Salah satu penyakit jantung, yakni penyakit jantung koroner, menempati urutan kedua penyebab kematian utama di Indonesia. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja pada kelompok usia berapa pun. Lantas, bagaimana cara menjaga kesehatan jantung sesuai umur Anda? Simak jawabannya di sini.
Mengapa umur mempengaruhi kekuatan dan daya tahan jantung?
Perubahan pada jantung dan pembuluh darah biasanya terjadi seiring pertambahan usia Anda.
Jantung Anda terbentuk dari jaringan otot. Otot jantung bisa melemah dan kaku seiring waktu sehingga fungsinya untuk memompa darah kaya oksigen ke seluruh tubuh berkurang.
Penuaan juga bisa memengaruhi kekuatan dan daya tahan jantung. Hal ini bisa mengakibatkan detak jantung sedikit lebih lambat pada orang dewasa yang lebih tua dan lansia.
Risiko penyakit jantung yang meningkat bersamaan dengan penuaan juga bisa diperburuk oleh faktor lain, seperti genetik, jenis kelamin, hingga gaya hidup yang tidak sehat.
Oleh sebab itu, langkah pencegahan penyakit jantung sebaiknya Anda lakukan sedini mungkin. Hal ini guna menghindari kemungkinan komplikasi yang fatal.
Tips menjaga kesehatan jantung sesuai umur
Persentase penyakit jantung di Indonesia cukup tinggi. Kementerian Kesehatan RI menemukan ada 15 dari 1.000 orang (1,5%) yang didiagnosis penyakit jantung pada tahun 2018.
Kasus penyakit ini tercatat mulai meningkat saat memasuki usia 25–34 tahun (1,3%), kemudian naik sangat tajam setelah memasuki usia 65–74 tahun (4,6%).
Apabila pencegahan dilakukan sejak dini, hal ini dapat membantu Anda mengurangi risiko komplikasi penyakit jantung yang bisa saja berujung pada kematian.
Berikut ini merupakan tips-tips untuk menjaga agar jantung sehat sesuai umur.
1. Usia 20-an
Menjaga kesehatan jantung bisa dilakukan sedini mungkin. Caranya dengan aktif secara fisik, berhenti merokok, dan menghindari paparan asap rokok.
Pada usia ini, Anda juga disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Hal ini meliputi periksa tekanan darah, kadar gula darah, dan kolesterol dalam tubuh.
Sebagai tambahan, American Hearth Association juga menyarankan ibu hamil untuk memeriksakan tekanan darah dan kadar gula darah secara rutin selama masa kehamilan.
Pasalnya, preeklampsia (tekanan darah tinggi saat hamil) atau diabetes gestasional (gula darah tinggi saat hamil) dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular pada kemudian hari.
2. Usia 30-an
Usia 30-an merupakan fase produktif dan awal membentuk keluarga bagi sebagian orang. Penting untuk menjaga agar jantung tetap sehat sesuai usia Anda, termasuk saat fase ini.
Anda bisa menerapkan pola hidup sehat bersama pasangan dan anak untuk menjaga tubuh tetap sehat. Penting juga untuk mengetahui riwayat penyakit jantung pada keluarga Anda.
Dengan begitu, Anda bisa berfokus untuk mengendalikan faktor risiko lain, misalnya dengan menjaga berat badan sehat, konsumai makanan bergizi, olahraga, dan tidak merokok.
Permasalahan dalam lingkungan kerja dan keluarga juga rentan memicu stres. Stres berkepanjangan bisa menyebabkan perubahan dalam tubuh yang meningkatkan risiko penyakit jantung.
Oleh sebab itu, Anda perlu mengetahui cara mengelola stres yang terbaik. Ini dapat berupa latihan pernapasan, meditasi, yoga, atau melakukan hobi Anda.
3. Usia 40-an
Banyak kalangan memercayai bahwa metabolisme akan melambat saat memasuki usia 40-an. Kondisi ini berisiko membuat berat badan Anda bertambah.
Anda bisa mencegah penyakit jantung akibat kenaikan berat badan dengan aktif bergerak, rutin berolahraga, dan makan makanan yang baik untuk jantung.
Orang berusia 40 tahun ke atas juga perlu rutin cek kadar gula darah. Hal ini untuk mengetahui risiko diabetes yang bisa mengakibatkan penyakit jantung bila tidak ditangani dengan baik.
Periksakan juga bila Anda mengalami gejala sleep apnea, yakni gangguan tidur serius yang membuat pernapasan sering terhenti selama Anda tidur.
Studi dari Sleep Foundation menemukan bahwa sleep apnea bisa meningkatkan risiko gagal jantung sebesar 140% dan penyakit jantung koroner sebesar 30% pada pengidapnya.
4. Usia 50-an
Sebuah penelitian dalam jurnal Clinics in Geriatric Medicine (2010) menyebutkan risiko penyakit jantung dapat meningkat hingga 40% pada pria dan wanita berusia 40–59 tahun.
Salah satu cara menjaga jantung pada umur 50-an yakni dengan mulai memperhatikan gejala penyakit jantung. Konsultasi dengan dokter untuk membantu Anda memahami hal ini.
Sementara itu, Anda yang sudah terdiagnosis mengalami hipertensi, kolesterol tinggi, atau diabetes juga harus selalu mengikuti rencana perawatan dari dokter.
Rutin minum obat-obatan, terapi medis, dan melakukan perbaikan gaya hidup bisa membantu menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke.
5. Usia 60-an
Menginjak usia 60-an, risiko penyakit jantung bisa meningkat hingga 70–75 persen. Gagal jantung, yakni tahapan akhir dari berbagai penyakit jantung, juga lebih umum terjadi pada lansia.
Orang-orang pada usia ini perlu menjalani pola hidup sehat, terlebih dalam pengaturan kalori makanan. Tubuh lansia butuh lebih sedikit kalori daripada orang yang lebih muda.
Penting juga untuk mengetahui tanda serangan jantung dan stroke pada lansia. Hal ini berguna agar orang tersebut dapat memperoleh perawatan medis segera.
Dokter mungkin juga menyarankan untuk menjalani tes indeks pergelangan kaki-brakialis, yakni dengan membandingkan tekanan darah pada pergelangan kaki dan tangan.
Tes ini bermanfaat untuk mendiagnosis penyakit arteri perifer. Penyakit ini terjadi saat plak menumpuk pada pembuluh darah dari jantung ke tungkai atau lengan.
Jika memiliki pertanyaan lain seputar menjaga kesehatan jantung sesuai umur, konsultasikan dengan dokter Anda untuk memperoleh solusi terbaik.
[embed-health-tool-heart-rate]