backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan

Sering Mengecek Sesuatu Berulang Kali? Mungkin Gejala Gangguan Ini

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh dr. Elita Mulyadi · Tanggal diperbarui 20/04/2020

    Sering Mengecek Sesuatu Berulang Kali? Mungkin Gejala Gangguan Ini

    Memastikan segala hal sudah benar bisa jadi kebiasaan yang baik. Akan tetapi, beberapa orang punya kebiasaan untuk berulang kali mengecek sesuatu. Misalnya Anda sudah mengunci pintu rumah dan berangkat menuju kampus atau kantor. Namun, di benak Anda, Anda tidak yakin tadi sudah mengunci pintu atau belum. Akhirnya, Anda kembali lagi untuk mengecek kunci pintu. Hal ini bisa Anda lakukan sampai lima kali, bahkan lebih, di pagi hari yang sama.

    Atau Anda habis menggunakan setrika pakaian, tapi lagi-lagi Anda belum yakin setrikanya sudah dimatikan atau belum. Anda pun jadi bolak-balik mengecek setrika sampai berkali-kali.

    Masih banyak contoh lain yang menggambarkan kasus orang dengan kebiasaan mengecek sesuatu hingga berkali-kali. Bukan berarti daya ingatnya lemah, lho. Orang dengan kebiasaan seperti ini biasanya daya ingatnya cukup kuat dan baik-baik saja. Lalu mengapa bisa muncul kebiasaan tersebut? Begini penjelasannya.

    Mengapa saya bolak-balik mengecek sesuatu yang sudah saya lakukan sebelumnya?

    Kalau Anda hanya sesekali mengecek sesuatu yang sebenarnya sudah dilakukan, masih wajar dan tidak perlu dikhawatirkan. Yang perlu dikhawatirkan adalah ketika Anda sudah terlalu sering melakukannya, dan hal tersebut sampai mengganggu aktivitas dan kehidupan Anda sehari-hari.

    Misalnya setiap pagi Anda harus bolak-balik ke rumah untuk memeriksa apakah sudah mematikan kompor. Akibatnya, Anda selalu datang terlambat ke kantor. Bahkan saat bekerja di kantor, Anda masih dihantui dengan pikiran negatif apakah kompor di rumah masih menyala. Anda jadi sulit berkonsentrasi dan bekerja secara produktif karena terlalu sibuk membayangkan apa yang bakal terjadi kalau kompornya meledak atau terjadi kebakaran.

    Contoh tersebut dinamakan dengan gangguan obsesif kompulsif atau obsessive compulsive disorder (OCD). OCD merupakan sebuah gangguan kejiwaan yang ditandai dengan pola pikiran dan ketakutan yang tidak masuk akal (obsesi). Obsesi tersebut mendorong Anda melakukan perilaku berulang (kompulsif).

    Ketika Anda mencoba untuk mengabaikan atau menghentikan obsesi Anda, Anda justru tambah stres dan gelisah. Pada akhirnya, Anda merasa terdorong untuk melakukan tindakan kompulsif untuk meredakan stres. Meski ritual kompulsif (mengecek berkali-kali) sudah dilakukan dan untuk sementara bisa mengurangi kegelisahan, Anda tetap harus melakukan ritual itu lagi saat pikiran obsesif terjadi kembali dan Anda tidak bisa menghentikannya.

    meringankan kecemasan

    Memahami penyebab OCD

    Untuk memahami kenapa Anda bisa berkali-kali mengecek sesuatu yang jelas-jelas sudah Anda lakukan dengan benar, Anda harus memahami dulu bagaimana OCD bisa terjadi.

    Penyebab pasti terjadinya OCD tidak sepenuhnya dipahami, namun studi menunjukkan kombinasi dari faktor biologis, genetik, dan lingkungan hidup berperan dalam terjadinya OCD.

    Secara biologis, OCD mungkin merupakan hasil dari perubahan fungsi kimiawi atau fungsi otak Anda sendiri.

    Dari faktor genetik, para ahli menduga bahwa ada gen tertentu yang memang membuat seseorang lebih rentan kena OCD. Gen ini bisa dibawa dalam keluarga (diturunkan). Akan tetapi, hingga saat ini gen khusus penyebab OCD tersebut belum berhasil ditentukan.

    Selain itu, faktor lingkungan hidup seseorang dapat memicu OCD atau memperparah gejala OCD. Seperti kekerasan, perubahan dalam situasi hidup, penyakit infeksi, kematian orang yang dicintai, perubahan atau masalah yang berhubungan dengan pekerjaan atau sekolah, dan masalah dalam hubungan pribadinya.

    Apa saja gejala OCD selain berkali-kali mengecek sesuatu?

    Gejala OCD mencakup obsesi dan kompulsif. Namun, Anda juga bisa hanya memiliki gejala obsesi atau hanya gejala kompulsif. Anda dapat menyadari atau tidak menyadari bahwa gejala obsesi dan kompulsif Anda berlebihan atau tidak masuk akal, tetapi hal tersebut menghabiskan banyak waktu Anda dan mengganggu rutinitas, fungsi sosial, atau pekerjaan Anda sehari-hari.

    Gejala obsesi

    • Takut kotoran atau terkontaminasi oleh kuman
    • Takut menyakiti orang lain
    • Takut membuat kesalahan
    • Takut dipermalukan atau berperilaku melenceng dari masyarakat
    • Takut memikirkan pikiran jahat atau berdosa
    • Segala sesuatu harus tertata dan simetris
    • Keraguan yang berlebihan dan membutuhkan kepastian yang terus-menerus

    Gejala kompulsif

    • Mandi atau cuci tangan berulang kali
    • Menolak berjabat tangan atau menyentuh kenop pintu
    • Berulang kali memeriksa barang, seperti kunci atau kompor
    • Selalu berhitung saat melakukan rutinitas
    • Terus mengatur berbagai dengan cara tertentu
    • Mengonsumsi makanan dengan urutan tertentu (misalnya dari ukuran makanan paling kecil ke besar)
    • Dihantui oleh kata-kata, gambar, atau pemikiran, yang tidak bisa hilang dan mengganggu tidur
    • Mengulangi kata-kata, ungkapan, atau doa tertentu
    • Perlu melakukan hal yang sama beberapa kali
    • Mengumpulkan atau menimbun barang tanpa nilai yang jelas

    OCD biasanya dimulai pada masa remaja atau dewasa muda. Gejala yang timbul umumnya dimulai secara bertahap dan cenderung berbeda-beda dalam tingkat keparahannya. Gejala tersebut akan bertambah parah ketika Anda sedang dilanda stres.

    OCD biasanya dianggap sebagai gangguan seumur hidup. Anda mungkin memiliki gejala ringan sampai sangat berat dan menyita waktu hingga melumpuhkan kegiatan Anda sehari-hari.

    Bila Anda gejala OCD yang Anda alami, yaitu berkali-kali mengecek sesuatu yang sudah dikerjakan sudah mengganggu kehidupan sehari-hari, segera periksa ke terapis, dokter spesialis kesehatan jiwa (psikiater), atau psikolog. Terapi dan obat-obatan tertentu bisa membantu Anda mengendalikan dorongan untuk mengecek sesuatu sampai puluhan atau ratusan kali sehari.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh dr. Elita Mulyadi · Tanggal diperbarui 20/04/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan