Meski sebelumnya sama sekali tidak pernah tidur mendengkur, Anda bisa saja mulai tidur ngorok saat hamil — terutama saat hamil tua. Apa ini normal atau justru menandakan adanya suatu bahaya? Simak ulasan di bawah ini.
Tidur ngorok saat hamil tua, apa normal?
Tidur ngorok saat hamil tua adalah hal yang wajar. Lingkar perut dann rahim yang makin membesar di trimester ini akan menekan diafragma (sekat antara dada dan rongga perut), sehingga menghimpit paru-paru untuk bisa bernapas normal. Selain itu, kehamilan juga menyebabkan pembuluh darah di saluran hidung membengkak dan menghalangi saluran udara.
Ditambah lagi, berat badan biasanya semakin meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan. Penumpukan lemak di sekitar leher bisa mempersempit ruang tenggorokan. Akibatnya, Anda tidak dapat mengeluarkan udara secara bebas melalui tenggorokan dan hidung.
Posisi tidur telentang juga bisa menghalangi jalur keluar-masuk udara sepanjang malam. Posisi ini membuat lidah terdorong ke belakang menutupi rongga mulut. Setiap kali Anda bernapas, jaringan di sekitar jalur pernapasan akan bergetar saat dialiri oleh udara dari paru-paru. Hasilnya adalah suara ngorok yang keras dan mengganggu. Itu kenapa ibu hamil tidak disarankan untuk tidur telentang.
Tapi, hati-hati jika…
Tidur ngorok saat hamil memang wajar, tapi Anda juga tetap harus berhati-hati dan memeriksakannya lebih lanjut pada dokter Anda ketika disertai dengan tanda-tanda lainnya.
Dilansir dalam laman Prevention, Louise M. O’Brien, PhD, MS, seorang profesor di Sleep Disorders Center milik University of Michigan mengatakan segera periksakan ke dokter jika kebiasaan ngorok saat hamil Anda:
- Terjadi lebih dari 3 malam dalam seminggu.
- Menyebabkan Anda terbangun tidur tengah malam terengah-engah.
- Menyebabkan Anda engalami tekanan darah tinggi.
Ini bukan pola tidur yang normal, malah bisa menjadi tanda terjadinya gejala gangguan tidur. Bahkan, ngorok saat hamil bisa menandakan kondisi kesehatan yang lebih serius.
Ngorok saat hamil tua meningkatkan risiko preeklampsia dan bayi lahir dengan berat rendah (BBLR)
Sebuah penelitian terbitan Sleep Journal menunjukkan bahwa 3 malam berturut-turut tidur ngorok saat hamil tua, atau bahkan lebih, dapat meningkatkan risiko kemungkinan persalinan caesar, preeklampsia, dan melahirkan bayi dengan berat badan rendah (BBLR). Temuan ini dilaporkan setelah mengamati 1673 ibu hamil yang terbiasa tidur ngorok saat hamil di trimester ketiga mereka.
Belum diketahui pasti apa penyebabnya, tapi menurut O’Brien, gangguan tidur yang diakibatkan ngorok dapat memicu peradangan pada sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah). O’Brien juga menduga peradangan tersebut ikut memengaruhi pembuluh darah yang terhubung pada plasenta.
Pembuluh darah plasenta yang mengalami peradangan akhinya akan menghambat aliran darah kaya nutrisi yang disalurkan untuk bayi. Alhasil, ini bisa memengaruhi tumbuh kembang bayi dalam kandungan. Bayi yang dilahirkan bisa memiliki berat yang kurang akibat kurangnya asupan nutrisi yang seharusnya disalurkan dengan baik.
Selain itu, O’Brien juga berujar wanita yang cukup sering mendengkur saat hamil juga berrisiko lebih tinggi mengalami preeklampsia. Maka selain tanda-tanda ngorok yang harus diwaspadai di atas, Anda sebaiknya perhatikan juga kondisi ini:
- Mengantuk di siang hari
- Sakit kepala tidak hilang-hilang
- Kaki bengkak
Para peneliti mengusulkan ibu hamil yang mengalami berbagai gejala yang sudah disebutkan untuk segera konsultasi ke dokter. Hal ini penting untuk memastikan kesehatan bayi dan kelancaran dalam persalinan nanti.
Apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi tidur mendengkur?
- Tidur menyamping dengan kepala sedikit lebih tinggi.
- Hindari minum alkohol, merokok, dan minum obat tidur, ketiganya membuat saluran napas lebih mudah menutup.
- Jaga kenaikan berat badan saat hamil sesuai dengan anjuran yang disarankan.
- Lakukan olahraga yang teratur
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]