Program bayi tabung tentu sudah tidak asing bagi sebagian besar orang. Akan tetapi, tahukah Anda bahwa proses ini akan melewati tahapan akhir yang disebut embrio transfer?
Seperti apa tahapan tersebut? Adakah hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukannya? Temukan jawabannya melalui uraian berikut.
Kenapa harus transfer embrio?
Transfer embrio adalah proses memasukkan atau menanamkan embrio hasil pembuahan sel telur dan sperma di laboratorium ke rahim calon ibu. Ini adalah tahap akhir dari prosedur bayi tabung.
Pembuahan yang sudah dilakukan di luar rahim itulah yang membuat peluang kehamilan melalui program bayi tabung dinilai lebih besar dibandingkan metode alami.
Embryo transfer biasanya disarankan jika calon ibu memiliki kerusakan tuba falopi, endometriosis, fibroid rahim, dan kondisi lain yang menjadi penyebab susah hamil.
Secara garis besar, transfer embrio bisa dibedakan menjadi dua jenis, yaitu transfer embrio segar dan frozen embryo transfer (FET).
Perlu diketahui bahwa proses pembuahan di laboratorium biasanya langsung menghasilkan beberapa embrio.
Nantinya, dokter akan memilih 1–2 embrio terbaik yang langsung ditanam ke rahim calon ibu. Inilah yang dimaksud dengan transfer embrio segar.
Sementara itu, embrio lain yang tidak ditanam akan dibekukan menggunakan nitrogen cair untuk disimpan dan bisa ditanamkan sewaktu-waktu jika dibutuhkan. Inilah yang dimaksud dengan transfer frozen embryo.
[embed-health-tool-ovulation]
Proses transfer embrio
Transfer embrio segar biasanya dilakukan setelah 2–5 hari usai pembuahan. Sementara itu, frozen embryo transfer bisa dilakukan beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun setelahnya.
Pada beberapa kasus, embrio mungkin ditanam setelah berbentuk blastokista. Itu artinya, embrio hasil pembuahan akan dipelihara beberapa hari terlebih dahulu di laboratorium.
Proses embrio transfer terbilang jauh lebih sederhana dibandingkan pengambilan sel telur. Proses ini biasanya hanya memakan waktu sekitar 15 menit.
Mengutip laman Emory School of Medicine, alat yang digunakan untuk transfer embrio sama dengan alat yang digunakan pada pemeriksaan Pap smear.
Berikut adalah langkah-langkah embryo transfer ke rahim calon ibu.
- Dokter meminta Anda untuk rileks dan berbaring telentang di meja pemeriksaan.
- Spekulum akan dimasukkan ke Miss V agar dokter dapat melihat kondisi leher rahim atau serviks.
- Jika dibutuhkan, dokter mungkin membersihkan bagian luar serviks dan membuang lendir di dalam serviks. Pasalnya, lendir bisa mempersulit proses transfer embrio.
- Setelah itu, dokter akan memasukkan kateter, alat khusus berbentuk selang kecil yang panjang dan fleksibel. Alat ini akan membentang dari Miss V hingga rahim. Dokter akan menggunakan USG untuk memantau posisi kateter.
- Dokter memasang spuit (alat suntik) berisi cairan yang di dalamnya terkandung embrio pada sisi kateter yang berada di luar tubuh. Dari sinilah embrio hasil pembuahan akan disalurkan ke rahim.
Jika prosedur penanaman berhasil, embrio akan menempel pada rahim beberapa hari setelahnya.
Khusus untuk frozen embryo, dokter mungkin memberikan terapi hormon terlebih dahulu sebelum melakukan transfer. Terapi hormon biasanya berlangsung selama 2–3 minggu sebelum proses transfer.
Apa yang harus dilakukan setelah transfer embrio?
Anda mungkin merasakan kram, kembung, atau keputihan setelah menerima transfer embrio.
Ini merupakan hal yang wajar dan akan membaik dalam kurun 24 jam. Untuk mengurangi rasa nyeri, dokter mungkin meresepkan paracetamol.
Dokter kemungkinan akan menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan selang dua minggu setelah embryo transfer.
Pemeriksaan diperlukan untuk memastikan bahwa embrio sudah menempel ke rahim sehingga bisa berkembang menjadi janin.
Sementara itu, berikut adalah beberapa hal yang tidak boleh Anda lakukan sebelum melakukan pemeriksan pertama.
- Berhubungan intim.
- Angkat beban lebih dari 11 kg.
- Olahraga atau aktivitas fisik berat, seperti jogging atau senam aerobik.
Jika dibutuhkan, dokter mungkin memberikan Anda obat yang mengandung hormon progesteron untuk mempertahankan peluang kehamilan. Ingat, obat ini hanya boleh dikonsumsi atas saran dari dokter.
Untuk meningkatkan peluang keberhasilan bayi tabung, dokter mungkin meminta Anda dan pasangan untuk berhenti merokok, rutin berolahraga, dan menerapkan gaya hidup sehat.
Embryo transfer merupakan proses bayi tabung dengan risiko yang rendah. Meski begitu, tetap ada tanda-tanda efek samping yang perlu Anda waspadai.
Segera kunjungi dokter jika Anda mengalami mual yang berlangsung lebih dari 24 jam, tanda-tanda alergi, atau perdarahan berat.
Kesimpulan
- Transfer embrio adalah tahapan akhir program bayi tabung, yakni ketika embrio hasil pembuahan di laboratorium ditanam ke rahim.
- Proses transfer dilakukan dengan cara memasukkan embryo menggunakan spuit melalui kateter yang terbentang dari Miss V sampai rahim. Proses ini biasanya hanya memakan waktu 15 menit.
- Setelah embrio transfer, Anda mungkin mengalami kram, kembung, hingga keputihan yang membaik dalam kurun waktu 24 jam. Dokter mungkin akan meminta Anda melakukan pemeriksaan selang dua minggu embrio ditanam ke rahim.