backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Breast Fat Necrosis

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 29/06/2021

Breast Fat Necrosis

Definisi breast fat necrosis

Apa itu breast fat necrosis?

Breast fat necrosis adalah tumor jinak yang tidak berpotensi meningkatkan risiko Anda mengalami kanker payudara. Tumor ini bisa muncul pada bagian mana saja dari payudara.

Bahkan, kondisi ini bisa menyerang wanita pada usia berapa pun. Meski begitu, laki-laki juga bisa mengalami kondisi ini, meski tergolong sangat jarang.

Payudara terbentuk dari kelenjar penghasil susu dan saluran yang mengalirkan cairan susu ke puting susu. Kedua bagian dari payudara tersebut dikelilingi oleh jaringan kelenjar, serabut, dan jaringan lemak.

Terkadang, muncul benjolan kecil pada payudara saat jaringan lemak pada payudara mengalami kerusakan. Kondisi tersebutlah yang dikenal sebagai fat necrosis. Terkadang, breast fat necrosis terbentuk tanpa adanya trauma atau cedera.

Tanda & gejala breast fat necrosis

Jika mengalami breast fat necrosis, Anda akan merasakan adanya benjolan berbentuk bulat yang biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi ada pula yang merasakan sakit dari benjolan ini.

Selain itu, kulit yang berada di sekitar benjolan akan berwarna kemerahan seperti lebam. Bahkan, terkadang, kondisi ini bisa menyebabkan puting payudara tertarik ke dalam.

Tak jarang pula, pada area fat necrosis pada payudara, jaringan yang rusak dapat membentuk kista yang mengandung cairan berminyak.

Kista pada payudara ini biasanya tidak perlu mendapatkan penanganan medis yang khusus. Sebagian besar kista yang terbentuk dari jaringan yang rusak ini akan hilang dengan sendirinya.

Namun, jika kista berukuran besar dan menyebabkan rasa tak nyaman, dokter Anda mungkin akan membantu mengeluarkan cairan berminyak tersebut menggunakan jarum suntik.

Penyebab breast fat necrosis

Apa saja penyebab dari kondisi ini?

Saat jaringan lemak pada payudara mengalami kerusakan, jaringan tersebut dapat membentuk benjolan pada payudara. Jaringan lemak pada payudara merupakan lapisan terluar tepat sebelum kulit.

Biasanya, fat necrosis pada payudara adalah efek samping dari operasi payudara, prosedur radiasi, atau trauma lainnya. Berikut adalah beberapa prosedur operasi payudara yang dapat menyebabkan kondisi ini:

Faktor risiko breast fat necrosis

Wanita dewasa dengan payudara yang berukuran besar biasanya memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami fat necrosis pada payudara.

Akan tetapi, menjalani prosedur operasi untuk payudara meningkatkan potensi atau risiko yang lebih besar bagi Anda mengalami kondisi ini.

Bahkan, rekonstruksi payudara setelah operasi kanker juga dapat meningkatkan risiko terbentuknya breast fat necrosis.

Diagnosis & pengobatan untuk breast fat necrosis

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Apa saja tes untuk diagnosis breast fat necrosis?

Fat necrosis biasanya mudah terdeteksi layaknya benjolan lain yang terjadi pada payudara. Namun, terkadang kondisi ini baru akan terdeteksi setelah Anda menjalani mamogram.

Ini adalah prosedur pemeriksaan payudara menggunakan sinar X-ray yang dapat Anda lakukan saat melakukan screening payudara.

Selain itu, ada pemeriksaan kesehatan payudara lainnya untuk diagnosis penyakit ini, contohnya fine needle aspiration dan biopsi payudara.

Saat menjalani pemeriksaan payudara untuk kondisi ini, dokter mungkin saja mengira Anda mengalami kanker payudara.

Bahkan, kondisi ini mungkin juga diduga sebagai penyakit kanker saat Anda menjalani pemeriksaan dengan sinar X-ray. Hal tersebut dapat membuat Anda merasa cemas.

Jika mammogram atau ultrasound sudah jelas menunjukkan fat necrosis, Anda mungkin tidak perlu menjalani pemeriksaan dengan biopsi atau FNA.

Namun sebaliknya, jika dokter masih belum yakin dengan hasil pemeriksaan menggunakan mammogram, Anda mungkin harus menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Apa saja pilihan pengobatan untuk breast fat necrosis?

Pada dasarnya, penyakit ini tidak membahayakan nyawa, sehingga Anda tidak perlu menjalani pengobatan untuk mengatasi kondisi ini.

Apalagi, sebagian besar orang yang mengalami kondisi ini akan sembuh dengan sendirinya. Pasalnya, benjolan ini akan mengecil dan kempes seiring waktu.

Bahkan, Anda tidak perlu melakukan operasi untuk menghilangkan benjolan ini, karena prosedur medis lain dapat memperparah kondisi fat necrosis ini.

Namun, pada kasus tertentu, Anda mungkin perlu menjalani prosedur operasi untuk mengatasi kondisi ini, khususnya apabila:

  • Biopsi tidak berhasil memberikan informasi untuk memastikan bahwa Anda mengalami fat necrosis.
  • Benjolan membuat Anda merasa tak nyaman.
  • Benjolan yang muncul tidak segera hilang dengan sendirinya atau berubah membesar.

Biasanya, prosedur operasi yang harus Anda jalani adalah biopsi eksisi. Operasi ini dilakukan untuk mengangkat jaringan rusak atau mati.

Prosedur pelaksanaan biopsi payudara

Dalam pelaksanaannya, Anda harus mendapatkan anestesi lokal terlebih dahulu. Operasi ini mungkin akan meninggalkan bekas luka kecil yang seiring waktu akan menghilang.

Beberapa orang yang mengalami kondisi ini juga mendapatkan penawaran untuk melakukan biopsi eksisi dengan bantuan vakum. Tujuannya untuk mengangkat benjolan pada payudara ini.

Pada pelaksanaannya, setelah Anda mendapatkan suntikan anestesi lokal, dokter akan membuat sayatan kecil pada payudara. Lalu, sebuah probe yang berongga dihubungkan dengan mesin vakum dan dimasukkan ke dalam tubuh melalui sayatan tersebut.

Menggunakan ultrasound atau mamografi sebagai alat untuk memonitor keberadaan probe, jaringan payudara akan disedot ke dalam probe menggunakan mesin vakum.

Tim medis akan terus menggunakan alat biopsi ini hingga seluruh breast fat necrosis berhasil dokter keluarkan. Jaringan tersebut kemudian akan diteliti lebih lanjut pada laboratorium dengan para ahli.

Menurut Breast Cancer Now, jika fat necrosis menyebabkan rasa tak nyaman tetapi Anda belum menjalani operasi untuk mengeluarkannya, dokter akan merekomendasikan pengobatan dengan menggunakan obat pereda rasa sakit seperti parasetamol atau anti-inflammatory drug seperti ibuprofen.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 29/06/2021

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan