Ada dua jenis orang di dunia ini. Orang-orang sekelas Usain Bolt yang bisa lari jarak jauh hingga puluhan kilometer dengan senyuman yang tersungging manis di bibir, dan mereka yang barang berlari sekilometer saja rasanya sudah seperti bertemu ajal.
Kekuatan lari sebenarnya bisa dilatih lewat latihan yang rutin dan intens. Tapi ketika Anda sudah sering latihan masih saja tidak kuat lari jarak jauh, mungkin kini saatnya bercermin. Ada sejumlah karakteristik fisik yang bisa menjadi alasan mengapa Anda cepat ngos-ngosan ketika cuma berlari ke supermarket dekat rumah, sementara teman sebelah Anda menjadi pemenang langganan lomba ultramarathon 200 kilometer.
Orang yang kuat lari jarak jauh punya gen spesial dalam tubuhnya
Dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal PLOS One, tim periset asal Spanyol menemukan bahwa genetik bisa sangat menentukan tingkat keberhasilan seseorang untuk mencapai garis finish di kompetisi maraton.
Periset mengamati kondisi fisik 71 orang yang telah mengikuti kompetisi lari maraton setidaknya sekali dalam tiga tahun terakhir dan sehat secara fisik, tidak memiliki riwayat penyakit apapun. Kemudian sampel darah peserta penelitian diambil untuk diteliti lebih lanjut, dan tingkat kerusakan otot mereka setelah berlari juga diamati.
Peneliti menemukan bahwa di samping keteguhan niat untuk melatih kekuatan larinya, pelari jarak jauh memiliki kode genetik khusus yang memungkinkan tubuhnya menghasilkan lebih sedikit kreatin kinase dan mioglobin, yaitu protein dalam darah yang terkait dengan kerusakan otot. Senyawa ini dilepaskan tubuh ketika otot menjadi tegang atau rusak setelah dipakai terus-terusan dalam waktu lama, misalnya saat maraton.
Sekadar catatan, untuk menyelesaikan lari maraton, Anda membutuhkan sekitar 30.000 langkah, sementara kaki akan menahan beban hingga 1,5 sampai 3 kali berat badan Anda pada setiap langkahnya.
Dengan demikian, ketika ada kerusakan besar pada serat otot, Anda akan lebih cepat merasa lelah. Di sisi lain, tubuh pelari yang memiliki gen khusus ini hanya melepaskan sangat sedikit protein-protein tersebut. Ini berarti mereka mengalami kerusakan otot yang lebih sedikit saat berlari. Gen inilah yang membuat kemampuan berlari beberapa orang lebih baik daripada yang lainnya.
Orang yang kuat lari jarak jauh punya struktur tulang kaki yang lebih panjang
Kaki yang lebih pendek dan lebih kuat pada umumnya akan menampilkan kemampuan berlari yang lebih baik, namun ini hanya berlaku pada tahap percepatan di awal perlombaan. Sementara itu, orang-orang yang memiliki kaki lebih panjang biasanya memiliki langkah yang lebih panjang. Ini yang menjadi keunggulan di tahap pertengahan balapan saat mereka telah mencapai kecepatan lari tertinggi, yang harus terus dipertahankan sampai garis finis.
Periset di Penn University menggunakan gambar pencitraan MRI (magnetic resonance imaging) pada kaki pelari kompetitif, yang setidaknya sudah mengantongi pengalaman tiga tahun kompetisi lari sprint. Mereka menemukan bahwa pelari sprint profesional ini memiliki tulang kaki depan yang lebih panjang hingga 6,2 persen daripada kelompok pelari non-sprint.
Peneliti juga menemukan bahwa tendon Achilles (urat besar di belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis ke tulang tumit) mereka juga punya struktur yang berbeda. Tendon Achilles berfungsi untuk mengangkat tumit, seperti saat kita berjinjit atau menginjak rem. “Lengan-tuas’ yang pendek pada tendon Achilles para pelari sprint ditemukan 12 persen lebih pendek daripada pelari non-sprint. Panjang “lengan-tuas’ adalah jarak antara tendon Achilles ke pusat rotasi tulang-tulang pergelangan kaki.
Pelari jarak jauh harus mampu menghasilkan kekuatan otot kaki yang sangat tinggi berbanding dengan massa tubuh mereka, dalam waktu yang sangat singkat ketika kaki mereka menyentuh tanah. Panjang “lengan-tuas’ tendon Achilles yang lebih pendek dan tulang jari kaki yang lebih panjang memungkinkan pelari untuk menghasilkan daya kontak yang lebih besar antara telapak kaki dan permukaan tanah, dan untuk mempertahankan kekuatan tersebut untuk waktu yang lebih lama. Teknik berlari seperti ini menggunakan lebih sedikit energi, dan karena itu juga lebih sedikit asupan oksigen yang dikonsumsi, yang bisa menghemat tenaga Anda selama berlari.
Tapi masih tidak jelas apakah pelatihan rutin yang mengubah struktur kaki, ataukah beberapa orang memang terlahir dengan fisik “pelari”. Yang jelas, karakteristik fisik ini benar-benar bisa memberikan keuntungan bagi pelari untuk menghasilkan kekuatan yang lebih besar selama berlari jarak jauh dalam waktu lama.
Orang yang kuat berlari jarak jauh memiliki gaya hidup yang lebih sehat
Bahkan jika Anda diberkati dengan dengan gen dan berlatih luar biasa hebatnya untuk memiliki kecepatan lari layaknya Usain Bolt, prinsip gaya hidup yang buruk dapat mencegah Anda mencapai kemampuan lari terbaik Anda. Nutrisi buruk yang memberi Anda kalori kosong tanpa gizi penting benar-benar dapat memperlambat kerja tubuh.
Gagal mencukupi kebutuhan cairan tubuh dengan air putih tidak akan membuat tubuh mampu menampilkan kinerja optimalnya. Istirahat yang tidak memadai dan kebiasaan tidur yang buruk dapat merampas kebugaran tubuh Anda.
Makan makanaan segar, minum banyak air, istirahat, dan teknik pemulihan pasca-olahraga yang memadai adalah kunci untuk mencapai kemampuan lari jarak jauh yang paling sempurna.
[embed-health-tool-bmr]