backup og meta

Penularan COVID-19 Bisa Terjadi Melalui Sentuhan Barang di Sekitar Anda

Penularan COVID-19 Bisa Terjadi Melalui Sentuhan Barang di Sekitar Anda

t-weight: 400;”>Baca semua artikel berita seputar coronavirus (COVID-19) di sini.

COVID-19 menyebar dengan sangat cepat. Rutenya pun tidak hanya melalui droplet atau air liur dari batuk atau bersin, tapi juga permukaan barang yang disentuh pasien. Ini sebabnya walaupun Anda rajin mengenakan masker, penularan COVID-19 tetap bisa terjadi bila Anda menyentuh barang terkontaminasi, lalu menyentuh mata, hidung, atau mulut.

Virus, termasuk SARS-CoV-2 penyebab COVID-19, tidak mampu memperbanyak diri tanpa inang hidup. Kendati demikian, virus biasanya dapat bertahan pada permukaan benda selama beberapa jam sebelum akhirnya mati. Pada saat inilah penularan COVID-19 dapat terjadi.

Bagaimana COVID-19 dapat menular?

obh combi plus

Penularan COVID-19 terjadi antarmanusia melalui droplet, atau percikan cairan tubuh yang mengandung partikel SARS-CoV-2. Berbeda dengan penularan udara (airborne), SARS-CoV-2 membutuhkan perantara untuk dapat berpindah inang.

Apabila seorang pasien COVID-19 tidak menutup mulut dan hidungnya saat batuk atau bersin, ia akan mengeluarkan droplet berisikan virus. Droplet dapat terhirup oleh orang yang sehat atau menempel pada tangan pasien dan barang-barang di sekitarnya.

Sekalipun Anda tidak menghirup droplet dari pasien, Anda mungkin saja terpapar virus saat berjabat tangan atau menyentuh barang yang terkena virus. Anda dapat terjangkit virus bila menyentuh mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dulu.

Salah satu penelitian kecil juga pernah menyebutkan bahwa SARS-CoV-2 mungkin terdapat pada feses dan dapat mencemari toilet atau wastafel. Akan tetapi, penularan COVID-19 melalui cemaran feses masih perlu dikaji lebih lanjut.

[covid_19]

Bisakah SARS-CoV-2 bertahan di udara?

coronavirus buatan

Meski tidak menyebar melalui udara, SARS-CoV-2 bertahan di udara selama tiga jam dalam bentuk aerosol. Aerosol adalah partikel berukuran sangat halus yang bisa melayang di udara seperti kabut.

Droplet hanya dapat bertahan selama beberapa detik di udara karena ukurannya besar dan lebih berat. Sebaliknya, aerosol sangatlah halus sehingga partikel-partikel termasuk virus di dalamnya bisa bertahan lebih lama dibandingkan droplet.

Selain bertahan lama, virus dalam aerosol juga dapat bergerak lebih jauh di udara. Jika biasanya penularan COVID-19 dibatasi oleh jarak yang dekat, penularan lewat aerosol berpotensi menjangkau area yang jauh lebih luas dibandingkan droplet.

Akan tetapi, Anda tidak perlu panik. Perubahan droplet menjadi aerosol lebih umum terjadi di lingkungan rumah sakit, biasanya saat tenaga medis melakukan penanganan terhadap pasien yang gagal napas. Prosedur ini disebut intubasi.

Ketika dokter melakukan intubasi, cairan napas pasien dapat berubah bentuk menjadi aerosol. Aerosol dapat bertahan di udara selama beberapa jam ke depan. Ini sebabnya tenaga medis harus melindungi diri dengan mengenakan Alat Pelindung Diri (APD).

Kemungkinan penularan COVID-19 melalui partikel aerosol sejauh ini hanya terbatas pada kondisi tertentu saja dan bukan merupakan metode penyebaran utama. Meski demikian, bukan berarti hal ini boleh dianggap sebelah mata.

Daya tahan SARS-CoV-2 pada permukaan barang

radiasi ponsel menyebabkan kanker

SARS-CoV-2 dapat bertahan pada permukaan barang selama jangka waktu tertentu. Tergantung material bahan yang ditempelinya, daya tahan virus ini bisa berkisar antara beberapa jam hingga berhari-hari.

Berikut gambaran daya tahan SARS-CoV-2 pada permukaan beberapa jenis bahan:

  • Aluminium (kaleng makanan dan minuman, kertas timah): 2-8 jam
  • Beling dan kaca (gelas, kaca jendela, cermin): hingga 5 hari
  • Logam (alat makan, gagang pintu, perhiasan): 5 hari
  • Kain (pakaian, sarung bantal, handuk): berberapa jam hingga 1 hari
  • Kardus (kemasan paket): 1 hari
  • Kayu (meja, kursi, hiasan kayu): 4 hari
  • Keramik (piring, gelas, tembikar): 5 hari
  • Kertas (buku, majalah, koran): hingga 5 hari
  • Plastik (remote, botol, bangku, bagian belakang ponsel): 2-3 hari
  • Stainless steel (alat masak, kulkas, bak cuci piring): 2-3 hari
  • Tembaga (uang receh, alat masak, teko): 4 jam

Sebelum para ilmuwan mengetahui daya tahan SARS-CoV-2 pada permukaan barang, virus ini sempat dikhawatirkan dapat menyebar melalui barang impor. Banyak pula yang khawatir penularan COVID-19 bisa terjadi melalui kiriman paket.

Namun, lagi-lagi Anda tidak perlu panik. Virus bisa saja menempel pada barang impor dari petugas yang batuk atau bersin, tapi virus tidak akan bertahan dari lamanya masa pengiriman. Virus kemungkinan akan mati sebelum barang sampai ke negara tujuan.

Hal yang sama juga berlaku pada paket kiriman. SARS-CoV-2 dapat menempel pada paket bila sebelumnya kurir yang positif batuk atau bersin di dekat paket, tapi Anda bisa mencegah penularan virus dengan membersihkan paket dan mencuci tangan.

Cara mencegah penularan COVID-19 dari barang terkontaminasi

aktivitas bersih-bersih rumah membakar kalori

Semua bahan tersebut ada pada barang-barang yang Anda gunakan setiap hari. Cara terbaik untuk mencegah penularan COVID-19 melalui barang terkontaminasi adalah dengan membersihkan barang-barang tersebut secara rutin.

Siapkan cairan disinfektan, alat penyemprot, lap bersih, sabun, dan sarung tangan. Gunakan sarung tangan setiap sebelum menggunakan larutan disinfektan untuk melindungi kulit Anda dari paparan bahan kimia.

Pertama-tama, basahi lap bersih dengan sedikit air dan sabun. Gunakan lap tersebut untuk membersihkan permukaan barang dari kotoran dan debu. Tahap ini penting karena kotoran dan debu dapat mengurangi fungsi disinfektan.

Setelah permukaan barang sudah bersih dari kotoran yang menempel, semprotkan cairan desinfektan secara merata. Biarkan selama beberapa jam agar bahan kimia pada disinfektan bekerja.

Selama memakai disinfektan, pastikan Anda tidak menyemprotkan disinfektan ke tubuh. Pasalnya, bahan kimia yang terkandung dalam disinfektan dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata, dan selaput lendir lainnya.

Penularan utama COVID-19 terjadi melalui droplet dari pasien positif. Namun, tidak jarang, penularan terjadi melalui sentuhan dengan barang yang terkontaminasi. Selain mencuci tangan dan memakai masker, membersihkan barang di sekitar Anda pun sama pentingnya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

New coronavirus may spread as an airborne aerosol, like SARS. (2020). Retrieved 6 April 2020, from https://www.livescience.com/coronavirus-can-spread-as-an-aerosol.html

Coronavirus Transmission: How Does the 2019 Coronavirus Spread?. (2020). Retrieved 6 April 2020, from https://www.healthline.com/health/coronavirus-transmission#from-person-to-person

Ong, S., Tan, Y., Chia, P., Lee, T., Ng, O., Wong, M., & Marimuthu, K. (2020). Air, Surface Environmental, and Personal Protective Equipment Contamination by Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) From a Symptomatic Patient. JAMA. doi: 10.1001/jama.2020.3227.

New coronavirus stable for hours on surfaces. (2020). Retrieved 6 April 2020, from https://www.nih.gov/news-events/news-releases/new-coronavirus-stable-hours-surfaces

Versi Terbaru

03/06/2022

Ditulis oleh Ulfa Rahayu

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

MRSA

Chikungunya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Ulfa Rahayu · Tanggal diperbarui 03/06/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan