Karena satu dan lain hal, beberapa wanita mungkin harus menunda kehamilan sampai jangka waktu tertentu di luar usia subur. Dalam kondisi seperti ini, Anda bisa memanfaatkan teknologi egg freezing untuk menjaga kualitas sel telur.
Bagaimana metode ini dilakukan? Apakah egg freezing memiliki peluang keberhasilan yang menjanjikan? Cari tahu jawabannya melalui ulasan berikut.
Apa itu egg freezing?
Egg freezing adalah prosedur medis yang dilakukan untuk membekukan sel telur. Singkatnya, sel telur yang telah diambil dari rahim akan dibekukan, lalu disimpan di laboratorium.
Nantinya, sel telur yang dibekukan bisa dicairkan sesuai kebutuhan. Setelah itu, sel telur akan dibuahi dengan sperma dan ditanam kembali ke rahim supaya berkembang dan membuahkan kehamilan.
Kapan egg freezing sebaiknya dilakukan?
Rahim wanita memang bisa menghasilkan sel telur selama belum menopause. Akan tetapi, kualitas sel telur akan menurun seiring bertambahnya usia atau kondisi tertentu.
Oleh karena itu, usia 20–30 tahun dinilai sebagai waktu ketika wanita memiliki sel telur dengan kualitas terbaik.
Wanita yang berusia lebih tua cenderung lebih sulit hamil atau rentan mengalami kehamilan berisiko tinggi. Demi menghindari berbagai risiko tersebut, Anda bisa membekukan sel telur.
Tujuan utama egg freezing adalah menjaga kualitas sel telur sehingga Anda bisa memanfaatkannya sesuai waktu yang diinginkan.
Berikut adalah beberapa kondisi yang kerap menjadi alasan mengapa seorang wanita menjalani pembekuan sel telur.
- Merasa belum siap memiliki anak pada usia subur, tetapi memiliki rencana untuk memilikinya di kemudian hari.
- Memiliki kondisi kesehatan yang dapat membuat wanita susah hamil, seperti penyakit autoimun, kista pada ovarium, atau gangguan ovulasi.
- Menjalani prosedur medis yang mengganggu kesuburan, seperti kemoterapi atau terapi radiasi.
- Merencanakan program bayi tabung.
Saat ini, sudah ada beberapa rumah sakit di Indonesia yang bisa melakukan egg freezing. Biaya yang dibutuhkan untuk pembekuan sel telur bisa berbeda-beda pada tiap rumah sakit.
Berapa peluang keberhasilan hamil melalui egg freezing?
Peluang terjadinya kehamilan dengan sel telur hasil egg freezing diperkirakan berada pada angka sekitar 16–60%.
Angka pasti peluang kehamilan melalui pembekuan sel telur masih terus dicari karena metode ini masih terbilang baru sehingga sampelnya terbatas.
Ada banyak faktor yang memengaruhi peluang kehamilan melalui egg freezing, dua yang utama adalah usia ketika Anda melakukannya dan berapa banyak sel telur yang dibekukan.
Umumnya, peluang kehamilan akan menurun jika pembekuan dilakukan saat Anda berusia di atas 35 tahun. Selain itu, perlu diingat bahwa keberhasilan kehamilan juga melibatkan kualitas sperma.
Prosedur egg freezing
Egg freezing bukanlah prosedur yang bisa dilakukan dalam sekali waktu. Anda mungkin membutuhkan beberapa bulan sampai akhirnya sel telur bisa disimpan karena prosedur ini perlu berbagai persiapan.
Sebagai tahap awal, dokter akan meminta Anda melakukan beberapa pemeriksaan, seperti Pap smear, tes hepatitis dan HIV, infeksi klamidia, hingga pemeriksaan kadar FSH.
Setelah itu, Anda akan menjalani proses persiapan seperti yang dilakukan pada prosedur bayi tabung, yaitu suntik hormon.
Menurut laman Johns Hopkins Medicine, dokter biasanya memberikan suntik hormon sebanyak 2–3 kali selama 10–12 hari.
Untuk melacak perkembangan sel telur selama periode ini, Anda akan diminta menjalani USG sebanyak 4–6 kali dan pemeriksaan darah rutin.
Ketika sel telur sudah matang, dokter akan mengambilnya menggunakan jarum khusus yang dimasukkan melalui vagina.
Jarum tersebut telah dilengkapi semacam vakum pada bagian ujungnya untuk mengeluarkan sel telur dari folikel.
Sel telur yang berhasil diambil kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Tabung inilah yang akan dibekukan melalui teknik vitrifikasi.
Sejauh ini, belum ada “masa kedaluwarsa” dari umur simpan sel telur. Sel telur yang dibekukan akan dicairkan dan dibuahi oleh injeksi sperma intrasitoplasma (ICSI).
Artinya, pembuahan akan langsung dilakukan dengan cara menyuntikkan sperma ke dalam sel telur.
UCLA Health menyebutkan bahwa sel telur biasanya baru dimasukkan ke rahim setelah 3–5 hari pasca pembuahan.
Seperti prosedur medis lainnya, pembekuan sel telur memiliki beberapa risiko efek samping. Beberapa di antaranya adalah sindrom hiperstimulasi ovarium, infeksi, dan perdarahan saat pengambilan sel telur.
Sejauh ini, tidak ditemukan perbedaan antara bayi hasil pembekuan sel telur dengan pembuahan pada umumnya.
Meski begitu, perlu diingat bahwa metode ini tidak memiliki jaminan keberhasilan 100 persen. Oleh karena itu, penting untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu sebelum menjalaninya.
Kesimpulan
- Egg freezing adalah tindakan medis untuk menjaga kualitas sel telur dengan cara membekukannya.
- Prosedur ini biasanya dijalani wanita yang belum berencana punya anak pada usia subur, punya kondisi kesehatan atau menjalani prosedur perawatan yang mengganggu kesuburan, atau memiliki rencana menjalani bayi tabung.
- Sebelum pembekuan sel telur, Anda akan diminta menjalani serangkaian pemeriksaan dan perawatan. Inilah mengapa pembekuan sel telur bisa membutuhkan beberapa bulan.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]