backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Langkah Pertolongan Pertama pada Kasus Sengatan Ubur-Ubur

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 07/09/2023

Langkah Pertolongan Pertama pada Kasus Sengatan Ubur-Ubur

Keberadaan ubur-ubur di perairan pantai sering kali tidak disadari. Hal ini menyebabkan banyak orang terkena sengatan ubur-ubur saat berenang atau bermain di pantai. Lantas, bagaimana pertolongan pertama yang tepat saat disengat ubur-ubur?

Waspadai gejala berbahaya dari sengatan ubur-ubur

Akibat sengatan ubur-ubur

Sekilas ubur-ubur terlihat mirip agar-agar yang tidak berbahaya. Padahal, sengatan ubur-ubur bisa terasa menyakitkan dan menimbulkan reaksi yang mengganggu. 

Ketika menyengat, ubur-ubur akan melepaskan racun yang kuat ke dalam kulit. Pada kasus tertentu, sengatan hewan laut ini bisa memicu reaksi alergi serius yang mengancam nyawa.

Ubur-ubur memiliki tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa. Tentakel ini juga dibekali oleh sel penyengat atau nematosit (nematocyst) yang mengandung racun.

Saat merasa terancam, ubur-ubur akan menggunakan tentakelnya sebagai alat pertahanan diri.

Tentakel ini akan bergerak untuk menyerang, menyengat, dan memindahkan racun ke tubuh makhluk hidup lain. Bahkan, ubur-ubur yang telah mati pun bisa menyengat saat Anda menyentuhnya.

Sengatan ubur-ubur di Indonesia umumnya disebabkan oleh ubur-ubur api. Spesies ubur-ubur ini berbentuk mirip balon dengan warna kebiruan yang transparan.

Orang yang terkena sengatan ubur-ubur ini bisa mengalami beberapa gejala, seperti kulit yang terasa gatal, perih seperti terbakar, berdenyut, hingga melepuh.

pertolongan pertama sengatan ubur-ubur

Sementara itu, sengatan ubur-ubur yang mematikan, seperti ubur-ubur kotak dan ubur-ubur Irukandji, bisa menimbulkan reaksi alergi berat (syok anafilaksis) yang berakibat fatal.

Saat seseorang mengalami alergi berat, beberapa gejala yang mungkin timbul meliputi:

  • kesulitan bernapas,
  • pusing,
  • ruam yang menyebar dengan cepat,
  • mual dan muntah,
  • kejang otot, 
  • denyut jantung meningkat,
  • kegagalan pernapasan, dan
  • penurunan kesadaran.

Apabila Anda melihat seseorang tersengat ubur-ubur, segera lakukan pertolongan pertama dan hubungi nomor darurat (112) untuk mendapatkan penanganan secara medis.

Pertolongan pertama saat tersengat ubur-ubur

Buku pedoman oleh Kementerian Kesehatan RI menjelaskan kebanyakan kasus sengatan disebabkan oleh ubur-ubur api.

Pada 2019, ditemukan 773 kasus sengatan ubur-ubur hanya di pantai sekitaran Gunung Kidul, Yogyakarta. Di tempat yang sama, juga ditemukan 514 kasus pada 2020.

Efek yang ditimbulkan dari sengatan setiap spesies ubur-ubur amat beragam. Sengatan ubur-ubur api hanya menyebabkan rasa gatal dan nyeri pada area yang terdampak.

Sementara pada kasus sengatan ubur-ubur kotak, racunnya dapat menyebabkan gangguan jantung, gagal napas, dan bahkan kematian.

Ketika Anda atau orang lain di sekitar Anda tersengat ubur-ubur, segera lakukan langkah-langkah penanganan awal seperti di bawah ini.

  • Segera jauhkan bagian tubuh dari dalam air untuk menghindari sengatan lebih lanjut.
  • Siapkan larutan cuka masak atau asam asetat 25%, lalu encerkan menjadi larutan 5%. Caranya dengan mencampurkan cuka dan air dengan perbandingan 1:4.
  • Balurkan larutan tersebut pada area tubuh yang disengat ubur-ubur dan diamkan 30 detik untuk menonaktifkan sel penyengat pada tentakel.
  • Jika masih ada sisa tentakel yang menempel pada kulit, lepaskan dengan menggunakan pinset, sarung tangan, atau plastik.
  • Kemudian, rendam bagian tubuh yang disengat ubur-ubur ke dalam air hangat dengan suhu 42–45°C selama 20 hingga 40 menit.
  • Sambil melakukan pertolongan pertama, hubungi nomor darurat (112) supaya korban sengatan mendapatkan penanganan lanjutan.

    Penanganan ini meliputi pemberian terapi antivenom, terutama pada kasus sengatan ubur-ubur kotak.

    Tenaga medis juga bisa memberikan magnesium sulfat untuk meningkatkan efektivitas terapi antivenom dan obat-obatan lain sesuai gejala yang dialami korban.

    Pencegahan kasus sengatan ubur-ubur

    • Kenakan baju renang yang menutupi seluruh badan saat berenang di perairan yang beresiko terdapat ubur-ubur.
    • Sediakan papan peringatan bahaya ubur-ubur dan tonggak cuka di sepanjang pantai dengan tingkat kasus sengatan yang tinggi.
    • Adakan pelatihan penanganan awal oleh para petugas penjaga pantai, SAR, dan puskesmas.

    Benarkah air kencing bisa menyembuhkan sengatan ubur-ubur?

    sengatan ubur-ubur

    Banyak orang percaya bahwa nyeri akibat tersengat ubur-ubur bisa disembuhkan dengan buang air kecil di atas luka. Sayangnya, hal ini hanyalah mitos belaka.

    Salah satu alasan mengapa mitos ini populer yakni karena urine mengandung senyawa amonia yang dianggap bisa membantu meredakan sakit akibat disengat ubur-ubur.

    Pada konsentrasi tinggi, senyawa ini dapat bermanfaat untuk beberapa sengatan. Meski begitu, konsentrasi amonia dalam cairan urine terlalu encer sehingga hasilnya tidak efektif.

    Selain itu, kecepatan aliran urine dapat menggerakan tentakel pada area sengatan. Hal ini akan memancing tentakel ubur-ubur untuk melepaskan lebih banyak racun ke dalam tubuh Anda.

    Jadi, dapat disimpulkan bahwa Anda sebaiknya menghindari penggunaan air kencing atau urine untuk menangani luka akibat tersengat ubur-ubur.

    Ikutilah langkah pertolongan pertama yang tepat seperti di atas supaya sengatan hewan laut ini tidak menimbulkan dampak yang serius.

    Kesimpulan

    • Tergantung jenisnya, sengatan ubur-ubur bisa menyebabkan kulit gatal dan terasa nyeri hingga gangguan jantung dan gagal napas yang mengancam jiwa.
    • Penanganan awal pada kasus sengatan ubur-ubur meliputi pemberian cuka dan air hangat 42–45°C pada area terdampak selama 20 hingga 40 menit.
    • Hindari menggunakan metode lain, seperti mengencingi area sengatan, karena berisiko menimbulkan dampak yang lebih serius.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Klinik Chika Medika


    Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan