backup og meta

Hampir Terasa Sama, Ini Perbedaan Stres dan Cemas

Hampir Terasa Sama, Ini Perbedaan Stres dan Cemas

Hampir setiap orang pernah mengalami stres. Entah itu karena kerjaan kantor yang mepet deadline, konflik keluarga atau pasangan, hingga hal sepele seperti stres menghadapi macetnya jalanan ibukota. Rasa takut dan waswas akibat stres ini bisa menyengsarakan dan terasa seperti tak akan ada habisnya. Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya apa perbedaan stres dan cemas?

Perbedaan stres dan cemas

rasa cemas

Baik stres maupun cemas sebenarnya merupakan emosi yang rentan dialami semua orang ketika berada di situasi yang tidak menyenangkan.

Bedanya, hal yang mudah memicu stres biasanya berasal dari faktor eksternal. Kecemasan, di sisi lain, merupakan kekhawatiran yang terus-menerus dan muncul dari internal diri sendiri.

Stres merupakan bentuk reaksi pertahanan diri ketika Anda berada dalam situasi yang penuh tekanan. Meski tidak disukai, stres sebenarnya merupakan bagian dari insting primitif manusia untuk menjaga kita tetap aman dan hidup.

Sebagai contoh, saat Anda harus melakukan presentasi proyek pekerjaan minggu depan, tubuh merasakan hal tersebut sebagai bahaya atau ancaman.

Untuk melindungi Anda, otak mulai memproduksi sejumlah hormon dan senyawa kimia seperti adrenalin, kortisol, dan norepinefrin yang memicu reaksi “fight or flight” dalam tubuh.

Reaksi inilah yang akan mendorong Anda melakukan suatu usaha, misalnya belajar atau mempersiapkan presentasi sebaik mungkin supaya semua berjalan dengan lancar.

Sementara itu, cemas merupakan reaksi spesifik terhadap stres. Familiar dengan sensasi perut mulas, kepala pening, jantung deg-degan, dan keringat dingin saat Anda diliputi kekhawatiran sebelum berbicara di depan umum? Ini adalah beberapa pertanda Anda sedang cemas.

Selain itu, kecemasan juga bisa menimbulkan serangkaian gejala seperti sulit tidur, sulit berkonsentrasi, kelelahan, tegang otot, atau perasaan cepat marah.

Jika stres hanya terjadi sementara, kecemasan biasanya bertahan lebih lama dan dirasakan terus-menerus walaupun pemicunya telah berlalu. Ini juga menjadi salah satu perbedaan yang cukup mencolok di antara stres dan cemas.

Hati-hati, keduanya bisa berujung pada gangguan mental

stres pekerjaan

Stres dan cemas yang ringan biasanya masih bisa diatasi dengan perubahan pada kebiasaan sehari-hari, misalnya melakukan gaya hidup yang lebih aktif, makan makanan bergizi, dan tidur yang cukup.

Anda juga melakukan kegiatan sesuai minat, berbicara dengan orang yang dipercaya, atau memikirkan hal-hal yang baik dan menyenangkan.

Namun, bila cara-cara tersebut tidak berhasil mengendalikan stres, atau bila stres dan kecemasan berlebih sudah memengaruhi kegiatan Anda, pertimbangkan untuk mengatur jadwal dengan psikolog.

Jika dibiarkan berlarut-larut, stres bisa berkembang menjadi gangguan mental. Seorang psikolog bisa membantu menentukan apakah masalah yang Anda alami merupakan kecemasan dan stres biasa atau justru sebaliknya.

Ada perbedaan antara rasa cemas dan gangguan kecemasan. Kecemasan menjadi gangguan psikologis kronis ketika Anda terus-terusan dilanda ketakutan dari segala macam hal yang Anda anggap sebagai ancaman besar, padahal tidak menimbulkan bahaya nyata.

Hidup dengan gangguan kecemasan membuat Anda terus mengalami stres, bahkan setelah peristiwa mengancam itu sudah lama Anda lewati.

Bahkan ketika Anda tidak dipertemukan dengan pemicu stres apa pun, kecemasan itu tetap akan selalu ada di bawah alam sadar dan menghantui Anda dengan kegelisahan tanpa henti sepanjang hari.

Gangguan kecemasan bisa Anda alami setiap hari dengan gejala yang amat jelas, seperti fobia sosial, atau datang tiba-tiba tanpa alasan seperti serangan panik atau serangan kecemasan.

Selain itu, stres yang tidak ditangani dengan baik juga dapat berkembang menjadi depresi. Depresi dapat membuat penderitanya tak lagi memiliki motivasi atau keinginan untuk melakukan hal-hal yang dulunya disukai.

Orang yang depresi biasanya akan mulai menarik diri dari lingkungan sosial. Padahal, semakin lama Anda mengisolasi diri, tingkat stres malah akan semakin meningkat.

Jadi, tak hanya stres yang bisa menyebabkan depresi, depresi juga bisa membuat stres semakin parah.

Atasi gangguan cemas dan depresi dengan psikolog

Konsultasi psikologis

Ketika dilanda stres dan kecemasan biasa, Anda tahu pasti apa yang sedang Anda hadapi. Keduanya bisa berkurang ketika Anda membuat prioritas dan menanganinya satu per satu.

Pada akhirnya, Anda bisa menemukan jalan keluar dari setiap masalah dan kembali bangkit menjalani hari.

Sementara itu, hidup dengan gangguan kecemasan atau depresi membuat Anda tidak berdaya karena Anda tidak mengetahui apa yang memicu kekhawatiran tersebut. Reaksinyalah yang jadi masalah.

Kedua gangguan psikologis ini terjadi terus-menerus bahkan saat Anda tidak mengalami situasi khusus. Kondisi ini juga cenderung bertahan lama, dari bulanan hingga tahunan.

Cemas dan depresi dapat membatasi fungsi Anda sebagai manusia. Anda mungkin merasa lelah terus-menerus dan kehilangan motivasi atau semangat untuk bekerja, bersosialisasi, atau berkendara layaknya orang lain.

Depresi dan gangguan kecemasan bukanlah sesuatu yang bisa Anda sembuhkan sendiri. Maka dari itu, Anda harus segera mencari pertolongan ke psikolog atau psikiater bila mulai merasakan gejalanya.

Pengobatan bisa meliputi pemberian obat-obatan untuk mengendalikan gejala. Selain itu, Anda juga perlu menjalani terapi psikologis untuk memahami pikiran dan perasaan yang memengaruhi kondisi Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Depression: The Treatment and Management of Depression in Adults. (2010). National Collaborating Centre for Mental Health (UK). Retrieved March 16, 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK63763/#ch2.s7

Bystritsky, A., Khalsa, S. S., Cameron, M. E., & Schiffman, J. (2013). Current diagnosis and treatment of anxiety disorders. P & T : a peer-reviewed journal for formulary management, 38(1), 30–57. Retrieved March 16, 2022.

What’s The Difference Between Stress and Anxiety? (2022). American Psychological Association. Retrieved March 16, 2022, from https://www.apa.org/topics/stress/anxiety-difference

Stress vs. Anxiety. (2018). Mental Health First Aid. Retrieved March 16, 2022, from https://www.mentalhealthfirstaid.org/external/2018/06/stress-vs-anxiety/

Versi Terbaru

14/04/2022

Ditulis oleh Winona Katyusha

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Eustress

Berat Badan Bisa Turun karena Stres, Ini Alasannya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 14/04/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan