Anda mungkin pernah mendengar istilah flu tulang, yaitu kondisi ketika rasa nyeri parah menyerang di bagian sendi. Tidak jarang kondisi ini menyebabkan tubuh sulit digerakkan karena gangguan pada sendi yang begitu menyiksa. Sebenarnya, apa penyebab di balik munculnya flu tulang? Simak terus artikel ini untuk mengetahui jawabannya.
Flu tulang pada penyakit chikungunya
Flu tulang adalah istilah yang sebenarnya tidak ada di dalam dunia medis. Kondisi ini digambarkan sebagai rasa nyeri luar biasa pada sendi atau otot, yang terkadang disertai dengan gejala lain seperti demam.
Banyak orang yang masih salah kaprah mengira bahwa flu tulang adalah istilah untuk menyebut penyakit chikungunya. Padahal, keduanya merupakan kondisi yang berbeda.
Chikungunya adalah penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Gejala paling khas yang ditimbulkan dari penyakit ini adalah demam tinggi dan nyeri sendi parah.
Nah, karena kedua gejala itulah orang sering mengaitkan chikungunya sama dengan flu tulang. Padahal, flu tulang adalah bagian dari gejala-gejala yang muncul saat Anda mengalami chikungunya.
Chikungunya disebabkan oleh infeksi virus chikungunya (CHIKV). Virus tersebut bisa ditularkan lewat gigitan nyamuk yang sudah mengisap darah dari orang yang terinfeksi sebelumnya. Infeksi virus ini dikenal dapat memengaruhi persendian secara langsung.
Berikut adalah ciri-ciri dan gejala penyakit chikungunya:
- Demam mencapai 39-40 derajat Celsius
- Rasa sakit pada sendi di beberapa bagian tubuh, seperti pergelangan tangan, siku, punggung, lutut, pergelangan kaki, serta jari-jari tangan
- Pembengkakan pada sendi yang mengalami nyeri
- Tubuh kelelahan
- Sakit otot
- Muncul ruam di kulit, terutama wajah dan leher
Gejala-gejala chikungunya biasanya akan muncul 3-7 hari setelah pasien tergigit nyamuk Aedes pertama kalinya. Setelah itu, gejala-gejala akan sembuh dalam waktu sekitar 1 minggu, tergantung pada seberapa baik pengobatan chikungunya yang diberikan.
Namun untuk gejala berupa flu tulang, khususnya nyeri sendi, kemungkinan dapat bertahan lebih lama hingga beberapa minggu, bulan, bahkan tahun. Itu sebabnya virus chikungunya berisiko mengakibatkan sakit sendi dan otot kronis.
Flu tulang pada penyakit lainnya
Selain chikungunya, flu tulang juga bisa ditemukan pada beberapa penyakit lainnya. Berikut adalah penyakit dan kondisi medis lain yang sering dihubungkan atau bahkan disalahartikan sebagai flu tulang:
1. Demam berdarah (DBD)
Jika Anda tidak asing dengan nyamuk Aedes aegypti, Anda mungkin juga sudah merasa familier dengan penyakit demam berdarah. Ya, demam berdarah atau DBD adalah penyakit lain yang juga diakibatkan oleh gigitan nyamuk Aedes, selain chikungunya.
Penyakit ini juga menimbulkan gejala-gejala yang serupa dengan chikungunya, yaitu demam tinggi mendadak, nyeri sendi, serta ruam kulit. Itulah yang menyebabkan penyakit ini terkadang sulit dibedakan dengan chikungunya.
Namun, demam berdarah berisiko menimbulkan komplikasi yang lebih parah, seperti pecahnya plasma darah yang menyebabkan perdarahan fatal. Jika gejala yang Anda alami kemungkinan berkaitan dengan penyakit ini, segera periksakan diri ke dokter.
2. Osteomielitis
Osteomielitis adalah peradangan akibat infeksi pada tulang. Namun, yang membedakan osteomielitis dengan kedua penyakit sebelumnya adalah penyebabnya. Osteomielitis disebabkan oleh infeksi bakteri, salah satunya bakteri Staphylococcus.
Seperti ciri khas dari flu tulang, gejala yang ditimbulkan osteomielitis adalah demam, rasa sakit dan bengkak di bagian tubuh yang terinfeksi, serta tubuh terasa lelah.
Akan tetapi, tidak jarang juga penderita osteomielitis tak mengalami tanda-tanda dan gejala apa pun. Ditambah lagi, gejala penyakit ini sulit dibedakan dengan penyakit-penyakit lainnya yang disertai dengan gejala mirip flu tulang.
3. Influenza
Penyakit lainnya yang juga sering dikaitkan dengan flu tulang adalah influenza. Influenza atau flu adalah infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan, seperti hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Penyakit ini biasanya dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, ada kemungkinan influenza bisa berkembang menjadi komplikasi penyakit yang parah, terutama pada anak-anak di bawah 5 tahun, lansia di atas 65 tahun, serta pasien pengidap penyakit kronis.
Gejala influenza biasanya cukup mudah untuk dikenali, seperti demam, hidung meler, sakit kepala, serta batuk. Namun, banyak juga pasien influenza yang melaporkan rasa nyeri parah di bagian sendi dan otot.
4. Rheumatoid arthritis
Flu tulang juga bisa jadi bagian dari gejala penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis. Penyakit ini disebabkan oleh sistem imun tubuh menyerang jaringan di dalam tubuh sendiri, sehingga mengakibatkan peradangan kronis pada sendi.
Tak hanya sendi, apabila peradangan telah tersebar luas ke bagian tubuh lain, rheumatoid arthritis bisa memengaruhi kulit, mata, paru-paru, jantung, serta pembuluh darah.
Tanda-tanda dan gejala rheumatoid arthritis pun serupa dengan penyakit-penyakit di atas, yaitu nyeri, pembengkakan, serta rasa kaku pada sendi. Terkadang, rheumatoid arthritis juga menimbulkan gejala demam.
Apa obat untuk flu tulang?
Untuk mengobati kondisi ini, Anda harus mengetahui terlebih dahulu apa penyakit atau kondisi medis yang menyebabkan flu tulang yang Anda alami. Oleh karena itu, jika Anda merasakan gejala-gejala yang menyerupai kondisi ini, sebaiknya periksa ke dokter sesegera mungkin.
Dengan memeriksakan diri ke dokter, dokter dapat mendiagnosis apa penyebab nyeri sendi yang Anda rasakan, serta memberikan pengobatan yang sesuai. Pasalnya, obat-obatan yang diresepkan dokter mungkin akan berbeda-beda, tergantung penyebab penyakit di balik flu tulang tersebut.
Berikut adalah obat-obatan yang akan diberikan dokter untuk meredakan gejala-gejala kondisi ini:
1. Paracetamol
Paracetamol adalah obat yang paling sering digunakan untuk menurunkan demam serta meredakan nyeri akibat peradangan atau infeksi. Obat ini bisa didapatkan dengan resep dokter atau dibeli di apotek secara bebas.
Minumlah paracetamol sesuai dengan dosis yang diberikan dokter, atau yang tercantum pada kemasan obat. Pastikan Anda tidak mengonsumsi paracetamol secara berlebihan untuk mengatasi gejala-gejala flu tulang Anda.
2. Ibuprofen
Selain paracetamol, Anda juga bisa meredakan nyeri akibat flu tulang dengan ibuprofen. Anda bisa membeli obat ini di apotek dengan atau tanpa resep dokter.
Namun, ibuprofen tidak boleh dikonsumsi oleh pasien penderita demam berdarah. Pasalnya, obat-obatan NSAID seperti ibuprofen berisiko menimbulkan perdarahan, yang justru akan memperburuk kondisi pasien demam berdarah.
3. Naproxen
Untuk mengurangi peradangan pada sendi dan tulang, khususnya pada penyakit rheumatoid arthritis atau osteomielitis, dokter biasanya akan meresepkan naproxen. Naproxen adalah obat golongan NSAID yang bisa membantu mengatasi inflamasi alias peradangan.
Pemakaian obat naproxen sebaiknya dilakukan berdasarkan resep dan anjuran dokter. Menurut situs NHS, obat ini tidak boleh dikonsumsi oleh pasien dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, atau masalah jantung.
4. Antibiotik
Pada kondisi flu tulang yang berkaitan dengan infeksi bakteri, seperti osteomielitis, Anda mungkin akan diberikan pengobatan dengan antibiotik.
Sebelum menentukan antibiotik jenis apa yang akan diberikan, dokter perlu mengetahui terlebih dahulu jenis bakteri yang menginfeksi tubuh Anda. Maka itu, kemungkinan Anda perlu menjalani pemeriksaan tambahan, seperti biopsi jaringan tubuh yang terinfeksi.
Untuk osteomielitis yang diakibatkan bakteri Staphylococcus aureus, antibiotik yang akan diresepkan adalah vancomycin, nafcillin, atau oxacillin.
Setelah membaca penjelasan di atas, kini Anda telah mengetahui bahwa flu tulang adalah sebuah gejala yang muncul pada beberapa kondisi atau penyakit tertentu. Segera periksa ke dokter jika Anda merasakan tanda-tanda flu tulang, seperti nyeri sendi parah serta demam tinggi. Hal ini penting agar kondisi yang Anda alami tidak bertambah parah di kemudian hari.