Pernah merasa stres karena beban pekerjaan, lalu merasa gelisah di kemudian hari tanpa tahu penyebab pastinya? Sekilas, kedua kondisi ini memang terasa sama. Namun, jika dipahami lebih lanjut, stres dan cemas sebenarnya memiliki beberapa perbedaan.
Apa saja perbedaannya? Bagaimana penanganan yang tepat untuk mengatasi stres dan cemas? Simak informasi berikut untuk tahu jawabannya.
Perbedaan stres dan cemas
Stres dan cemas merupakan emosi yang bisa dialami oleh setiap orang. Dengan mengetahui perbedaan keduanya berikut, Anda akan lebih memahami diri sendiri dan dapat menentukan penanganan yang tepat.
1. Definisi
Stres adalah respons alami tubuh ketika Anda berhadapan dengan situasi yang menimbulkan tekanan. Ketika merasa terancam, sistem saraf akan melepaskan hormon adrenalin dan kortisol sehingga menimbulkan respons stres atau fight or flight.
Karena itulah, stres sebenarnya bermanfaat untuk menyalurkan tekanan dari situasi yang mendesak atau berbahaya. Meski begitu, stres tetap tidak boleh dibiarkan terjadi terus-menerus.
Sementara itu, cemas lebih merujuk pada perasaan gelisah atau kekhawatiran akan sesuatu yang masih belum terjadi.
Berbeda dengan stres yang muncul sebagai respons, Anda bisa cemas meski tidak sedang mengalami tekanan di dunia nyata.
2. Gejala
Stres dan cemas memang memiliki gejala yang cukup mirip, seperti peningkatan detak jantung, keringat berlebih, gangguan tidur, dan perubahan napsu makan.
Bedanya, gejala stres biasanya lebih cepat membaik seiring dengan menghilangnya pemicu stres.
Sebaliknya, gejala cemas bisa bertahan lebih lama karena emosi ini bisa muncul, tanpa adanya pemicu.
Segera konsultasi ke psikolog atau dokter jika gejala cemas sudah mengganggu aktivitas harian Anda. Dalam kondisi ini, Anda mungkin sudah mengalami gangguan kecemasan.
3. Penyebab
American Psychological Association (APA) menyebutkan bahwa salah satu perbedaan mencolok dari stres dan cemas adalah penyebabnya.
Penyebab stres umumnya adalah faktor eksternal, seperti deadline pekerjaan, diskriminasi, atau pertengkaran dengan orang terkasih.
Di sisi lain, kecemasan muncul tanpa pemicu yang jelas atau spesifik. Namun, tanpa disadari, kecemasan sebenarnya bisa dipicu oleh pengalaman buruk di masa lalu.
Sebagai contoh, Anda mungkin cemas ketika diajak pergi ke kebun binatang karena memiliki pengalaman buruk dengan hewan tertentu.
Jika kecemasan terjadi secara konsisten dan tidak bisa dikendalikan, besar kemungkinan Anda mengalami gangguan kecemasan jenis fobia.
4. Dampak buruk

Stres yang berlangsung dalam waktu singkat sebenarnya bisa membantu meningkatkan fokus dan semangat menjalani hidup. Karena itulah, ada istilah stres positif atau eustress.
Namun, kondisi ini tetap tidak bisa dibiarkan karena stres berkepanjangan mungkin menyebabkan gangguan tidur, gangguan pencernaan, hingga penurunan sistem imun.
Sementara itu, cemas yang tidak terkendali cenderung lebih banyak berdampak langsung pada sisi emosional.
Kecemasan berlebihan bisa membuat seseorang terus overthinking dan sulit menikmati hidup karena dihantui kekhawatiran.
Pada dasarnya, stres dan cemas adalah kondisi yang tidak boleh dibiarkan berlarut karena keduanya bisa meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental.
5. Cara mengatasi
Kebanyakan kasus stres karena penyebab spesifik, seperti deadline pekerjaan biasanya bisa membaik setelah pemicunya menghilang. Artinya, stres karena deadline bisa hilang ketika Anda sudah menyelesaikan pekerjaan.
Hal serupa juga bisa terjadi jika penyebab kecemasan diketahui secara pasti.
Pada kecemasan ringan yang penyebabnya tidak diketahui secara pasti, beberapa cara sederhana, seperti olahraga, bercerita pada orang lain, atau melakukan hobi mungkin juga bisa meredakannya.
Namun, segeralah pergi ke dokter atau psikolog jika stres maupun cemas tidak kunjung membaik setelah Anda melakukan perawatan rumahan. Perlu diingat bahwa cemas dan gangguan kecemasan adalah hal yang berbeda.
Jika cemas bisa membaik melalui perawatan rumahan, gangguan kecemasan mungkin membutuhkan psikoterapi dengan bantuan psikolog.
Setiap orang bisa menerima metode perawatan stres atau gangguan kecemasan yang berbeda, sesuai tingkat keparahan dan pemicunya.
Saat mendapatkan perawatan, jangan malu untuk bercerita tentang segala emosi negatif yang Anda alami. Pasalnya, kesadaran dan kemauan adalah kunci dalam upaya penyembuhan gangguan mental.
Kesimpulan
- Perbedaan utama stres dan cemas ada pada penyebabnya. Stres umumnya disebabkan oleh faktor eksternal, seperti deadline pekerjaan atau diskriminasi. Sementara cemas biasanya muncul karena pikiran dari dalam diri, bahkan ketika tidak ada situasi yang mengancam.
- Gejala stres dan cemas sebenarnya cukup mirip. Hanya saja, gejala cemas biasanya berlangsung lebih lama. Berbeda dengan gejala stres yang bisa membaik ketika pemicunya hilang.
- Pada umumnya, stres bisa membaik dengan sendirinya ketika pemicunya hilang. Sementara itu, kecemasan, khususnya yang berkepanjangan mungkin membutuhkan bantuan psikolog.
- Meski berbeda, segeralah menghubungi psikolog jika stres atau kecemasan sudah mengganggu aktivitas harian Anda.