubah attachment style melalui konseling bersama psikolog atau menjalani hubungan yang sehat dengan orang yang memiliki secure attachment.

Tentu prosesnya tidak akan singkat dan mudah. Namun, dengan usaha dan terapi yang konsisten, Anda bisa saja memiliki pola keterikatan yang lebih baik bagi hubungan maupun kesehatan mental.

Kesimpulan

  • Attachment style adalah cara seseorang dalam menjalin hubungan dengan orang lain, terutama dengan sosok penting, seperti orangtua, pasangan, dan teman dekat.
  • Gaya keterikatan terbagi menjadi empat jenis, yaitu secure, anxious, avoidant, dan disorganized.
  • Mengetahui jenis dan ciri-ciri dari setiap gaya keterikatan dapat membantu Anda dan pasangan membangun hubungan yang harmonis.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

How Attachment Styles Affect Adult Relationships. (2022). HelpGuide. Retrieved March 2, 2023, from https://www.helpguide.org/articles/relationships-communication/attachment-and-adult-relationships.htm

What is Your Attachment Style? (2019). PsychAlive. Retrieved March 2, 2023, from https://www.psychalive.org/what-is-your-attachment-style/

Gonsalves, K., & Hallett, K. (2022). The 4 Attachment Styles In Relationships + How To Find Yours. mindbodygreen. Retrieved March 2, 2023, from https://www.mindbodygreen.com/articles/attachment-theory-and-the-4-attachment-styles

Cassidy, J., Jones, J. D., & Shaver, P. R. (2013). Contributions of attachment theory and research: a framework for future research, translation, and policy. Development and psychopathology, 25(4 Pt 2), 1415–1434. https://doi.org/10.1017/S0954579413000692

Duschinsky, R. (2015). The emergence of the disorganized/disoriented (D) attachment classification, 1979–1982. History of Psychology, 18(1), 32–46. https://doi.org/10.1037/a0038524

Hazan, C., & Shaver, P. (1987). Romantic love conceptualized as an attachment process. Journal of Personality and Social Psychology, 52(3), 511–524. https://doi.org/10.1037/0022-3514.52.3.511

Bowlby, J. (1969). Attachment and loss (Vol. 1). Basic Books.

Versi Terbaru

14/03/2023

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Cinta Platonik, Kasih Sayang Tanpa Hubungan Romantis atau Seksual

Meski Masih Cinta, Ini Alasan Wanita Tinggalkan Pasangan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 14/03/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan