Air ketuban umumnya memiliki warna bening atau kuning pucat. Namun, rupanya ada kondisi tertentu yang dapat menjadi penyebab air ketuban berwarna keruh.
Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika
Air ketuban umumnya memiliki warna bening atau kuning pucat. Namun, rupanya ada kondisi tertentu yang dapat menjadi penyebab air ketuban berwarna keruh.
Sayangnya, perubahan warna air ketuban bukanlah pertanda baik. Ini mungkin menandakan bahwa ada masalah medis yang membahayakan kehamilan.
Supaya lebih waspada, simak penjelasan mengenai penyebab air ketuban keruh dan cara mengatasinya berikut ini!
Pada dasarnya, tidak ada istilah air ketuban keruh dalam dunia medis. Pasalnya, pada kondisi normal pun air ketuban memang sering kali berwarna kekuningan, tidak selalu bening.
Warna air ketuban memang bisa menjadi lebih kuning atau kehijauan sehingga jauh dari kata bening. Penyebab air ketuban tampak “keruh” adalah infeksi pada air ketuban.
Infeksi pada air ketuban dikenal juga sebagai korioamnionitis. Masalah kehamilan ini disebabkan oleh infeksi bakteri E.coli atau Streptococcus grup B dari anus atau vagina.
Meski bisa dialami oleh semua ibu hamil, masalah kehamilan ini lebih mungkin terjadi pada ibu hamil yang memiliki salah satu atau beberapa kondisi berikut.
Infeksi air ketuban dapat terjadi sejak masa kehamilan atau selama proses persalinan. Maka, pemeriksaan rutin memang penting untuk dilakukan.
Ibu hamil biasanya juga tidak menyadari penyebab air ketuban “keruh”. Pasalnya, perubahan warna ini hanya bisa terlihat melalui USG, kecuali ibu hamil mengalami ketuban pecah dini.
Sebelum menentukan pengobatan yang tepat, dokter akan memastikan kondisi ketuban Anda terlebih dahulu melalui pemeriksaan USG.
Setelah itu, berikut adalah berbagai tindakan yang dapat dilakukan oleh dokter kandungan jika ketuban Anda tampak keruh.
Laman Cleveland Clinic menyebutkan bahwa jika perubahan warna air ketuban disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter akan melakukan pengobatan dengan pemberian antibiotik melalui infus.
Beberapa jenis antibiotik yang kerap diberikan adalah penisilin, ampisilin, sefazolin, gentamisin, hingga metronidazole, tergantung jenis bakteri yang menginfeksi.
Dokter mungkin juga memberikan tambahan obat lain sesuai dengan gejala yang menyertainya.
Pada kasus tertentu, dokter juga bisa menyarankan persalinan lebih awal agar infeksi pada ibu hamil tidak semakin menyebar.
Infeksi cairan ketuban yang menyebar bisa menyebabkan berbagai komplikasi, mulai dari endometritis, bakteremia, sepsis, hingga emboli panggul dan paru.
Bayi yang dilahirkan lebih awal karena infeksi umumnya juga akan diberi antibiotik melalui infus.
Selain menjalani pengobatan dari dokter, ibu hamil juga perlu menerapkan berbagai aktivitas berikut untuk mengatasi air ketuban yang keruh karena infeksi.
Sejauh ini, tidak ada cara pasti yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi air ketuban. Namun, Anda bisa melakukan berbagai hal berikut untuk mengurangi risikonya.
Pemeriksaan kehamilan secara rutin merupakan langkah terbaik untuk mencegah infeksi air ketuban. Dengan deteksi dini, dokter bisa memberikan penanganan terbaik untuk mencegah berbagai komplikasi.
Bukan hanya perubahan warna, masalah air ketuban juga bisa terjadi karena produksinya yang terlalu sedikit (oligohidramnion) atau banyak (polihidramnion).
Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan penjelasan dokter terkait kondisi air ketuban Anda saat sedang konsultasi.
Selain itu, jangan ragu untuk menanyakan berbagai hal terkait kondisi kehamilan Anda saat konsultasi.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar