Bagi pasangan yang sedang menanti momongan, salah satu hal yang biasanya paling mengusik rasa penasaran adalah jenis kelamin janin. Ada anggapan bahwa terdapat faktor yang menjadi penentu jenis kelamin bayi yang sedang dikandung.
Benarkah hal tersebut? Apakah ada studi ilmiah yang membuktikan hal ini? Simak jawabannya dalam uraian berikut ini.
Faktor utama penentu jenis kelamin bayi
Jenis kelamin bayi ditentukan oleh kromosom seks yang berada di dalam sel sperma dan sel telur. Manusia memiliki 23 pasang kromosom yang salah satu pasangnya ialah kromosom seks.
Wanita mempunyai dua kromosom X (XX), sedangkan pria memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y (XY).
Jenis kelamin bayi tergantung pada jenis kromosom yang terdapat di dalam sperma yang membuahi sel telur.
Jadi, bisa dikatakan bahwa pengaruh karakteristik genetik ayah terhadap jenis kelamin janin cukup besar.
Jika sperma membawa kromosom X, bayi akan berjenis kelamin perempuan (XX). Sebaliknya, bila sperma membawa kromosom Y, bayi akan terlahir sebagai laki-laki (XY).
Hal-hal yang “katanya” memengaruhi jenis kelamin bayi
Terdapat beberapa hal yang dipercaya dapat menentukan jenis kelamin bayi, seperti makanan yang dikonsumsi atau waktu berhubungan intim.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai beberapa faktor yang “katanya” bisa mempengaruhi jenis kelamin bayi.
1. Waktu berhubungan intim
Sperma dengan kromosom Y bisa berenang lebih cepat, tetapi cepat mati sebelum pembuahan. Sementara itu, sperma dengan kromosom X berenang lebih lambat tetapi cenderung lebih kuat.
Karena hal tersebut, banyak yang meyakini bahwa berhubungan intim tidak lama sebelum ovulasi dapat menghasilkan bayi laki-laki.
Sebaliknya, berhubungan intim beberapa hari sebelum ovulasi dipercaya akan menghasilkan bayi perempuan.
Namun, teori ini masih diperdebatkan. Salah satunya dalam sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal Frontiers in Pediatric (2024).
Penelitian ini tidak menemukan hubungan antara waktu berhubungan dengan jenis kelamin bayi. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan ini.
2. Posisi saat berhubungan intim
Dalam buku Your Baby’s Sex: Now You Can Choose, Landrum B. Shettles menjelaskan bahwa posisi saat berhubungan intim dapat mempengaruhi jenis kelamin bayi.
Disebutkan bahwa Anda sebaiknya melakukan seks dengan posisi berdiri jika ingin memiliki anak laki-laki. Sementara itu, Anda yang ingin hamil bayi perempuan sebaiknya berhubungan intim dengan posisi misionaris.
Namun, hal ini belum dapat dibuktikan kebenarannya. Berhubungan dalam posisi seks apa pun bisa menghasilkan kehamilan asalkan terjadi pembuahan antara sperma dan sel telur.
3. Kondisi pH vagina
Faktor penentu lainnya yang dipercaya dapat mempengaruhi jenis kelamin bayi adalah kondisi pH vagina.
Dijelaskan bahwa lingkungan asam di dalam vagina bisa meningkatkan peluang untuk hamil bayi perempuan, sedangkan lingkungan basa lebih mungkin menghasilkan bayi laki-laki.
Mitos ini berkaitan dengan metode Shettles yang menyebutkan bahwa sperma berkromosom X lebih tahan terhadap lingkungan asam, sedangkan sperma berkromosom Y lebih bertahan di dalam lingkungan basa.
Meski begitu, lagi-lagi harus dipahami bahwa metode Shettles ini belum terbukti secara ilmiah.
4. Makanan yang dikonsumsi
Terdapat kaitan antara jumlah kalori yang dikonsumsi dan jenis kelamin bayi, seperti pada studi yang diterbitkan dalam Frontiers in Cell and Developmental Biology (2019).
Studi ini menemukan bahwa wanita yang mengonsumsi lebih banyak kalori satu tahun sebelum pembuahan memiliki peluang lebih tinggi untuk hamil bayi laki-laki daripada perempuan.
Banyak anggapan yang menyebutkan bahwa makanan untuk program hamil yang Anda konsumsi bisa mempengaruhi jenis kelamin bayi.
Namun, sekali lagi ini hanya mitos yang belum dapat dibuktikan kebenarannya. Temuan dalam penelitian tersebut bahkan diklaim sebagai sebuah kebetulan.
5. Riwayat keluarga
Sebagian orang menebak-nebak jenis kelamin bayi yang akan lahir dengan cara melihat riwayat keluarganya, terutama jenis kelamin saudara kandung dari pihak suami.
Diketahui bahwa suami yang punya lebih banyak saudara laki-laki berpeluang lebih besar untuk memiliki anak laki-laki, begitu pula sebaliknya.
Corry Gellatly, peneliti di University of Leicester, Inggris, menduga bahwa jenis kromosom dalam sperma kemungkinan ditentukan oleh suatu gen yang belum diketahui.
Namun, hal ini tidak berlaku untuk semua pria. Lagi-lagi, ini merupakan sebuah kebetulan serta belum ada penelitian lanjutan yang mampu membuktikan faktor ini.
6. Tingkat stres
Stres yang dialami wanita selama kehamilan juga dipercaya menjadi salah satu faktor penentu jenis kelamin bayi.
Penelitian terbaru yang dimuat dalam Proceedings of the National Academy of Sciences (2019) meneliti tingkat stres dan pengaruhnya terhadap kondisi kehamilan.
Diketahui bahwa wanita yang mengalami stres fisik dan psikologis sebelumnya lebih berkemungkinan untuk hamil bayi perempuan dibandingkan dengan laki-laki.
Itu sebabnya peristiwa traumatis seperti perang dan tindakan terorisme dinilai sebagai penyebab penurunan jumlah kelahiran bayi laki-laki di suatu negara.
7. Program bayi tabung
Teknik bayi tabung atau in-vitro fertilization (IVF) merupakan metode paling akurat untuk menentukan jenis kelamin bayi.
Sebelum embrio atau sel telur yang telah dibuahi ditanamkan ke dalam rahim, dokter akan terlebih dahulu melakukan preimplantation genetic diagnosis (PGD)
Prosedur PGD memungkinkan dokter untuk memeriksa embrio dan menentukan apakah embrio tersebut akan berkembang menjadi bayi laki-laki atau perempuan.
Studi menemukan bahwa teknik PGD 100% bisa menghasilkan bayi dengan jenis kelamin yang diinginkan. Namun, perlu diingat bahwa prosedur ini rumit dan membutuhkan biaya yang besar.
Jika Anda mengalami kehamilan secara alami, pada dasarnya tidak ada faktor yang benar-benar menjadi penentu jenis kelamin bayi.
Anda mempunyai kemungkinan 50:50 untuk hamil bayi laki-laki dan perempuan. Pada akhirnya, tidak ada bedanya antara bayi laki-laki atau perempuan.
Keduanya memiliki keistimewaan masing-masing. Anda dan pasangan hanya perlu menikmati kejutan yang buah hati berikan ketika mereka lahir ke dunia.
Kesimpulan
- Jenis kelamin bayi ditentukan oleh kromosom seks yang dibawa oleh sperma. Kromosom X menghasilkan bayi perempuan dan kromosom Y menghasilkan bayi laki-laki.
- Belum ada bukti ilmiah bahwa posisi seks, pH vagina, waktu berhubungan intim, dan makanan yang dikonsumsi merupakan faktor penentu jenis kelamin bayi.
- Teknologi reproduksi berbantu, yakni program bayi tabung (IVF), adalah metode paling akurat untuk menentukan jenis kelamin bayi.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]