Tuberkulosis atau TBC termasuk ke dalam kelompok penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri bernama mycobacterium tuberculosis. Meski TBC sering menyerang paru-paru, bakteri ini bisa menyerang organ tubuh lain. TBC adalah penyakit yang sangat berbahaya dan bisa berakibat fatal untuk semua kalangan, termasuk ibu hamil. Apa pengaruh TBC pada ibu hamil dan bagaimana cara pengobatannya? Berikut penjelasannya.
Apa pengaruh TBC pada ibu hamil dan bayi?
Mengutip dari situs resmi Center for Disease Control and Prevention (CDC) penyakit tuberkulosis (TBC) pada ibu hamil memiliki pengaruh yang lebih besar dibanding kelompok usia lainnya. Pengobatan harus dimulai ketika ibu hamil sudah dinyatakan positif mengidap TBC.
Berikut pengaruh TBC pada ibu hamil yang perlu diwaspadai:
Risiko berat bayi lahir rendah (BBLR)
Bayi yang dilahirkan dari ibu yang memiliki TBC berisiko lahir dengan berat badan bayi rendah (BBLR) dibanding bayi lain yang ibunya tidak memiliki TB. dalam kondisi khusus yang sangat langka, TBC pada anak bisa terjadi karena bawaan dari sang ibu.
Meningkatkan risiko kematian janin
Pada bayi, ibu hamil yang memiliki TBC bisa meningkatkan risiko keguguran dan kematian janin. Kondisi ini bisa semakin parah ketika ibu hamil mengalami perubahan sistem kekebalan tubuh.
Obat TBC tidak pengaruhi janin
Center for Disease and Prevention (CDC) menjelaskan dalam situs resminya bahwa obat tuberkulosis (TBC) yang dikonsumsi oleh ibu hamil bisa masuk ke dalam tubuh bayi melewati plasenta. Namun, hal itu tidak memberikan dampak buruk atau berbahaya pada janin.
Perawatan TBC pada ibu hamil
Mungkin Anda khawatir dengan perawatan TBC ketika sedang hamil karena takut membahayakan janin di dalam kandungan.
Mengutip dari WebMD, beberapa obat TBC pada ibu hamil memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan bayi, seperti bayi cacat lahir atau masalah lain. Namun, dokter tidak akan meresepkan jenis obat tersebut bila Anda sedang hamil atau berencana untuk hamil.
Obat TBC yang diberikan tergantung pada jenis tuberkulosis yang diidap, yaitu:
TBC laten
Ini adalah kondisi ketika Anda tidak memiliki gejala TBC tapi tes menunjukkan bahwa ibu hamil memiliki penyakit tersebut.
Dokter akan memberikan obat isoniazid yang perlu dikonsumsi setiap hari selama 9 bulan kehamilan. Di saat yang bersamaan, Anda perlu mengonsumsi suplemen vitamin B6 untuk mencegah risiko penyakit jantung dan efek samping kehamilan seperti morning sickness.
TBC aktif
Ketika Ibu hamil mengidap TBC, dokter akan meresepkan tiga obat, yaitu isoniazid, rifampisin, dan etambutol. Anda perlu mengonsumsi ketiga obat tersebut setiap hari selama dua bulan.
Setelah itu di sisa masa kehamilan, Anda mengonsumsi isoniazid dan rifampisin setiap hari atau dua kali dalam seminggu.
HIV dan TBC
Bila Anda menderita HIV dan TBC secara bersamaan ketika hamil, dokter akan memberikan obat yang sama.
Konsultasikan kondisi kesehatan Anda dan janin secara rinci pada dokter agar ia bisa memahami dan memberikan obat paling aman untuk ibu hamil dan janin di kandungan.
Jenis obat TBC yang harus dihindari ibu hamil
Antibiotik biasanya diberikan sebagai obat untuk mengatasi TBC , tapi ada beberapa tipe obat yang tidak boleh diberikan pada ibu hamil karena memiliki pengaruh untuk kesehatan janin, yaitu:
- Kanamycin
- Sikloserin
- Ethionamide
- Streptomisin
- Amikacin
- Ciprofloxacin
- Ofloxacin
- Sparfloxacin
- Levofloxacin
- Capreomycin
Obat-obat di atas tidak bisa dikonsumsi oleh ibu hamil karena bisa membahayakan janin. Konsultasi dan tanyakan secara rinci jenis obat yang diberikan oleh dokter.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]