backup og meta

Penyebab Air Ketuban Keruh dan Cara Mengatasinya

Penyebab Air Ketuban Keruh dan Cara Mengatasinya

Air ketuban umumnya memiliki warna bening atau kuning pucat. Namun, rupanya ada kondisi tertentu yang dapat menjadi penyebab air ketuban berwarna keruh.

Sayangnya, perubahan warna air ketuban bukanlah pertanda baik. Ini mungkin menandakan bahwa ada masalah medis yang membahayakan kehamilan.

Supaya lebih waspada, simak penjelasan mengenai penyebab air ketuban keruh dan cara mengatasinya berikut ini!

Penyebab air ketuban berwarna keruh

Pada dasarnya, tidak ada istilah air ketuban keruh dalam dunia medis. Pasalnya, pada kondisi normal pun air ketuban memang sering kali berwarna kekuningan, tidak selalu bening.

Warna air ketuban memang bisa menjadi lebih kuning atau kehijauan sehingga jauh dari kata bening. Penyebab air ketuban tampak “keruh” adalah infeksi pada air ketuban.

Infeksi pada air ketuban dikenal juga sebagai korioamnionitis. Masalah kehamilan ini disebabkan oleh infeksi bakteri E.coli atau Streptococcus grup B dari anus atau vagina.

Meski bisa dialami oleh semua ibu hamil, masalah kehamilan ini lebih mungkin terjadi pada ibu hamil yang memiliki salah satu atau beberapa kondisi berikut.

  • Hamil kurang dari 21 tahun.
  • Ketuban pecah dini.
  • Kerusakan selaput janin.
  • Pemeriksaan vagina terlalu sering selama persalinan.
  • Infeksi menular seksual.
  • Durasi persalinan yang panjang.

Infeksi air ketuban dapat terjadi sejak masa kehamilan atau selama proses persalinan. Maka, pemeriksaan rutin memang penting untuk dilakukan.

Ibu hamil biasanya juga tidak menyadari penyebab air ketuban “keruh”. Pasalnya, perubahan warna ini hanya bisa terlihat melalui USG, kecuali ibu hamil mengalami ketuban pecah dini.

Cara mengatasi air ketuban keruh

Sebelum menentukan pengobatan yang tepat, dokter akan memastikan kondisi ketuban Anda terlebih dahulu melalui pemeriksaan USG.

Setelah itu, berikut adalah berbagai tindakan yang dapat dilakukan oleh dokter kandungan jika ketuban Anda tampak keruh.

1. Pemberian antibiotik

Laman Cleveland Clinic menyebutkan bahwa jika perubahan warna air ketuban disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter akan melakukan pengobatan dengan pemberian antibiotik melalui infus.

Beberapa jenis antibiotik yang kerap diberikan adalah penisilin, ampisilin, sefazolin, gentamisin, hingga metronidazole, tergantung jenis bakteri yang menginfeksi.

Dokter mungkin juga memberikan tambahan obat lain sesuai dengan gejala yang menyertainya.

Tahukah Anda?

Pada ibu hamil yang alergi dengan penisilin, vankomisin kerap diresepkan sebagai antibiotik penggantinya.

2. Persalinan prematur

Pada kasus tertentu, dokter juga bisa menyarankan persalinan lebih awal agar infeksi pada ibu hamil tidak semakin menyebar.

Infeksi cairan ketuban yang menyebar bisa menyebabkan berbagai komplikasi, mulai dari endometritis, bakteremia, sepsis, hingga emboli panggul dan paru.

Bayi yang dilahirkan lebih awal karena infeksi umumnya juga akan diberi antibiotik melalui infus.

4. Perawatan rumahan

Selain menjalani pengobatan dari dokter, ibu hamil juga perlu menerapkan berbagai aktivitas berikut untuk mengatasi air ketuban yang keruh karena infeksi.

  • Perbanyak minum air putih.
  • Hindari beraktivitas berat.
  • Istirahat yang cukup.
  • Kenali berbagai permasalahan tentang air ketuban.

Cara mencegah infeksi air ketuban

Sejauh ini, tidak ada cara pasti yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi air ketuban. Namun, Anda bisa melakukan berbagai hal berikut untuk mengurangi risikonya.

  • Skrining bakteri Streptococcus grup B saat trimester tiga kehamilan.
  • Skrining vaginosis bakterialis saat trimester kedua kehamilan.
  • Terapkan pola hidup sehat selama kehamilan.

Pemeriksaan kehamilan secara rutin merupakan langkah terbaik untuk mencegah infeksi air ketuban. Dengan deteksi dini, dokter bisa memberikan penanganan terbaik untuk mencegah berbagai komplikasi.

Bukan hanya perubahan warna, masalah air ketuban juga bisa terjadi karena produksinya yang terlalu sedikit (oligohidramnion) atau banyak (polihidramnion).

Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan penjelasan dokter terkait kondisi air ketuban Anda saat sedang konsultasi.

Selain itu, jangan ragu untuk menanyakan berbagai hal terkait kondisi kehamilan Anda saat konsultasi.

Serba-serbi air ketuban keruh

  • Air ketuban keruh adalah istilah awam untuk menyebut infeksi air ketuban atau korioamnionitis.
  • Ibu hamil biasanya tidak sadar bahwa dirinya mengalami masalah ketuban. Pasalnya, perubahan warna ketuban hanya bisa terlihat melalui USG, kecuali ketuban telah pecah dini.
  • Tindakan penanganan yang dapat dilakukan antara lain pemberian antibiotik, persalinan prematur, dan perawatan rumahan.

[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Amniotic fluid. (n.d.). Help us improve the health of all moms and babies | March of Dimes. Retrieved 24 October 2023 from https://www.marchofdimes.org/find-support/topics/pregnancy/amniotic-fluid.

Chorioamnionitis: Causes, symptoms, diagnosis & treatment. (n.d.). Cleveland Clinic. Retrieved 24 October 2023 from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/12309-chorioamnionitis#symptoms-and-causes.

Simon, L. V., Fowler, J. R. (2023). Chorioamnionitis. StatPearls Publishing. Retrieved 24 October 2023 from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532251/.

Default. (n.d.). Stanford Medicine Children’s Health – Lucile Packard Children’s Hospital Stanford. Retrievedd 24 October 2023 from https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=chorioamnionitis-90-P02441.

Versi Terbaru

30/10/2023

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa


Artikel Terkait

Air Ketuban Pecah, Benarkah Tanda Persalinan?

6 Cara Memperbanyak Air Ketuban agar Janin Tetap Sehat


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 30/10/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan