backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Keriput pada Dahi Bisa Jadi Tanda Penyakit Jantung, Benarkah?

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 18/08/2022

Keriput pada Dahi Bisa Jadi Tanda Penyakit Jantung, Benarkah?

Tak hanya sebagai tanda penuaan, sebuah penelitian menemukan bahwa keriput ternyata juga bisa jadi salah satu tanda penyakit jantung. Lalu, seperti apakah hubungan antara keduanya? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.

Studi: Hubungan keriput dan penyakit jantung

penyakit jantung

Kulit keriput merupakan hal yang wajar seiring pertambahan usia. Akan tetapi, timbulnya kerutan pada dahi yang terjadi lebih awal bisa menunjukkan risiko gangguan kardiovaskular.

Sebuah penelitian yang disampaikan dalam konferensi European Society of Cardiology pada 2018 menemukan adanya hubungan antara keriput dan penyakit jantung.

Penelitian yang dipimpin oleh Yolande Esquirol, profesor kesehatan kerja dari Center Hospitalier Universitaire de Toulouse, Prancis, menyatakan bahwa risiko penyakit jantung dapat dinilai melalui pola keriput pada dahi.

Hal ini diketahui setelah para peneliti mempelajari kerutan dahi pada 3.200 orang dewasa sehat berumur 32–62 tahun. Lalu, mereka memberi skor 0 (tidak ada kerutan) hingga 3 (banyak kerutan dalam).

Setelah 20 tahun, diketahui ada 233 partisipan yang meninggal dunia karena berbagai kondisi.

Dari jumlah partisipan yang meninggal dunia ini, diketahui bahwa 15,2% memiliki skor 2 dan 3, 6,6% memiliki skor 1, dan 2,1% memiliki skor 0.

Pada akhirnya, orang dengan keriput dahi lebih dalam dan banyak daripada usianya mungkin memiliki risiko kematian lebih tinggi terhadap penyakit kardiovaskular.

Hasil tersebut juga telah mempertimbangkan faktor lain, seperti jenis kelamin, status merokok, tekanan darah, detak jantung, kadar lemak, dan gula dalam darah.

Mengapa keriput pada dahi bisa menjadi tanda penyakit jantung?

Para peneliti menjelaskan bahwa keriput dahi sebagai tanda penyakit jantung mungkin memiliki hubungan dengan aterosklerosis, yakni gangguan kardiovaskular akibat penumpukan plak pada pembuluh arteri.

Pembuluh darah dahi yang sangat halus lebih sensitif terhadap tumpukan plak. Selain itu, perubahan pada protein kolagen dan stres oksidatif juga memiliki dampak pada perkembangan aterosklerosis dan kerutan pada dahi.

Keriput pada dahi bukanlah acuan pasti untuk menilai gejala penyakit jantung. Kondisi ini perlu didiagnosis lebih lanjut oleh dokter lewat serangkaian pemeriksaan medis.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai hubungan antara risiko penyakit kardiovaskular dan keriput dahi. Meski begitu, praktik tanpa biaya dan risiko ini mungkin bisa mulai digunakan di rumah sakit dan klinik dokter.

Yolande Esquirol

Tanda penyakit jantung yang perlu diperiksa ke dokter

tanda-tanda penyakit jantung

Anda mungkin khawatir dengan timbulnya keriput dahi sebagai tanda penyakit jantung, terlebih bila memiliki faktor risiko seperti diabetes, hipertensi, kolesterol tinggi, dan merokok.

Selain kerutan ini, terdapat beberapa tanda penyakit jantung yang sebaiknya Anda periksakan dengan dokter, antara lain:

  • sesak napas,
  • nyeri dada, atau
  • merasa ingin pingsan dan hilang kesadaran.

Jika Anda mengalami satu atau lebih tanda tersebut, segera konsultasikan dengan dokter untuk memastikan apakah penyebabnya berkaitan dengan gangguan kardiovaskular atau tidak.

Makin cepat kondisi ini terdiagnosis, makin baik pula perawatan yang Anda peroleh guna mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi berbahaya.

Tips gaya hidup sehat untuk menjaga kesehatan jantung

Tak selamanya kerutan pada dahi menjadi tanda penyakit jantung. Dokter tentu akan memeriksa kondisi Anda lebih lanjut, misalnya dengan cek tensi, tes darah, atau EKG (elektrokardiogram).

Gangguaan kardiovaskular sebenarnya bisa dicegah, salah satunya dengan pola hidup sehat. Berikut ini merupakan tips menjaga kesehatan jantung yang bisa Anda lakukan.

  • Perbanyak konsumsi makanan yang tinggi vitamin, mineral, dan serat, seperti sayuran dan buah-buahan.
  • Batasi konsumsi makanan berlemak dan tinggi garam.
  • Olahraga rutin setidaknya selama 30 menit setiap hari.
  • Tetap aktif bergerak dan hindari duduk terlalu lama.
  • Berhenti merokok atau menghirup asap rokok.
  • Cukupi kebutuhan tidur setidaknya 7–8 jam per hari.
  • Kelola stres dengan baik, bila perlu konsultasi dengan psikolog.
  • Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar penyakit jantung, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 18/08/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan