Demam, pusing, dan nyeri otot saat demam berdarah dengue (DBD) sering kali diabaikan karena bisa membaik dengan sendirinya. Padahal, berbagai kondisi tersebut bisa menjadi penentu apakah pasien DBD harus rawat inap.
Pada kondisi tertentu, pasien DBD harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Supaya tetap waspada, simak informasi berikut.
Apakah pasien DBD harus rawat inap?
Tidak semua pasien DBD harus dirawat di rumah sakit, sebab gejala demam berdarah ringan biasanya bisa membaik dengan sendirinya setelah 1–2 minggu.
Meski begitu, Anda tetap disarankan untuk pergi ke rumah sakit ketika mengalami gejala DBD.
Dengan begitu, dokter bisa menentukan apakah Anda perlu opname di rumah sakit atau cukup melakukan perawatan DBD di rumah.
Petugas kesehatan adalah satu-satunya pihak yang bisa menentukan apakah Anda harus dirawat di rumah sakit atau tidak. Untuk menentukan kondisi Anda, dokter biasanya akan melakukan tes darah.
Dokter akan meminta pasien DBD menjalani perawatan di rumah sakit ketika gejala yang muncul sudah cukup parah.
Perawatan di rumah sakit harus dilakukan demi menghindari komplikasi demam berdarah yang bisa berakibat fatal.
Pasalnya, dalam kondisi tertentu, perkembangan pasien demam berdarah harus dipantau langsung oleh dokter.
Gejala DBD yang parah dan butuh perawatan
Menurut laman World Health Organization, berikut adalah berbagai gejala DBD serius yang membuat pasien membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit.
- Muntah terus menerus.
- Pernapasan cepat.
- Sakit perut yang parah.
- Gusi atau hidung berdarah.
- Kelelahan.
- Timbul perasaan gelisah.
- Sangat haus.
- Lemas meski tidak beraktivitas.
- Kulit pucat dan dingin.
- Keluar darah dalam muntahan atau tinja.
Gejala demam berdarah yang serius sering kali muncul ketika demam mulai turun. Oleh karena itu, jangan lengah ketika demam Anda menurun karena ini justru bisa menjadi pertanda bahwa kondisi Anda memburuk.
Fase kritis demam berdarah biasanya berlangsung selama 24–48 jam. Pasien yang tidak menerima perawatan intensif saat kritis berisiko mengalami komplikasi DBD, seperti perdarahan, dengue shock syndrome, hingga gagal organ.
Selain berbagai gejala di atas, pasien DBD yang memiliki faktor risiko seperti berusia lanjut, sedang hamil, riwayat diabetes, dan tinggal sendiri sebaiknya menerima perawatan di rumah sakit.
Orang yang sudah pernah terinfeksi DBD juga memiliki risiko lebih besar untuk mengalami gejala demam berdarah yang parah.
Perawatan pasien demam berdarah di rumah sakit
Sampai saat ini belum ditemukan pengobatan khusus yang langsung bisa menyembuhkan demam berdarah.
Pengobatan demam berdarah berfokus untuk meredakan gejala, meningkatkan kekuatan sistem imun, dan mencegah terjadinya komplikasi.
Pertama-tama, dokter biasanya akan memasang infus untuk menjaga kebutuhan cairan tubuh pasien DBD. Pasalnya, pasien DBD yang dehidrasi berisiko mengalami kebocoran plasma hingga gagal organ.
Selain itu, dokter mungkin memberikan obat penurun demam atau nyeri untuk mengurangi rasa tidak nyaman yang dialami pasien. Setiap pasien DBDbisa menerima obat yang berbeda sesuai dengan gejala yang menyertai.
Dalam kondisi yang cukup parah, dokter mungkin menyarankan transfusi darah. Namun, perawatan ini perlu melalui berbagai pertimbangan karena berisiko membuat kondisi pasien semakin memburuk.
Selama pasien demam berdarah dirawat di rumah sakit, dokter akan melakukan pemantauan ketat terhadap denyut nadi, tekanan darah, kadar trombosit serta hematokrit, hingga jumlah urine pasien.
Jangka waktu perawatan pasien demam berdarah dengue di rumah sakit bisa berbeda-beda, berkisar antara 2–13 hari.
Meski Anda sudah merasa membaik, jangan memaksakan diri untuk pulang jika dokter belum mengizinkannya.
Setelah diizinkan pulang, Anda biasanya tetap disarankan untuk melakukan perawatan DBD rumahan demi mendukung proses penyembuhan sepenuhnya.
Selain itu, jangan lupa untuk melakukan langkah pencegahan demam berdarah karena penyakit infeksi ini bisa terjadi berulang.
Apakah pasien DBD harus rawat inap?
- Apa pun gejala DBD yang Anda rasakan, Anda tetap harus datang ke rumah sakit.
- Pasalnya, hanya petugas kesehatan yang berhak menentukan apakah Anda perlu dirawat di rumah sakit atau tidak.
- Umumnya, dokter akan merekomendasikan opname apabila pasien DBD terus-terusan muntah, mudah gelisah, mengalami dehidrasi, atau mengalami perdarahan pada gusi, hidung, atau tinja.