Penyakit ini menyebabkan terjadinya gangguan kelistrikan jantung dan dapat menyebabkan henti jantung mendadak. Penyakit ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan USG jantung.
5. Miokarditis
Miokarditis merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh peradangan pada otot jantung. Peradangan pada otot jantung menyebabkan luka, luka tersebut dapat menyebabkan gangguan aliran listrik jantung. Gangguan listrik jantung dapat menyebabkan terjadinya henti jantung. Penyakit ini sulit dideteksi karena tidak tampak pada pemeriksaan elektrokardiografi maupun USG jantung.
6. Sindrom WPW (Wolf-Parkinson-White)

Sindrom WPW adalah sindrom yang terjadi akibat adanya jalur listrik tambahan pada jantung sehingga menyebabkan gangguan kelistrikan jantung. Sindrom WPW yang dapat menyebabkan henti jantung mendadak ini bisa diidap oleh anak-anak, dewasa muda, dan orang tua.
7. Sindrom QT memanjang (Long QT Syndrome)
Sindrom QT memanjang adalah sindrom yang terjadi akibat pemanjangan interval QT pada siklus jantung. Interval QT merupakan fase repolarisasi otot jantung yang bila memanjang dapat menimbulkan gangguan irama jantung dan menyebabkan henti jantung.
Penyebab sindrom QT memanjang adalah terjadinya mutasi gen yang menkoding kanal potasium. Penyakit ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan elektrokardiografi.
8. Sindroma brugada
Brugada syndrome (BrS) adalah salah satu penyebab henti jantung pada dewasa muda. Brs terjadi akibat fibrilasi ventrikel pada pasien yang tidak memiliki penyakit jantung struktural dan tidak memiliki faktor risiko dari penyakit jantung, seperti merokok, diabetes, dan obesitas.
Kondisi ini merupakan penyakit genetik yang terjadi akibat mutasi gen pada kanal sodium sel otot jantung. Gangguan pada kanal sodium dapat menyebabkan gangguan irama jantung yang berujung pada henti jantung. Penyakit ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan elektrokardiografi.
9. Takikardia ventrikel katekolamin

Takikardia ventrikel katekolamin merupakan penyakit yang terjadi akibat adanya kelainan pada reseptor ryanodine. Reseptor ryanodine mempunyai fungsi untuk mengatur ion kalsium. Gangguan pada reseptor ini dapat menimbulkan gangguan irama jantung dan henti jantung.
Pemeriksaan skrining sistem kardiovaskular pada kelompok dewasa muda dan atlet dapat mencegah terjadinya henti jantung mendadak. Pemeriksaan skrining kardiovaskular yaitu mencakup pemeriksaan klinis dan penunjang seperti elektrokardiografi, USG jantung, dan uji latih jantung dengan beban.
Hal lain yang dapat dilakukan untuk mencegah kematian akibat henti jantung mendadak adalah dengan meningkatkan akses dan pengetahuan publik mengenai AED (Automated External Defibrillator). Pengetahuan dan akses publik pada AED telah terbukti meningkatkan angka keberhasilan pencegahan henti jantung sebesar 52% diluar rumah sakit bila dilakukan dengan segera.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar