Tahukah Anda bahwa lebih dari 60% penderita kanker berusia lebih dari 60 tahun? Sayangnya, pilihan pengobatan kanker untuk para lansia tidak begitu banyak. Hal ini dikarenakan biasanya para lansia juga memiliki penyakit kronis lainnya, seperti diabetes dan penyakit jantung. Jadi, apa saja jenis pengobatan yang bisa dijalani oleh para orang tua tersebut?
Jenis pengobatan kanker untuk lansia
Menurut ahli onkologi dari Memorial Sloan Kettering, Stuart Lichtman, para lansia yang menderita kanker mungkin membutuhkan konsultasi dengan ahlinya terlebih dahulu sebelum menjalani pengobatan.
Konsultasi tersebut bertujuan untuk membantu mereka menentukan jenis perawatan yang seperti apa yang cocok untuk orang yang sudah menginjak usia lebih dari 60 tahun.
Ada beberapa pilihan pengobatan yang bisa dijalani oleh para lansia, yaitu:
- Operasi
- Kemoterapi
- Terapi radiasi
Sama seperti pengobatan lainnya, ketiganya mempunyai risiko, terlebih lagi pada lansia. Hal ini karena tubuh mereka tidak lagi sama seperti saat mereka muda.
Maka itu, ada beberapa pertimbangan yang harus mereka dan keluarga pikirkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Efek samping operasi terhadap lansia
Sebelum memilih jenis pengobatan kanker apa yang cocok untuk lansia, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Jika kondisi lansia tidak mampu utnuk melakukan operasi, mungkin ada pilihan lain yang relatif lebih aman untuk membantu mengobati kanker.
Hal ini karena ada beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah mereka melakukan operasi.
- Mengganggu fungsi jantung. Saat lansia yang juga punya masalah jantung melakukan operasi, ada kalanya tekanan darah tiba-tiba meningkat dan memperburuk keadaan.
- Membutuhkan ginjal yang berfungsi dengan baik. Beberapa fungsi organ pada lansia umumnya tidak optimal lagi pada usia senja, termasuk ginjal. Beberapa obat pascaoperasi bisa saja memperberat kerja ginjal untuk menyaring obat.
- Fungsi paru tidak dapat menampung udara. Lagi-lagi, masalah fungsi tubuh yang tak optimal menjadi tantangan tersendiri. Terlebih apabila lansia menderita penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) menambah kesulitan mereka untuk pulih dari obat bius.
Efek samping kemoterapi pada lansia
Tidak sama seperti operasi, kemoterapi akan membutuhkan waktu yang cukup lama sampai kondisi tubuh penderita kanker membaik. Normalnya, pengobatan ini akan berlangsung selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.
Bagi para penderita kanker yang masih berusia belia saja efek kemoterapi dapat terasa begitu jelas, apalagi untuk lansia.
Beberapa efek samping yang mungkin timbu, antara lain:
- Jumlah sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit menurun sehingga meningkatkan risiko anemia, perdarahan, dan munculnya memar di tubuh.
- Gangguan pencernaan, seperti mual dan muntah, dehidrasi, dan diare.
- Kerusakan sistem saraf yang dapat mengakibatkan cepat lupa, sering merasa lelah, dan gangguan lainnya.
Sebenarnya, ada tips yang cukup efektif untuk mencegah komplikasi pengobatan kanker untuk lansia. Misalnya, membuat daftar semua obat Anda. Mulai dari obat tanpa resep, vitamin, suplemen, dan herbal.
Memberikan daftar obat pada dokter Anda akan lebih membantu mereka mendiagnosis kondisi Anda sebelum memulai kemoterapi.
Efek samping radiasi terhadap lansia
Pengobatan kanker untuk lansia yang mungkin dapat dilakukan adalah radiasi. Radiasi biasanya dilakukan di luar tubuh Anda atau dengan meletakkan benda kecil yang berisi radioaktif pada tubuh Anda, dekat dengan lokasi tumor.
Efek samping yang timbul dari terapi radiasi ini tergantung pada jenis, dosis, dan lokasi kanker.
Mengingat lebih besarnya risiko untuk pengobatan kanker lansia membuat Anda dan keluarga harus berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan langkah yang paling tepat. Dengan begitu, Anda dan keluarga bisa mengambil jalan yang paling aman dan minim efek samping untuk kondisi lansia Anda.
[embed-health-tool-bmi]