Prolaktin merupakan salah satu hormon yang dibutuhkan oleh pria maupun wanita. Meski begitu, kelebihan hormon prolaktin bisa menimbulkan gangguan yang disebut dengan hiperprolaktinemia.
Karena prolaktin erat kaitannya dengan sistem reproduksi, hiperprolaktinemia bisa menjadi penyebab susah hamil.
Apa itu hiperprolaktinemia?
Hiperprolaktinemia adalah kondisi ketika jumlah hormon prolaktin dalam darah melebihi batas wajar. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa menyebabkan masalah kesuburan pada pria maupun wanita.
Melansir dari laman Cleveland Clinic, berikut adalah kadar normal hormon prolaktin dalam tubuh manusia.
- Pria: kurang dari 20 ng/ml.
- Wanita: kurang dari 25 ng/ml.
- Wanita hamil atau menyusui: 80-400 ng/ml.
Selama masa kehamilan dan menyusui, jumlah prolaktin memang akan naik drastis karena hormon ini berfungsi untuk mendorong produksi ASI.
Meski sebagian besar kasus hiperprolaktinemia tidak mengancam nyawa, kondisi ini bisa menyebabkan kemandulan dan masalah kesuburan lainnya.
Seberapa umum kondisi ini?
Hiperprolaktinemia terjadi pada sepertiga wanita yang bermasalah dengan masa subur. Contohnya, ketika menstruasi tidak teratur padahal Anda tidak memiliki riwayat gangguan ovarium.
Kondisi ini lebih banyak ditemukan pada wanita, khususnya yang berusia di bawah 40 tahun.
Apakah pasien hiperprolaktinemia tetap bisa hamil?
Namun, perlu diingat bahwa kondisi ini bisa terjadi pada wanita dan pria. Faktor kehamilan pun dipengaruhi oleh pria maupun wanita.
Maka, penting untuk memastikan bahwa kadar hormon prolaktin pada kedua belah pihak sudah normal.
Tanda dan gejala hiperprolaktinemia
Pria dan wanita bisa memiliki gejala yang berbeda karena keduanya memiliki sistem reproduksi yang berbeda pula.
Berikut ini adalah beberapa gejala yang biasanya dialami orang-orang dengan hiperprolaktinemia.
- Infertilitas atau masalah kesuburan.
- Terhentinya siklus menstruasi.
- Penurunan gairah seksual.
- Rasa sakit pada area payudara.
- Galaktorea atau kondisi saat ASI keluar ketika tidak hamil.
- Vagina kering sehingga sakit saat berhubungan seksual.
- Disfungsi ereksi.
- Tingkat testosteron rendah.
- Pembesaran jaringan payudara pada pria (ginekomastia).
Hyperprolactinemia sering kali juga tidak menimbulkan gejala atau hanya berskala ringan sehingga tidak disadari.
Maka, apabila Anda merasakan ada yang aneh dengan sistem reproduksi Anda, segera periksakan diri Anda ke dokter.
Penyebab hiperprolaktinemia
Prolaktinoma atau tumor kelenjar pituitari adalah penyebab utama dari hiperprolaktinemia. Pasalnya, pada kelenjar pituitari itulah hormon prolaktin diproduksi.
Selain itu, berikut adalah kondisi lain yang juga bisa menyebabkan hyperprolactinemia.
- Hipotiroidisme (tiroid terlalu rendah).
- Gangguan kelenjar pituitari lainnya, seperti akromegali atau sindrom Cushing.
- Mengonsumsi obat untuk tekanan darah tinggi, antipsikotik, penghambat asam H2, antidepresan, pereda mual, pereda nyeri, atau pil KB.
- Cedera pada dinding dada.
- Stres atau olahraga berlebihan.
- Melakukan stimulasi pada puting.
Namun, ternyata hampir sepertiga dari kasus hiperprolaktinemia pada wanita tidak diketahui penyebabnya. Kondisi ini disebut hiperprolaktinemia idiopatik.