Menjadi seorang ibu merupakan tugas yang mulia dan luar biasa. Meski begitu, ibu juga tidak otomatis terlepas dari berbagai masalah setelah melahirkan. Tidak sedikit ibu baru yang mengalami trauma melahirkan atau dikenal juga dengan pospartum PTSD. Kondisi ini bukan cuma dapat mengganggu peran ibu untuk merawat dan menjaga bayinya sepenuh hati, tapi juga ikut menggerogoti kesehatan fisik dan mentalnya. Lantas, bagaimana caranya mengatasi trauma melahirkan? Simak ulasannya berikut ini.
Beragam cara mengatasi trauma melahirkan
Trauma melahirkan bisanya terjadi dalam waktu satu bulan atau satu tahun setelah proses persalinan. Trauma membuat ibu sering mengalami kilas balik atau mimpi buruk parah mengenai proses melahirkan.
Hal ini menyebabkannya jadi selalu tertekan karena diselimuti oleh ketakutan serta kecemasan, yang membuatnya sulit tidur, mudah marah, dan sulit konsentrasi.
Efek trauma juga sering membuat seseptang selalu dirundung rasa putus asa dan nelangsa. Bahkan bukan tidak mungkin trauma melahirkan akan menciptakan jarak antara dirinya dengan sang buah hati.
Jika dibiarkan, kondisi ini akan semakin memburuk. Bukan hanya kesehatan sang ibu yang terganggu, kesejahteraan hidup anak pun akan memburuk. Untungnya, kondisi ini dapat disembuhkan dengan beberapa cara, antara lain:
1. Terapi
Terapi untuk postpartum PTSD meliputi terapi perilaku kognitif (CBT), psikoterapi, atau terapi kelompok. Dengan cara ini ibu akan mengetahui penyebab di balik reaksi negatif yang dialaminya setelah melahirkan.
Kemudian, belajar untuk mengendalikan diri dalam menghadapi pengalaman yang sama dengan cara yang lebih baik.
[embed-health-tool-due-date]
2. Terapi EMDR
EMDR adalah singkatan dari Eye Movement Desensitization and Reprocessing Therapy. Terapi ini bertujuan untuk mengganti emosi negatif yang melekat pada trauma dengan pikiran dan perasaan positif.
Caranya, terapis akan meminta pasien mengingat kembali peristiwa penyebab trauma sambil mengalihkan konsentrasi dengan melakukan suatu gerakan.
Biasanya dengan meminta pasien menggerakkan mata ke kanan dan kiri mengikuti gerak telunjuk si terapis, atau meminta pasien mengetuk-ngetukkan tangan di meja sesuai ritme.
Teorinya, gerakan ini lambat laun dapat mengurangi kekuatan ingatan dan emosi negatif yang berakar dari peristiwa traumatis masa lalu.
Secara bertahap, dengan cara yang sama terapis akan memandu Anda untuk mengubah pikiran ke yang lebih menyenangkan.
3. Minum obat resep dokter
Ibu dengan postpartum PTSD biasanya diberikan obat antiansietas (antikecemasan) dan obat antidepresan untuk jangka pendek. Ini dilakukan untuk mengurangi keparahan dan intensitas gejala.
Namun pemberian obat tidak boleh dilakukan secara sembarangan, misalnya penggunaan obat antidepresan. Obat ini hanya diberikan pada pasien yang memenuhi ketentuan sebagai berikut.
- Sudah menjalani psikoterapi tapi tidak membawa hasil yang baik.
- Mengalami gejala depresi yang cukup berat.
- Mengalami kekerasan dalam rumah tangga.