backup og meta

Kenali Tanda dan Gejala Aktinomikosis, Infeksi Langka Penyebab Rahang Kaku

Kenali Tanda dan Gejala Aktinomikosis, Infeksi Langka Penyebab Rahang Kaku

Aktinomikosis adalah infeksi bakteri langka yang dapat menyebabkan rahang kaku pada kasus yang jarang terjadi. Meski tergolong infeksi, kondisi ini tidak termasuk penyakit menular. Namun, aktinomikosis dapat membahayakan tulang atau otak jika tidak ditangani dengan baik.  

Pengertian aktinomikosis

Aktinomikosis (actinomycosis) adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri genus Actinomyces, seperti A. bovis, A. israelii, A. viscosus, dan A. odontolyticus. Kondisi ini lebih sering ditemukan di daerah tropis. Meski termasuk infeksi bakteri, kondisi ini tidak menular karena bakteri penyebabnya tidak bisa hidup di luar tubuh manusia.

Bakteri jenis ini sebenarnya hidup di hidung dan tenggorokan manusia dan tidak membahayakan. Bakteri Actinomyces baru bisa menginfeksi dan menimbulkan gejala ketika berhasil menembus lapisan pelindung rongga tubuh Anda.

Setelah masuk ke dalam sistem tubuh dengan menumpang aliran darah, bakteri bisa menyebabkan abses (benjolan berisi nanah) di jaringan tempat mereka “singgah’. Seringnya, benjolan abses muncul di jaringan rahang yang kemudian menyebabkan rahang kaku dan terasa sakit.

Dikutip dari situs pusat layanan kesehatan masyarakat di Britania Raya, NHS, infeksi ini dapat menyerang bagian tubuh mana pun. Namun, umumnya aktinomikosis dapat menyerang:

  • Kepala dan leher
  • Dada
  • Perut
  • Panggul

Infeksi ini biasanya terpusat di satu bagian saja. Namun, bakteri Actinomyces ini juga bisa berpindah dari satu jaringan tubuh ke jaringan tubuh yang lain melalui aliran darah.

Jenis-jenis aktinomikosis

hipertensi paru bisa sembuh

Dikutip dari jurnal yang diterbitkan Infection and Drug Resistance, kondisi ini dapat dibedakan menjadi tujuh jenis, yaitu:

1. Aktinomikosis saluran pernapasan

Kondisi ini dapat menyerang saluran pernapasan, termasuk paru-paru, bronkial, dan laring. Aktinomikosis di paru-paru adalah jenis yang paling umum ketiga setelah jenis yang menyerang cervicofacial (mulut, rahang, atau leher) dan perut. 

Infeksi yang menyerang paru-paru jarang dialami oleh anak-anak. Sementara itu, orang dengan kebersihan mulut yang buruk, mempunyai penyakit gigi, dan pecandu alkohol memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi ini. 

Tak hanya itu, orang dengan penyakit kronis paru-paru, seperti emfisema dan bronkitis kronis, juga memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami kondisi ini. 

2. Aktinomikosis cervicofacial

Bakteri penyebab aktinomikosis cervicofacial hidup dalam plak gigi dan bisa menyerang bagian mulut, rahang atau leher. Penyebabnya berkaitan dengan masalah kerusakan gigi dan kebersihan mulut yang buruk.

Meskipun begitu, kejadian aktinomikosis cervicofacial termasuk kondisi langka di seluruh dunia. 

3. Aktinomikosis tulang dan sendi

Bakteri Actinomyces juga dapat menyebabkan infeksi pada tulang dan sendi. Kondisi ini biasanya terjadi karena kondisi di bawah ini:

  • Penyebaran lewat darah
  • Penyebaran paru-paru ke tulang belakang

4. Aktinomikosis saluran kemih

Ini adalah jenis kedua yang paling umum dari aktinomikosis. Bentuk umum dari kondisi ini adalah aktinomikosis panggul pada perempuan yang terjadi pada daerah sekitar panggul.

Kondisi ini sangat mungkin menyebar ke vagina. Wanita yang menggunakan KB spiral berisiko lebih tinggi untuk mengembangkan jenis infeksi ini jika menggunakannya lewat dari masa tenggang yang seharusnya.

Selain kondisi yang terjadi pada panggul wanita, kondisi ini juga dapat terjadi pada kandung kemih dan testis. 

5. Aktinomikosis saluran pencernaan

Kondisi ini disebabkan oleh bakteri A. israelii dan paling umum menyerang perut bagian apendiks (usus buntu), sekum (peralihan antara usus kecil dan usur besar), dan usus besar. Kondisi ini dapat terjadi berminggu-minggu atau bertahun-tahun setelah Anda mengalami gangguan cerna atau menjalani operasi di bagian perut. 

6. Aktinomikosis sistem saraf pusat

Kondisi ini terjadi ketika infeksi menyebar melalui aliran darah dari paru-paru, cervicofacial, atau setelah cedera kepala tembus. Infeksi Actinomyces jenis ini menyebabkan gejala berupa kelemahan fokal, kehilangan kemampuan sensorik, dan kejang. 

7. Aktinomikosis kulit

Aktinomikosis kulit belum banyak dibahas di berbagai penelitian. Namun, gangguan kulit disebut dapat mendukung munculnya infeksi akibat Actinomyces. 

Tanda dan gejala aktinomikosis

Tanda dan gejala paling umum dari actinomycosis adalah kejang otot yang membuat rahang kaku. Kondisi ini terjadi ketika akibat munculnya benjolan abses di jaringan dalamnya, terutama jika menyerang area mulut.

Biasanya, benjolan tidak menyebabkan rasa sakit. Akan tetapi, rahang akan terasa terkunci dan mulut tidak bisa terbuka.

Tergantung lokasi infeksi, gejala lainnya adalah:

Paru-paru

Gejala yang muncul akibat aktinomikosis paru-paru adalah:

  • Napas pendek
  • Dada sakit
  • Batuk
  • Nanah keluar dari lubang kecil di tubuh Anda

Perut

Gejala yang muncul akibat infeksi yang terjadi di bagian perut dan saluran pencernaan adalah:

  • Diare atau konstipasi
  • Sakit perut
  • Benjolan atau bengkak di perut 
  • Nanah keluar dari lubang kecil di permukaan kulit Anda

Panggul

Gejala yang ditimbulkan dari kondisi ini adalah:

  • Sakit pada bagian bawah perut
  • Vagina mengeluarkan cairan tidak biasa atau berdarah
  • Benjolan atau bengkak di bagian perut 

Komplikasi aktinomikosis

meningitis adalah radang selaput otak

Infeksi Actinomyces yang tidak ditangani dapat membuat bakteri semakin subur berkembang biak dalam tubuh, sehingga menginfeksi tulang. Dalam kasus yang lebih berat, bakteri penyebab aktinomikosis bisa mengakibatkan infeksi serius di bagian otak dan menyebabkan meningitis.

Apabila bakteri sudah menginfeksi tulang, biasanya diperlukan pembedahan untuk menghilangkan infeksinya.

Pengobatan aktinomikosis

Penyebab kondisi ini adalah infeksi bakteri. Oleh karena itu, infeksi Actinomyces diobati dengan pemberian antibiotik resep, seperti penicilin dosis tinggi. Jika Anda alergi penicillin, antibiotik alternatif yang diresepkan dokter untuk mengobati aktinomikosis meliputi:

Tindakan pembedahan mungkin dilakukan untuk menguras abses atau mengangkat benjolan akibat infeksi. Terapi pengobatan berupa antibiotik dan operasi (jika perlu) bisa dilakukan hingga setahun atau lebih.

Pencegahan actinomycosis

Mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat bisa membantu mencegah infeksi Actinomyces. Salah satunya adalah dengan rutin memeriksakan kesehatan gigi dan gusi setiap 6 bulan sekali.

Apabila Anda menggunakan KB spiral, jangan gunakan lebih lama daripada yang disarankan dokter. KB spiral biasanya dapat digunakan sekitar 5-10 tahun. Jika Anda ingin memperpanjang pemakaiannya, lepas dulu yang lama baru ganti dengan yang baru.

Aktinomikosis merupakan kondisi yang jarang terjadi dan dapat dicegah. Deteksi dini penyakit ini juga dapat meningkatkan peluang Anda untuk pulih sepenuhnya. Segera hubungi dokter jika mengalami gejala-gejala yang mengkhawatirkan. 

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Actinomycosis . (2017). Retrieved 14 December 2020, from https://www.nhs.uk/conditions/Actinomycosis/

Encyclopedia, M. (2020). Actinomycosis: MedlinePlus Medical Encyclopedia. Retrieved 14 December 2020, from https://medlineplus.gov/ency/article/000599.htm

Actinomycosis | DermNet NZ. (2020). Retrieved 14 December 2020, from https://dermnetnz.org/topics/actinomycosis/

Ferry, T., Valour, F., Karsenty, J., Breton, P., Gleizal, A., & Braun, E. et al. (2014). Actinomycosis: etiology, clinical features, diagnosis, treatment, and management. Infection And Drug Resistance, 183. doi: 10.2147/idr.s39601

Versi Terbaru

08/01/2021

Ditulis oleh Fajarina Nurin

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

7 Penyebab Sakit Rahang yang Mungkin Anda Tidak Sadari

Hati-hati, Malas Bersihkan Mulut Bisa Munculkan Penyakit Serius


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 08/01/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan