Ada banyak hal yang dapat Anda lakukan secara daring alias online. Bahkan, beberapa orang menggunakan aplikasi pemindai sidik jari untuk mencari tahu apakah dirinya hamil. Lantas, bisakah Anda tes kehamilan dengan jari menggunakan metode tersebut? Yuk, cari tahu faktanya di sini!
Tes kehamilan dengan sidik jari lewat aplikasi
Aplikasi tes kehamilan dengan sidik jari tengah naik daun. Cukup scan sidik jari pada sensor atau layar, kemudian aplikasi bisa menunjukkan apakah Anda hamil atau tidak.
Meski terdengar cukup menjanjikan, faktanya hasil tes kehamilan dengan sidik jari tidak akurat.
Sidik jari adalah pola yang dibentuk oleh kulit bergerigi pada ujung jari manusia. Setiap orang memiliki sidik jari yang unik dan berbeda antara satu sama lain.
Kehamilan pada wanita tidak dapat diungkapkan melalui sidik jari. Pasalnya, pola pada jari ini tidak berkaitan dengan hormon hCG (human chorionic gonadotropin).
Dikutip dari American Pregnancy Association, kadar hCG akan meningkat ketika wanita hamil. Maka dari itu, keberadaan hormon ini menjadi salah satu tanda kehamilan yang akurat.
Hormon ini diproduksi oleh plasenta pada masa awal kehamilan. Untuk memeriksa kadar hCG dalam tubuh, Anda bisa melakukan tes urine atau darah.
Pada akhirnya, aplikasi tes kehamilan dengan sidik jari tidak dapat mengungkap apakah Anda hamil atau tidak. Hal ini hanya bertujuan untuk bersenang-senang atau sebagai hiburan saja.
[embed-health-tool-ovulation]
Bagaimana cara mengetahui kehamilan dengan jari?
Tes kehamilan dengan jari bukan dilakukan dengan sidik jari, melainkan dengan merasakan perubahan pada leher rahim atau serviks.
Serviks merupakan bagian organ reproduksi wanita yang berfungsi menghubungkan vagina dan rahim. Ketika wanita hamil, serviks akan mengalami beberapa perubahan.
Letak serviks bisa menjadi lebih tinggi saat Anda hamil. Selain itu, tekstur serviks juga biasanya terasa lebih lembut dari sebelumnya.
Untuk memeriksa posisi dan tekstur serviks, Anda dapat melakukan tes kehamilan dengan jari melalui langkah-langkah di bawah ini.
- Cuci tangan hingga bersih sebelum menyentuh area vagina dan serviks.
- Posisikan tubuh Anda senyaman mungkin, misalnya dengan berjongkok atau berbaring untuk membuka kedua kaki lebar-lebar.
- Masukkan jari ke dalam vagina, kemudian rasakan posisi dan tekstur serviks saat Anda menyentuhnya.
- Periksa serviks setiap hari dan buat jurnal untuk mengetahui ada-tidaknya perubahan pada leher rahim Anda.
Tes kehamilan dengan jari bertujuan untuk mendeteksi perubahan serviks. Namun, metode ini tidak selalu bisa diandalkan untuk menentukan apakah Anda hamil atau tidak.
Jika terdapat perubahan pada posisi dan tekstur serviks, ada baiknya Anda konsultasi dengan dokter kandungan untuk memastikan kehamilan Anda.
Tanda-tanda awal kehamilan
- terlambat menstruasi,
- payudara sakit,
- mual dan muntah,
- sering buang air kecil,
- mudah lelah,
- keputihan meningkat, serta
- suasana hati yang mudah berubah (mood swing).
Panduan melakukan tes kehamilan yang akurat
Tes kehamilan yang akurat menggunakan sampel urine atau darah. Kedua pemeriksaan ini bisa menunjukkan apakah terdapat hormon hCG (human chorionic gonadotropin) di dalamnya.
Hormon hCG diproduksi oleh plasenta setelah embrio menempel pada dinding rahim. Kadarnya akan meningkat saat memasuki masa awal kehamilan.
1. Tes urine
Metode paling mudah untuk mengetahui kehamilan yakni dengan memakai test pack di rumah.
Anda cukup mencelupkan atau meletakkan test pack pada aliran urine saat buang air kecil, lalu tunggu beberapa saat untuk melihat hasilnya.
Test pack memiliki akurasi 97–99% bila digunakan dengan benar. Namun, bila Anda melakukan tes kehamilan terlalu dini, test pack bisa memberikan hasil negatif sekalipun Anda hamil.
Oleh karena itu, kebanyakan dokter menyarankan Anda untuk menggunakan test pack 2–3 hari setelah terlambat menstruasi agar hormon hCG dalam urine bisa terdeteksi.
Banyak orang juga menyarankan tes kehamilan pada pagi hari saat urine mengandung kadar hCG yang lebih tinggi.
Jika Anda mendapatkan hasil negatif tetapi merasakan gejala kehamilan, sebaiknya ulangi tes pada minggu berikutnya atau segera konsultasikan dengan dokter Anda.