Perubahan pada tubuh wanita selama masa kehamilan bisa memicu sejumlah keluhan, termasuk masalah kulit gatal yang disebut sebagai folikulitis pruritus.
Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Perubahan pada tubuh wanita selama masa kehamilan bisa memicu sejumlah keluhan, termasuk masalah kulit gatal yang disebut sebagai folikulitis pruritus.
Apakah kondisi ini berbahaya? Yuk, pahami lebih dalam dalam informasi berikut ini!
Folikulitis pruritus (pruritic folliculitis) adalah masalah kulit pada ibu hamil yang ditandai dengan ruam bentol merah kecil mirip jerawat yang terasa gatal.
Pada dasarnya, folikulitis merupakan penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan pada folikel rambut, sedangkan pruritus merupakan istilah medis untuk gatal.
Kondisi ini terbilang jarang terjadi. Dokter pun sering kali keliru mendiagnosis sebab gejalanya mirip dengan folikulitis bakteri, folikulitis pitiriasis, jerawat, dan prurigo (darah manis).
Gangguan kulit saat hamil ini tidak serius. Hingga saat ini, tidak ada laporan yang menyebutkan bahwa kondisi ini memiliki efek buruk pada janin.
Folikulitis pruritus menimbulkan bentol merah kecil yang disebut papula. Bentol ini berukuran sekitar 3–5 milimeter (mm), tetapi terkadang bisa lebih besar hingga mencapai 6–8 mm.
Beberapa bentol bisa berisi nanah sehingga menjadikannya mirip seperti jerawat. Akan tetapi, benjolan tersebut hanya berisi cairan dan tidak ada bakteri di dalamnya.
Ruam bentol ini biasanya muncul pada bahu, lengan, dada, perut, dan punggung bagian atas.
Tidak semua ibu hamil merasakan gejala pruritic folliculitis yang sama. Beberapa orang hanya mengalami bentol-bentol pada kulit yang tidak gatal selama masa kehamilan.
Kemungkinan terdapat tanda dan gejala yang belum tercantum pada daftar di atas. Jika Anda punya kekhawatiran tertentu, segera konsultasikan dengan dokter.
Hingga kini, penyebab folikulitis pruritus tidak diketahui secara pasti. Namun, beberapa peneliti percaya bahwa gangguan kulit saat hamil ini disebabkan oleh hormon kehamilan.
Para peneliti percaya bahwa kondisi ini tidak disebabkan oleh kelainan sistem kekebalan tubuh maupun infeksi bakteri seperti yang umumnya ditemui.
Pasalnya, gejala ruam dan gatal akibat pruritic folliculitis hanya terjadi selama masa kehamilan.
Penyakit kulit ini biasanya terjadi pada trimester kedua hingga ketiga kehamilan. Kondisi ini umumnya bisa sembuh sendiri mulai 2–8 minggu setelah melahirkan.
Dokter akan memeriksa kulit untuk mendiagnosis gejala yang terlihat. Beri tahukan juga kepada dokter mengenai keluhan lain dan obat-obatan yang tengah Anda konsumsi.
Jika diperlukan, dokter akan mengambil sampel cairan dari benjolan kulit. Hal ini bertujuan agar dokter dapat mengetahui penyebab pastinya, baik itu karena infeksi atau bukan.
Kulit gatal saat hamil akibat folikulitis pruritus bisa diobati dengan krim benzoil peroksida. Bahan aktif ini sudah terbukti aman selama kehamilan dan tidak akan memengaruhi janin.
Akan tetapi, ibu mungkin akan merasakan sejumlah efek samping. Benzoil peroksida dapat membuat kulit terasa kering dan hangat, kesemutan, atau sedikit perih dan “cekit-cekit“.
Efek samping ini mungkin bisa membuat Anda tidak nyaman. Meski begitu, Anda tidak perlu khawatir karena kondisi ini tidak akan berlangsung lama.
Waspadai juga reaksi alergi kulit akibat benzoil peroksida. Jika Anda punya kulit sensitif, lebih baik oleskan dahulu krim tersebut pada punggung tangan dan lihat reaksinya setelah 24 jam
Segera hentikan pemakaian krim bila muncul gejala alergi seperti:
Sebagai gantinya, dokter mungkin akan meresepkan obat antihistamin atau krim kortikosteroid dosis rendah untuk mengatasi bentol dan gatal saat hamil.
Kedua obat ini harus ditebus dengan resep dokter untuk menghindari takaran dosis berlebih yang berpotensi mengganggu kesehatan ibu hamil dan janin.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar