backup og meta

Berbagai Faktor yang Bisa Menjadi Penyebab Anoreksia

Berbagai Faktor yang Bisa Menjadi Penyebab Anoreksia

Anoreksia nervosa adalah sebuah jenis gangguan makan (eating disorder) yang membuat seseorang tidak mau makan. Penyebab anoreksia nervosa pada seorang pasien cukup sulit ditentukan karena kemunculannya bisa disebabkan oleh banyak faktor.

Lebih lengkapnya, simak penjelasan di bawah ini.

Memahami faktor-faktor penyebab anoreksia

mengatasi anoreksia nervosa

Anoreksia nervosa bukanlah sekadar pilihan gaya hidup seperti diet. Kondisi ini termasuk masalah kesehatan yang serius, rumit, dan berpotensi mengancam jiwa bila terus dibiarkan.

Sebenarnya, belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan anoreksia nervosa. Namun, para ahli telah sepakat bahwa faktor-faktor penyebabnya tidaklah sederhana.

Para ahli percaya, kemunculan kondisi ini tidak hanya karena ada faktor keturunan atau peristiwa traumatis. Biasanya, masih ada beberapa faktor lain yang juga menjadi pemicunya.

Sejatinya, anoreksia merupakan penyakit biopsikososial. Artinya, kemunculan gangguan makan ini melibatkan perpaduan dari banyak faktor, termasuk biologis, psikologis, dan lingkungan.

1. Faktor biologis

Faktor biologis seperti kondisi genetik dan gangguan hormon merupakan salah satu penyebab utama anoreksia nervosa.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki orang tua pengidap gangguan makan memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami hal serupa.

Salah satunya pada sebuah penelitian yang terbit dalam jurnal Arch Gen Psychiatry pada 2007. Dilaporkan sekitar 40 sampai 60% dari kasus anoreksia disebabkan oleh faktor keturunan.

Individu dengan orang tua yang punya riwayat eating disorder sebelas kali lebih mungkin mengalami kondisi yang sama bila dibandingkan dengan individu lain yang tidak memiliki gen turunan eating disorder. 

Tak hanya itu, pasien yang mengalami anoreksia nervosa juga biasanya memiliki gangguan pada hormon norepinefrin, serotonin, dan dopamin.

Beberapa hormon tersebut dibutuhkan dalam jumlah yang seimbang agar tubuh bisa menjalankan fungsinya. Bila hormon mengalami gangguan, hal ini bisa memberikan dampak pada kesehatan mental seseorang.

2. Faktor psikologis

ciri-ciri gangguan mental pada remaja

Penyebab lainnya dari anoreksia yakni faktor psikologis, seperti trauma, kecemasan, atau masalah lainnya. Berdasarkan sejumlah penelitian, anoreksia bisa didasari oleh kondisi gangguan mental yang sudah dimiliki pasien sebelumnya.

Gangguan kecemasan umum ditemui pada pengidap anoreksia. Kecemasan ini timbul karena perasaan takut akan naik berat badan. Dari sini, bisa muncul pandangan yang negatif soal makanan.

Anoreksia nervosa juga kerap dikaitkan dengan gangguan obsesif kompulsif (OCD). Orang-orang yang memiliki kondisi ini menujukkan obsesi terhadap makanan dan berat badan, kebiasaan makan tertentu, serta olahraga keras.

Ada pula beberapa karakteristik yang cukup umum ditemui pada pengidap anoreksia, meliputi perfeksionisme dan citra tentang diri sendiri yang negatif.

Orang-orang yang perfeksionis selalu berusaha untuk mencapai kesempurnaan, termasuk soal penampilan fisik. Dalam hal ini, mereka menetapkan aturan superketat mengenai pola makan sehari-hari.

Sebagai gambaran, mereka hanya akan makan dua kali sehari dengan masing-masing porsi yang sedikit. Hal ini terus mereka lakukan secara konsisten demi mendapatkan badan ideal meski harus menahan lapar.

Pada akhirnya, inilah yang menjadi penyebab penyakit anoreksia pada banyak orang.

3. Faktor lingkungan dan sosial

Umumnya pasien yang mengalami anoreksia nervosa punya masalah dalam hubungan dengan orangtua dan orang-orang terdekat. Hal ini bisa semakin dipicu oleh kurangnya rasa empati dalam keluarga.

Faktor sosial lainnya adalah obsesi masyarakat modern terhadap bentuk tubuh wanita yang ramping. Obsesi ini terus-terusan ditanamkan khususnya pada perempuan muda, misalnya lewat media massa.

Sebagai makhluk hidup yang membutuhkan validasi, manusia sering kali ingin menyenangkan orang lain atau mendapatkan pujian.

Alhasil, mereka pun berusaha untuk mencapai apa yang dianggap ideal di masyarakat, tak terkecuali dari segi standar kecantikan. Mereka takut akan mendapat kritik mengenai tampilan fisik mereka.

Mengatasi dorongan yang jadi pemicu anoreksia

terapi imun untuk kanker

Terapi yang diberikan kepada pasien yang mengalami anoreksia dapat berupa terapi psikologis. Psikolog dapat membantu Anda menggali lebih jauh apa sebenarnya penyebab dari penyakit anoreksia nervosa yang Anda alami.

Selanjutnya, psikolog mungkin menganjurkan terapi perilaku dan kognitif (CBT) untuk mengubah cara pandang dan perilaku yang perlu diperbaiki.

Selain itu, berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk menghindari hal-hal yang dapat memicu anoreksia.

  • Berolahraga dan melakukan aktivitas fisik untuk mengalihkan rasa cemas. Namun, konsultasikan dengan dokter atau pelatih olahraga (personal trainer) untuk menentukam durasi dan jenis olahraga yang tepat dan aman bagi Anda.
  • Berbicara dengan dokter, teman, atau keluarga mengenai keluh kesah dan kesulitan yang Anda rasakan.
  • Menghindari hal-hal yang dapat memicu kecemasan, termasuk majalah, konten di internet, film, acara televisi, dan fashion show yang memuja wanita dan pria bertubuh ramping.
  • Menjalani pola makan sehat. Jangan lupa, hindari kafein karena bisa memicu timbulnya kecemasan.

Setelah memahami penyebab anoreksia nervosa, pengobatan dapat dilakukan dengan pendekatan psikoterapi. Psikoterapi terdiri dari terapi individual, terapi keluarga, konseling gizi, dan terapi dalam kelompok.

Pada pasien yang masih berada dalam fase akut, tujuan dari psikoterapi individual adalah untuk menambah berat badan pasien. Psikoterapi keluarga juga dilakukan untuk meningkatkan dukungan keluarga terhadap pasien.

Terkadang, psikoterapi dilakukan secara berkelompok. Dalam psikoterapi kelompok, pasien akan mendapatkan dukungan, saran, dan edukasi mengenai gangguan makan yang dialaminya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Sadock BJ, VA Sadock. Kaplan and Sadock’s Synopsis of Psychiatry10th. USA: Lippincott Williams & Wilkins; 2009.

Maslim, R. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III dan DSM 5. Jakarta; 2013.

Haleem D. J. (2012). Serotonin neurotransmission in anorexia nervosa. Behavioural pharmacology23(5-6), 478–495. Retrieved June 27, 2022.

Södersten, P., Bergh, C., Leon, M., & Zandian, M. (2016). Dopamine and anorexia nervosa. Neuroscience and biobehavioral reviews60, 26–30. Retrieved June 27, 2022.

Causes od Anorexia. (n.d.). Eating Recovery Center. Retrieved June 27, 2022, from https://www.eatingrecoverycenter.com/conditions/anorexia/causes

 

 

Versi Terbaru

21/07/2022

Ditulis oleh Winona Katyusha

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel terkait

Sering Mengecek Sesuatu Berulang Kali? Mungkin Gejala Gangguan Ini


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 21/07/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan