backup og meta

Terlalu Banyak Tidur Tanda Depresi, Benarkah?

Terlalu Banyak Tidur Tanda Depresi, Benarkah?

Pernahkah Anda merasa tidur lebih lama daripada biasanya? Jika penyebabnya adalah kelelahan atau kurang tidur, ini bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Akan tetapi, tetapi terlalu banyak tidur juga bisa menjadi tanda depresi pada beberapa orang. Apa kaitannya?

Kenapa terlalu banyak tidur bisa jadi tanda depresi?

Gangguan tidur merupakan salah satu gejala utama dari depresi. Ada yang mengalami kesulitan tidur (insomnia) dan ada pula yang justru terlalu banyak tidur (hipersomnia).

Terdapat sejumlah alasan kenapa tidur berlebihan bisa menjadi tanda depresi. Yang pertama adalah karena hipersomnia dan depresi bisa menunjukkan gejala yang serupa.

Keduanya sama-sama menyebabkan kelelahan fisik, tingkat energi yang rendah, dan kesulitan berkonsentrasi selama beraktivitas.

Yang kedua adalah karena depresi dapat mengganggu siklus tidur yang diatur oleh ritme sirkadian tubuh. Hal ini pada akhirnya bisa menyebabkan Anda tidur berlebihan.

Pada saat yang sama, kelelahan dan kurangnya motivasi akibat terlalu banyak tidur juga dapat memperburuk depresi

Hal tersebut dapat membuat Anda kesulitan untuk terlibat dalam aktivitas yang sebenarnya penting untuk membantu meningkatkan suasana hati.

Tanda dan gejala depresi yang perlu diperhatikan

gangguan depresi mayor

Tidak hanya gangguan tidur, depresi bisa membuat Anda merasa sangat sedih, kehilangan harapan, merasa tidak berharga, dan tidak berdaya. 

Meski semua orang dapat merasa sedih dari waktu ke waktu, perasaan sedih yang berlangsung lama dan intens tentunya berisiko mengganggu kehidupan sehari-hari.

Berikut adalah beberapa gejala depresi lainnya yang perlu Anda perhatikan.

  • Kehidupan terasa sangat lamban.
  • Selalu muncul perasaan cemas dan khawatir berlebihan.
  • Mudah tersinggung, frustrasi, dan lekas marah.
  • Tidak lagi menikmati hal-hal yang sebelumnya terasa menyenangkan.
  • Kelelahan dan kurang berenergi saat melakukan aktivitas.
  • Sulit untuk berkonsentrasi, berpikir, atau membuat keputusan.
  • Perubahan nafsu makan yang bisa menyebabkan perubahan berat badan.
  • Pikiran yang sering dan berulang tentang kematian atau bunuh diri/
  • Masalah fisik yang tidak jelas penyebabnya, seperti sakit kepala dan nyeri punggung.

Jika Anda mengalami gejala di atas selama lebih dari dua minggu, ada baiknya Anda menemui dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Tidak perlu malu meminta pertolongan pihak lain. Makin cepat ke dokter, tentu akan makin baik untuk mencegah bahaya akibat tidur terlalu lama.

Ragam dampak negatif tidur terlalu lama

Tidak setiap orang yang terlalu banyak tidur sedang mengalami depresi. Kebiasaan ini juga bisa disebabkan oleh sleep apnea hingga efek samping alkohol dan obat-obatan.

Selain itu, memang ada juga orang yang hanya ingin tidur lama. Namun, bila dibiasakan, terlalu banyak tidur dapat meningkatkan risiko kesehatan berikut ini.

1. Diabetes

Orang yang tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena diabetes. Pasalnya, gangguan tidur bisa memengaruhi metabolisme dan keseimbangan hormon.

Hal ini dapat menyebabkan resistensi insulin (berkurangnya kepekaan sel tubuh terhadap insulin) sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya diabetes tipe 2.

2. Obesitas

Salah satu fakta dari orang yang suka tidur adalah punya risiko tinggi terkena obesitas. Hal ini dijelaskan dalam artikel yang dimuat dalam jurnal Sleep Medicine Reviews (2018).

Diketahui bahwa orang yang tidur 9–10 jam setiap malam berisiko 21% lebih tinggi untuk mengalami obesitas dalam waktu enam tahun daripada orang yang tidur 7–8 jam dalam semalam.

3. Sakit kepala

depresi karena kesepian

Anda mungkin berpikir bahwa tidur lebih banyak membantu menghilangkan sakit kepala. Akan tetapi, hal ini tidak selamanya benar. 

Tidur lebih lama pada akhir pekan atau liburan bisa menyebabkan sakit kepala. Terlalu banyak tidur bisa memengaruhi kimiawi otak dan memicu sakit kepala saat bangun di pagi hari.

4. Sakit punggung

Orang dengan sakit punggung sering kali diminta untuk lebih banyak beristirahat. Namun, ilmu pengetahuan modern menemukan bahwa hal ini malah membuat gejala kian memburuk.

Daripada tidur lebih lama, mengatur posisi tidur lebih efektif meredakan sakit punggung. Cobalah tidur miring dengan bantal di antara lutut agar tulang belakang tetap sejajar.

5. Memori otak yang buruk

Kurang tidur atau terlalu banyak tidur memiliki dampak yang sama buruknya untuk memori otak.

Sebuah studi dalam Journal of the American Geriatrics Society (2014) menemukan wanita yang tidur 5 jam atau kurang atau 9 jam atau lebih memiliki kinerja otak yang lebih buruk.

Durasi tidur yang tidak ideal ini bisa mengganggu memori dan kemampuan berpikir. Bahkan, ini bisa membuat seseorang menua secara mental dua tahun lebih cepat.

Menjaga keseimbangan tidur penting bagi kesehatan mental dan fisik. Terlalu banyak tidur bisa menjadi tanda depresi dan memperburuk depresi yang sudah ada.

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter bila Anda mengalami gangguan tidur. Dokter akan memberikan diagnosis dan penanganan yang sesuai dengan kondisi Anda.

Kesimpulan

  • Terlalu banyak tidur bisa menjadi tanda depresi karena keduanya memiliki penyebab dan gejala yang hampir serupa.
  • Depresi bisa mengganggu siklus tidur, baik itu menyebabkan susah tidur (insomnia) maupun tidur terlalu lama (hipersomnia).
  • Selain itu, depresi dan hipersomnia sama-sama ditandai dengan kelelahan, tingkat energi rendah, dan kesulitan untuk berkonsentrasi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Depression. (2024). National Institute of Mental Health (NIMH). Retrieved June 13, 2024, from https://www.nimh.nih.gov/health/topics/depression

Depression and sleep. (2023). Sleep Foundation. Retrieved June 13, 2024, from https://www.sleepfoundation.org/mental-health/depression-and-sleep

What you should know about the relationship between oversleeping and depression. (2020). Cleveland Clinic. Retrieved June 13, 2024, from https://health.clevelandclinic.org/what-you-should-know-about-the-relationship-between-oversleeping-and-depression

Is too much sleep (oversleeping) bad? The effects, causes and prevention. (2024). Sleep Advisor. Retrieved June 13, 2024, from https://www.sleepadvisor.org/why-do-i-sleep-so-much/

Geoffroy, P. A., Hoertel, N., Etain, B., Bellivier, F., Delorme, R., Limosin, F., & Peyre, H. (2018). Insomnia and hypersomnia in major depressive episode: Prevalence, sociodemographic characteristics and psychiatric comorbidity in a population-based study. Journal of affective disorders, 226, 132–141. https://doi.org/10.1016/j.jad.2017.09.032

Tan, X., Chapman, C. D., Cedernaes, J., & Benedict, C. (2018). Association between long sleep duration and increased risk of obesity and type 2 diabetes: A review of possible mechanisms. Sleep medicine reviews, 40, 127–134. https://doi.org/10.1016/j.smrv.2017.11.001

Devore, E. E., Grodstein, F., Duffy, J. F., Stampfer, M. J., Czeisler, C. A., & Schernhammer, E. S. (2014). Sleep duration in midlife and later life in relation to cognition. Journal of the American Geriatrics Society, 62(6), 1073–1081. https://doi.org/10.1111/jgs.12790

Versi Terbaru

21/06/2024

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Edria


Artikel Terkait

10 Hal yang Bisa Dilakukan saat Menghadapi Pasangan Depresi

Kelelahan Biasa Atau Gejala Depresi? Kenali Perbedaannya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 21/06/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan