backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Hadapi Gejala Menopause dengan Menghindari 5 Jenis Makanan Ini

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 16/10/2019

    Hadapi Gejala Menopause dengan Menghindari 5 Jenis Makanan Ini

    Memasuki fase menopause, banyak kemunculan gejala yang dapat memengaruhi suasana hati dan tubuh Anda. Gejala tersebut bahkan diperburuk oleh asupan makanan yang tidak diperhatikan. Maka itu, kenali dahulu apa saja makanan yang perlu dihindari untuk para wanita yang memasuki masa menopause. 

    Jenis makanan yang harus dihindari wanita menopause

    Beberapa gejala menopause, seperti sensasi kepanasan (hot flashes), kenaikan berat badan, dan kurang tidur dapat dikurangi dengan memperhatikan makanan Anda. Ada beberapa jenis makan yang perlu dihindari bagi para wanita menopause. 

    1. Makanan olahan dan tinggi gula

    Makanan olahan biasanya tinggi bahan tambahan makanan, seperti gula. Hal ini bisa meningkatkan kadar gula darah dengan cepat. 

    Tingginya gula darah, resistensi insulin, dan sindrom metabolik akibat makan makanan olahan berkaitan erat dengan meningkatnya kejadian hot flases pada wanita menopause. 

    2. Makanan pedas

    efek makanan pedas

    Selain makanan olahan, jenis makanan lain yang perlu Anda hindari ketika memasuki masa menopause adalah makanan pedas. 

    Pada tahun 2013 terdapat sebuah penelitian dalam The Journal Of Clinical Endocrinology & Metabolism yang melibatkan 896 wanita di Spanyol dan Amerika Selatan.

    Para wanita tersebut kemudian diteliti untuk melihat apakah terdapat hubungan antara gaya hidup dengan meningkatnya gejala menopause berupa hot flashes

    Hasilnya ternyata gejala-gejala tersebut dipengaruhi oleh makanan pedas yang sering mereka makan sehingga menyebabkan suhu tubuh lebih tinggi dan membuat mereka kepanasan. 

    Walaupun demikian, tidak setiap wanita menopause akan mengalami hal yang sama ketika makan makanan pedas. Semuanya tergantung pada toleransi pedas setiap orang. 

    3. Cepat saji

    makanan cepat saji

    Salah satu gejala menopause yang cukup mengganggu para wanita adalah kenaikan berat badan dan makanan cepat saji adalah salah satu hal yang membuat Anda lebih berisiko lagi terhadap kenaikan berat badan. 

    Makanan cepat saji umumnya mengandung lemak jenuh yang tinggi, sehingga membuat penumpukan lemak di tubuh menjadi lebih cepat. Akibatnya, para wanita menopause yang sering mengonsumsi makanan cepat saji cenderung lebih cepat mengalami kenaikan berat badan dan meningkatkan risiko serangan jantung. 

    Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk membatasi makanan cepat saji ketika sudah memasuki masa menopause. 

    4. Kafein

    intoleransi kafein

    Tak hanya makanan, pada tahun 2015, terdapat pula sebuah penelitian yang meneliti hubungan kafein dan gejala menopause pada wanita. Dari penelitian tersebut terlihat bahwa wanita menopause yang mengonsumsi kafein lebih sering mengalami hot flashes dibandingkan mereka yang jarang minum minuman berkafein. 

    Selain itu, kafein juga membuat para wanita menopause ini mengalami kesulitan untuk mendapatkan tidur yang nyenyak. Maka itu, lebih baik mengurangi konsumsi kopi dan minuman berkafein lainnya agar Anda dapat menjalani masa menopause dengan lebih nyaman. 

    5. Alkohol

    tes alkohol

    Selain jenis makanan yang mungkin harus dihindari oleh para wanita menopause, alkohol mungkin juga perlu Anda batasi konsumsinya. 

    Wanita yang minum minuman beralkohol 2-5 gelas per hari lebih rentan terhadap kanker payudara dibandingkan mereka yang tidak menyentuh alkohol sama sekali. Selain itu, para peminum alkohol berat juga lebih sering mengalami hot flashes

    Gejala yang menandakan Anda memasuki masa menopause memang tidak begitu menyenangkan. Meski para wanita yang memasuki masa menopause tak dapat menghindarinya, Anda masih bisa mengurangi frekuensi gejala tersebut dengan menghindari jenis makanan di atas. Jika ragu, cobalah berkonsultasi dengan dokter agar tahu kondisi Anda. 

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 16/10/2019

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan