backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Tak Hanya Satu, Ini Dia Beberapa Jenis Katarak yang Perlu Anda Ketahui

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 26/07/2021

    Tak Hanya Satu, Ini Dia Beberapa Jenis Katarak yang Perlu Anda Ketahui

    Katarak adalah kondisi ketika lensa mata yang biasanya bening menjadi keruh. Orang dengan katarak akan merasa penglihatannya seperti jendela yang berkabut. Katarak biasanya terjadi ketika usia terus bertambah. Umumnya, katarak terjadi pada kedua mata secara bersamaan. Namun, katarak juga bisa terjadi di salah satu mata dan menyebabkan keadaan yang lebih parah. Lebih jelas, simak penjelasan jenis-jenis katarak di bawah ini.

    Apa saja jenis katarak?

    Jenis-jenis katarak terbagi ke dalam klasifikasi yang didasarkan atas:

  • Usia: Katarak terjadi seiring dengan bertambahnya usia. Kondisi ini disebut juga dengan katarak senilis
  • Traumatis: Katarak terjadi akibat cedera atau trauma pada mata
  • Metabolik: Katarak terjadi akibat penyakit metabolik yang mendasarinya, seperti diabetes. 
  • Katarak berkaitan dengan usia adalah jenis yang paling umum terjadi. Katarak juga bisa dibedakan ke dalam klasifikasi berdasarkan bagian lensa yang rusak. Berikut penjelasannya:

    1. Katarak nuklear

    Katarak

    Dikutip dari Mayo Clinic, katarak nuklear merupakan klasifikasi katarak yang terjadi pada lensa mata bagian tengah. Orang dengan katarak nuklear akan mengalami perubahan lensa mata yang tadinya transparan menguning dan mengeras perlahan selama bertahun-tahun. 

    Ketika lensa bagian tengah (inti lensa) mengeras, Anda mungkin akan mengalami rabun jauh (mata minus). Ini sebabnya beberapa orang tidak lagi memerlukan kacamata baca (mata plus) ketika katarak jenis ini mulai terbentuk. 

    Katarak ini juga dapat menyebabkan warna yang Anda lihat menjadi pudar, meskipun gejala ini seringnya ini tidak disadari. Hal itu terjadi karena lensa yang semakin menguning atau menjadi kecokelatan. 

    Berikut adalah gejala-gejala yang ditimbulkan akibat katarak nuklear:

    • Penglihatan kabur
    • Penglihatan ganda
    • Diplopia monokuler (penglihatan ganda yang terjadi hanya pada satu mata)
    • Penglihatan buruk saat gelap
    • Kemampuan membedakan warna berkurang
    • Silau

    2. Katarak kortikal

    katarak senilis picu glaukoma

    Katarak kortikal terjadi ketika bagian serat lensa yang mengelilingi nukleus menjadi buram. Jenis katarak ini dimulai dengan kekeruhan berbentuk goresan di tepi luar lensa. 

    Gejala yang biasanya ditimbulkan akibat katarak kortikal, antara lain:

    • Mata silau
    • Penglihatan jarak dekat berkurang
    • Menjadi tidak sensitif terhadap kontras

    3. Katarak subkapsular posterior

    Katarak

    Katarak subkapsular posterior atau posterior subcapsular cataracts (PSC)  adalah kekeruhan yang terjadi di lensa mata bagian belakang. Jenis katarak ini cenderung terjadi pada pasien yang lebih muda daripada katarak kortikal atau nuklear. 

    Gejala yang biasanya ditimbulkan akibat katarak jenis ini adalah:

    • Silau
    • Kesulitan melihat jarak jauh
    • Kemampuan penglihatan berkurang dengan cepat

    4. Katarak kongenital

    katarak sejak lahir katarak pada bayi

    Katarak kongenital adalah jenis katarak yang terjadi akibat bawaan lahir. Ini bisa muncul saat bayi baru lahir atau muncul ketika masa kanak-kanak.

    Katarak pada anak ini bersifat genetik atau bisa juga akibat infeksi yang terjadi selama masa kehamilan atau trauma. Beberapa kondisi tertentu juga dapat menyebabkan katarak pada anak, seperti distrofi miotonik, galaktosemia, neurofibromatosis tipe dua, atau rubella.

    Katarak kongenital tidak selalu memengaruhi penglihatan, tetapi jika iya, biasanya akan segera hilang setelah terdeteksi. 

    5. Subkapsular anterior

    Katarak

    Bentuk katarak lainnya adalah katarak subkapsular anterior. Katarak subkapsular anterior dapat berkembang tanpa penyebab khusus (idiopatik, alias tidak diketahui penyebabnya). Kondisi ini juga dapat terjadi akibat trauma atau kesalahan diagnosis (iatrogenik). 

    6. Diabetic snowflake 

    penyakit penyebab katarak

    Katarak jenis ini menimbulkan kekeruhan berbentuk snowflake (kepingan salju) berwarna abu-abu putih. Seringnya, kondisi ini berkembang pesat dan membuat seluruh lensa menjadi bercahaya dan putih. 

    Katarak diabetic snowflake sering terjadi pada pasien diabetes dengan usia yang lebih muda. Umumnya, kondisi ini ditemukan pada pasien diabetes dengan gula darah yang sangat tinggi, terutama penderita diabetes tipe 1.  

    7. Kutub posterior

    Katarak

    Katarak ini ditandai dengan kekeruhan berwarna putih berbatas tegas di tengah kapsul posterior (lapisan untuk membungkus serat lensa mata). Katarak jenis ini tidak bergejala atau hanya menimbulkan sedikit gejala. Namun, ketika berkembang, katarak kutub posterior mungkin akan memengaruhi kualitas penglihatan Anda. 

    8. Katarak traumatik

    prosedur operasi katarak

    Katarak traumatik muncul setelah mata mengalami kecelakaan, seperti cedera mata akibat benda tumpul, sengatan listrik, luka bakar kimiawi, dan paparan radiasi. Gejala kondisi ini termasuk pengaburan lensa di lokasi cedera yang bisa meluas ke seluruh bagian lensa. 

    9. Polikromatik

    Katarak

    Dikutip dari American Academy of Ophthalmology, katarak polikromatik juga dikenal sebagai katarak “Pohon Natal”. Katarak ini ditandai dengan kristal berwarna di lensa mata. Kondisi ini disebut sebagai jenis langka dari perkembangan katarak pikun dan biasanya terjadi pada pasien dengan distrofi miotonik. 

    10.  Komplikata

    uveitis

    Katarak komplikata merupakan kekeruhan mata akibat riwayat uveitis kronis atau berulang. Kondisi ini dapat disebabkan oleh uveitis itu sendiri atau pengobatan untuk mengatasi uveitis.

    Tingkat kematangan katarak

    Seain berdasarkan penyebab, ada pula klasifikasi katarak berdasarkan tingkat kematangan atau tahapan perkembangannya. Berikut ini tahapannya:

    1. Katarak tahap awal

    Ini adalah awal mula penyakit katarak. Kondisi ini terjadi ketika mata lensa masih jernih atau transparan, tetapi kemampuan untuk mengubah fokus antara penglihatan dekat dan jauh sudah mulai berkurang. 

    Pada kondisi ini, penglihatan Anda mungkin buram atau keruh, silau dari cahaya. Anda juga mungkin merasakan ketegangan mata meningkat. 

    2. Katarak imatur

    Katarak imatur, atau disebut juga katarak insipien, ditandai dengan protein yang mulai mengaburkan lensa dan membuat penglihatan Anda agak buram, terutama di bagian tengah. Pada titik ini, dokter mungkin akan merekomendasikan kacamata baru atau lensa anti-silau. Perkembangan katarak imatur bisa memakan waktu hingga beberapa tahun. 

    Pemeriksaan mata

    3. Katarak dewasa

    Katarak dewasa berarti tingkat kekeruhan telah meningkat cukup siginifikan sehingga tampak seperti susu berwarna putih atau kuning. Keadaan ini telah menyebar ke tepi lensa dan memiliki efek yang cukup besar pada penglihatan. Jika katarak mengganggu aktivitas sehari-hari Anda, dokter mungkin menyarankan operasi pengangkatan katarak

    4. Katarak hipermatur

    Katarak hipermatur berarti katarak telah menjadi sangat padat, merusak penglihatan secara signifikan, dan telah mengeras. Pada titik ini, katarak akan mengganggu penglihatan ke tahap lanjut. 

    Kondisi ini bisa lebih sulit untuk dihilangkan. Jika tidak diobati, katarak hipermatur dapat menyebabkan peradangan pada mata atau peningkatan tekanan di dalam mata, yang dapat menyebabkan glaukoma. 

    Glaukoma

    5. Katarak morgagnian

    Katarak morgagnian adalah salah satu bentuk katarak hipermatur, ketika lensa bagian inti atau tengah sudah rusak, tenggelam, dan mencair. Pada tahap ini, operasi katarak mungkin dilakukan segera setelah penglihatan lumpuh. 

    Mengenal jenis-jenis, gejala, penyebab katarak dapat membantu Anda mendeteksi penyakit dengan lebih cepat. Dengan begitu, Anda dapat menjalani perawatan katarak yang tepat. Anda juga bisa mengecek gejala-gejala yang Anda rasakan di sini atau menghubungi dokter.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 26/07/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan