backup og meta

Waspadai Risiko Turun Berok setelah Operasi Caesar

Waspadai Risiko Turun Berok setelah Operasi Caesar

Hernia atau turun berok setelah caesar terbilang sebagai komplikasi persalinan yang cukup jarang terjadi.

Meski begitu, kondisi ini bisa berakibat fatal bila tidak ditangani dengan baik. Simak gejala dan cara mengobati hernia setelah melahirkan caesar melalui pembahasan berikut ini.

Seperti apa hernia setelah melahirkan caesar?

Turun berok, atau secara medis disebut hernia, terjadi saat ada bagian dari organ atau jaringan yang menonjol melalui celah pada otot sehingga menimbulkan benjolan.

Dalam kasus tertentu, hernia dapat menjadi komplikasi operasi caesar. Jenis hernia yang umumnya terjadi setelah melahirkan caesar disebut sebagai hernia insisional.

Persalinan caesar melibatkan pembuatan sayatan pada perut dan rahim wanita untuk melahirkan bayi. Hernia insisional terbentuk pada area bekas luka operasi tersebut.

Seberapa umumkah turun berok setelah operasi caesar?

Persentase kasus hernia atau turun berok setelah operasi caesar berkisar antara 0,0–5,6 persen. Mungkin sebenarnya ada lebih banyak wanita yang mengalami kondisi ini, tetapi mereka tidak merasakan gejala dan tidak melakukan pengobatan sama sekali.

Gejala hernia setelah melahirkan caesar

gejala hernia

Kira-kira setengah dari kasus hernia setelah melahirkan caesar menimbulkan gejala pada tahun pertama. Berikut beberapa di antaranya.

1. Benjolan perut

Gejala utama hernia insisional adalah kemunculan benjolan dekat tempat sayatan bedah. Kebanyakan benjolan ini memiliki warna yang senada dengan kulit Anda. 

Ukuran benjolan bisa sekecil anggur atau sangat besar. Hernia mungkin berubah lokasi atau bertambah besar seiring berjalannya waktu.

Gejala turun berok tidak selalu segera muncul setelah Anda melahirkan caesar. Benjolan mungkin baru muncul bertahun-tahun setelah Anda menjalani operasi.

Benjolan ini biasanya lebih terlihat saat Anda berdiri tegak, batuk, atau melakukan aktivitas fisik, seperti mengangkat benda di atas kepala.

2. Nyeri dan sakit perut

Kadang-kadang, hernia insisional dapat menyebabkan rasa sakit yang mengganggu, terutama bila benjolan pada perut terlihat cukup jelas.

Hernia insisional juga memengaruhi daerah sekitar perut sehingga dapat menyebabkan sakit perut. Kondisi ini bisa menimbulkan gejala lain, termasuk mual dan bahkan muntah.

Karena memengaruhi bagian usus, hernia setelah melahirkan juga bisa menyebabkan sembelit. Ini dapat mempersulit proses pencernaan makanan dalam usus Anda.

Faktor risiko hernia setelah melahirkan caesar

Hernia setelah melahirkan caesar sebenarnya terbilang langka. Hal ini dibuktikan pada sebuah penelitian yang dimuat oleh The Australian & New Zealand Journal Of Obstetrics & Gynaecology (2015).

Penelitian yang melibatkan 642.578 wanita di Australia ini menemukan hanya ada 0,2% wanita yang membutuhkan operasi hernia setelah melahirkan caesar.

Studi lain yang dimuat jurnal PLoS One (2014) memperkirakan 0,2% wanita yang melahirkan caesar membutuhkan operasi hernia dalam kurun 10 tahun. Risikonya lebih tinggi dalam tiga tahun pertama setelah persalinan.

Wanita yang memiliki sayatan vertikal lebih mungkin mengalami turun berok setelah caesar bila dibandingkan dengan wanita yang memiliki sayatan horizontal.

Selain itu, wanita dengan kelebihan berat badan, diabetes, atau memiliki jaringan otot perut lemah lebih berisiko untuk mengalami hernia insisional setelah operasi caesar.

Menurut Mount Sinai, hernia insisional dianggap sebagai tipe hernia ventral, yang berarti hernia membesar melalui otot perut. Jenis hernia ini terjadi pada 15–20% dari total kasus hernia perut.

Komplikasi hernia setelah caesar

operasi hernia

Salah satu komplikasi serius akibat turun berok setelah operasi caesar ialah hernia strangulata.

Hernia strangulata terjadi saat bagian yang menonjol terimpit dan menghambat aliran darah ke usus halus. Kondisi ini bisa menyebabkan kematian jaringan dan mengancam jiwa.

Beberapa kondisi lain yang dapat terjadi akibat hernia strangulata yakni:

  • usus berlubang,
  • penyumbatan usus,
  • perdarahan dalam, dan
  • penumpukan cairan dalam rongga perut.

Penurunan volume darah akibat perdarahan dalam bisa menyebabkan syok (shock). Kondisi ini ditandai dengan nyeri tajam, mual, muntah, pusing, hingga hilangnya kesadaran.

Jika Anda sedang menunggu jadwal operasi hernia, sebaiknya tanyakan kepada dokter tentang gejala yang perlu diwaspadai bila timbul komplikasi yang tidak diinginkan.

Segera hubungi dokter atau cari pertolongan medis bila Anda mengalami salah satu dari gejala tersebut.

Pengobatan turun berok setelah melahirkan caesar

Dokter akan mendiagnosis hernia melalui pemeriksaan fisik. Terkadang, tes pencitraan seperti ultrasound (USG) atau CT scan digunakan untuk melihat gambaran hernia secara lebih jelas.

Pembedahan merupakan metode yang paling efektif untuk mengobati turun berok setelah caesar.

Pada kasus hernia strangulata maupun turun berok yang memicu infeksi dan perlubangan usus, pasien mungkin perlu dirawat inap di rumah sakit dan mendapatkan obat hernia tambahan, seperti antibiotik.

Operasi hernia darurat memerlukan anestesi umum. Pasien akan tertidur dan tidak merasakan sakit selama pembedahan berlangsung.

Sebaliknya, bila hernia belum terlalu parah, anestesi lokal yang biasanya akan diberikan. Hal ini tergantung pada jenis dan letak hernia yang pasien miliki.

Seorang ahli bedah akan mengevaluasi benjolan dan menentukan prosedur untuk memperbaiki hernia, baik melalui operasi terbuka atau laparoskopi.

Dalam operasi terbuka, dokter akan membuat sayatan pada perut. Sementara itu, laparoskopi dilakukan menggunakan sayatan kecil yang cenderung akan sembuh lebih cepat.

Hernia insisional terkait operasi caesar lebih mungkin untuk kambuh. Jika memilih untuk punya bayi lagi, Anda berisiko lebih tinggi untuk mengalami kembali kondisi ini.

Operasi turun berok setelah caesar biasanya efektif untuk mencegahnya, tetapi selalu konsultasikan dengan dokter kandungan untuk mengetahui risiko kekambuhannya.

Kesimpulan

  • Turun berok atau hernia insisional setelah melahirkan caesar tergolong jarang terjadi.
  • Kondisi ini bisa terjadi saat ada bagian dari organ atau jaringan yang menonjol melalui celah pada otot perut sehingga menimbulkan benjolan.
  • Pembedahan merupakan metode paling efektif untuk mengobati hernia atau turun berok.
  • Dengan perawatan yang tepat, wanita dengan turun berok bisa sembuh serta mengalami kehamilan dan persalinan yang sehat di kemudian hari.

[embed-health-tool-due-date]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Incisional Hernias. (2023). Mount Sinai. Retrieved March 7, 2023, from https://www.mountsinai.org/care/surgery/services/general-surgery/conditions/hernia/incisional-hernia

Strangulated Hernia. (2013). The British Hernia Centre. Retrieved March 7, 2023, from https://www.hernia.org/types/strangulated-hernia/

Hope WW, Tuma F. (2022). Incisional Hernia. StatPearls Publishing. Retrieved March 7, 2023, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK435995/

Aylia, F. A., Khirie, S., & Steinberg, D. (2022). Incisional Hernia Repair During Cesarean Section. Cureus, 14(4), e24121. https://doi.org/10.7759/cureus.24121

Paulsen, C. B., Zetner, D., & Rosenberg, J. (2020). Incisional hernia after cesarean section: A systematic review. European journal of obstetrics, gynecology, and reproductive biology, 244, 128–133. https://doi.org/10.1016/j.ejogrb.2019.11.010

Shand, A. W., Chen, J. S., Schnitzler, M., & Roberts, C. L. (2015). Incisional hernia repair after caesarean section: a population-based study. The Australian & New Zealand journal of obstetrics & gynaecology, 55(2), 170–175. https://doi.org/10.1111/ajo.12270

Aabakke, A. J., Krebs, L., Ladelund, S., & Secher, N. J. (2014). Incidence of incisional hernia after cesarean delivery: a register-based cohort study. PloS one, 9(9), e108829. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0108829

Versi Terbaru

29/03/2023

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Benarkah Ibu Dengan Ketuban Pecah Dini Harus Selalu Operasi Caesar?

Ini Pertimbangan Waktu yang Tepat untuk Hamil Lagi Setelah Caesar


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 29/03/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan