Air ketuban terkadang dapat merembes tanpa disadari oleh ibu hamil. Mengingat fungsi utama air ketuban adalah melindungi janin, kondisi ini tentu tidak boleh diabaikan. Lantas, air ketuban rembes itu seperti apa? Simak pembahasannya di bawah ini.
Ciri-ciri air ketuban merembes
Ibu hamil sering kali tidak menyadari bahwa air ketubannya rembes karena ada cairan lain yang bisa keluar dari vagina, seperti urine. Jadi, Anda harus bisa membedakan cairan urine dan air ketuban.
Dibandingkan urine, warna air ketuban lebih bening atau sedikit kekuningan. Air ketuban juga lebih encer, tidak berbau, dan kadang disertai bercak putih, lendir, atau sedikit darah.
Air ketuban yang merembes tidak selalu menandakan bahaya. Sangat wajar jika cairan ini merembes menjelang waktu persalinan, yaitu sekitar minggu ke-37 hingga ke-40 kehamilan.
Akan tetapi, bila air ketuban merembes sebelum janin berusia 37 minggu atau jumlahnya terlalu banyak, Anda perlu segera mencari bantuan medis.
Selain itu, Anda perlu segera ke rumah sakit bila keluarnya cairan ketuban disertai demam dan/atau keinginan buang air kecil yang tidak tertahankan.
Ibu hamil juga harus mendapatkan perawatan medis sesegera mungkin bila cairan yang keluar dari vagina berbau busuk dan/atau berwarna cokelat atau kehijauan.
Warna tersebut menandakan bahwa janin mengeluarkan feses pertama janin (mekonium) yang seharusnya keluar setelah ia dilahirkan.
Cara mengetahui apakah air ketuban merembes
Karena urine dan air ketuban sekilas terlihat mirip, berikut ini adalah cara yang dapat Anda untuk memastikan apakah cairan yang keluar dari vagina adalah air ketuban.
- Buang air kecil untuk mengosongkan kandung kemih.
- Gunakan pantyliner atau pembalut selama 30–60 menit.
- Periksa cairan yang ada pada pantyliner atau pembalut.
Apabila warna cairannya kuning, itu berarti urine. Di sisi lain, bila pembalut terasa basah tetapi tidak berwarna dan berbau, itu adalah air ketuban.
Anda juga dapat melakukan senam Kegel dengan menahan otot dasar panggul. Apabila Anda masih merasakan cairan yang keluar, kemungkinan besar itu adalah rembesan air ketuban.
Penyebab air ketuban merembes
Rembesan air ketuban keluar dari lubang atau robekan pada kantong ketuban. Namun, sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan lubang atau robekan tersebut.
Berikut ini adalah beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko air ketuban merembes.
- Riwayat ketuban pecah atau rembes pada kehamilan sebelumnya.
- Riwayat operasi pada leher rahim atau serviks.
- Peradangan pada selaput janin.
- Riwayat persalinan prematur.
- Peradangan atau infeksi pada vagina.
- Kehamilan kembar dua atau lebih.
- Perdarahan saat hamil trimester kedua dan ketiga.
- Kurang gizi.
- Leher rahim pendek.
Gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, minum alkohol saat hamil, dan jarang berolahraga, serta konsumsi obat-obatan terlarang juga bisa meningkatkan risiko air ketuban rembes.
Komplikasi air ketuban rembes
Jika Anda mengalami ciri air ketuban keluar ketika usia kandungan sudah memasuki 37 minggu, tidak perlu panik. Kemungkinan besar ini merupakan tanda-tanda persalinan.
Namun, bila rembesan air ketuban terlalu banyak atau Anda mengalaminya sebelum usia janin 37 minggu, segera kunjungi rumah sakit agar Anda mendapatkan perawatan.
Jika tidak, Anda bisa mengalami oligohidramnion, yaitu volume air ketuban yang terlalu sedikit. Berikut ini adalah beberapa bahaya yang dapat ditimbulkan dari kondisi ini.
- Kompresi tali pusat sehingga janin kesulitan bernapas.
- Peningkatan risiko persalinan caesar.
- Bayi lahir prematur.
- Infeksi pada janin.
- Ensefalopati hipoksik-iskemik (HIE) karena kurangnya pasokan oksigen.
- Keguguran.
Kekurangan ketuban akibat terlalu banyak cairan yang merembes juga berpotensi menghambat perkembangan janin dan meningkatkan risiko cacat lahir.
Cara mengatasi air ketuban merembes
Langkah pertama yang perlu Anda lakukan saat mengetahui bahwa air ketuban Anda merembes yaitu pergi ke rumah sakit.
Dokter terlebih dahulu akan memastikan apakah cairan yang keluar dari vagina adalah ketuban atau cairan lainnya. Dengan begitu, dokter bisa memberikan perawatan yang sesuai.
Dilansir dari situs Mayo Clinic, dokter akan memberikan obat antibiotik untuk mencegah infeksi dan menyuntikkan kortikosteroid untuk mempercepat pematangan paru-paru janin.
Dokter mungkin juga memberikan magnesium sulfat bila janin berusia di bawah 32 minggu dan menunjukkan tanda akan segera lahir. Obat ini diberikan untuk melindungi sistem saraf janin.
Ibu hamil yang air ketubannya rembes tidak diperbolehkan berhubungan intim. Aktivitas ini bisa meningkatkan risiko infeksi yang berbahaya bagi janin.
Setiap ibu hamil mungkin memerlukan cara yang berbeda untuk mengatasi cairan ketuban yang merembes, tergantung dari banyaknya cairan serta kondisi ibu dan janinnya.
Pastikan untuk selalu mengikuti saran perawatan dari dokter kandungan Anda agar Anda mendapatkan perawatan yang tepat.
Kesimpulan
- Ciri-ciri air ketuban merembes antara lain keluar cairan berwarna bening atau sedikit kekuningan, tidak berbau, dan bisa disertai bercak putih, lendir, atau sedikit darah dari vagina.
- Beberapa faktor yang meningkatkan risiko air ketuban rembes yaitu riwayat ketuban pecah dini, infeksi, kehamilan kembar, hingga kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.
- Apabila cairan ketuban merembes terlalu banyak dan terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu, segera kunjungi dokter untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]