Semua obat memiliki efek samping yang berbeda-beda setiap orang. Seiring dengan hasil yang diinginkan, obat juga dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Efek samping obat dapat terjadi ketika Anda memulai pengobatan baru, mengurangi atau menambah dosis obat, atau ketika berhenti menggunakannya. Efek samping obat yang umum seperti mual, muntah, merasa lelah, pusing, mulut kering, sakit kepala, gatal-gatal, dan nyeri otot. Jika Sudah begini apa yang harus dilakukan? Tetap melanjutkan pengobatan atau berhenti?
Apakah semua obat memiliki efek samping?
Semua obat yang digunakan untuk mengobati semua jenis kondisi kesehatan dapat menyebabkan efek samping. Namun, memang tak semua obat akan menimbulkan efek sampingnya tersebut. Faktanya, kebanyakan orang yang minum beberapa obat tertentu tidak mengalami efek samping atau mungkin hanya mengalami efek yang ringan saja.
Munculnya efek samping suatu obat tergantung dengan usia, berat badan, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan Anda secara menyeluruh. Selain itu, tingkat keparahan penyakit Anda dapat meningkatkan peluang efek samping itu muncul.
Pasalnya, semakin parah masalah kesehatan Anda, semakin banyak dan beragam obat yang dikonsumsi. Hal ini yang kemudian membuat efek samping obat dapat muncul.
Kapan perlu ke dokter jika mengalami efek samping obat?
Penting bagi Anda untuk memahami potensi efek samping obat Anda dan apa yang harus dilakukan jika gejalanya muncul. Bila memang Anda mulai merasakan gejala efek samping, segera sampaikan hal ini pada dokter, meskipun gejala yang dirasakan masih tergolong ringan.
Mungkin kondisi tersebut tidak membahayakan kesehatan, tapi munculnya efek samping obat yang ringan menandakan bahwa obat tersebut tidak bereaksi sebagaimana mestinya.
Segera kunjungi dokter Anda jika Anda memiliki salah satu dari efek samping ini:
- Sakit perut
- Penglihatan kabur
- Sembelit
- Diare
- Pusing
- Sakit kepala
- Mulut kering
- Hilang selera makan
- Palpitasi
- Masalah dengan koordinasi
- Telinga berdenging
- Ruam kulit atau gatal-gatal
- Pembengkakan tangan atau kaki
- Kehilangan kesadaran atau pingsan
Beberapa efek samping mungkin tidak membuat Anda merasa sakit, untuk itu dokter biasanya akan meminta Anda melakukan tes laboratorium rutin untuk mendeteksi masalah apa pun sejak dini.
Misalnya, jika Anda mengonsumsi obat untuk kolesterol tinggi, seperti Lipitor (Atorvastatin), dokter kemungkinan besar akan merekomendasikan Anda menjalani tes fungsi hati sebelum memulai obat, yaitu 12 minggu setelah Anda memulai terapi, dan setelahnya secara berkala.
Jika sudah begini, apakah harus berhenti minum obat?
Semua obat memiliki manfaat dan risiko. Risikonya adalah kemungkinan efek samping yang serius dari obat yang Anda konsumsi. Risiko ini bisa ringan hingga berat. Namun, beberapa efek samping ringan pun terkadang bisa mengganggu aktivitas Anda.
Beberapa efek samping mungkin berat dan membutuhkan perawatan medis, sementara yang lainnya mungkin ringan. Efek samping yang berat atau parah terkadang menjadi salah satu alasan utama mengapa orang berhenti menggunakan obat yang dianjurkan.
Namun, jangan berhenti minum obat tanpa berbicara dengan dokter Anda terlebih dahulu. Jika Anda berpikir Anda memiliki efek samping serius yang berbahaya bagi kesehatan Anda, segera periksakan ke dokter atau datang ke rumah sakit terdekat.
Jika Anda memiliki efek samping yang mengkhawatirkan, dokter Anda mungkin akan mengubah dosis, mencoba obat yang berbeda di kelas obat yang sama, atau merekomendasikan beberapa jenis perubahan pola makan atau pola hidup.
Beberapa efek samping yang berat mungkin dapat mengancam jiwa, seperti kerusakan hati. Oleh karena itu, pahami betul apa manfaat dan efek samping yang mungkin terjadi sebelum Anda minum obat. Minta dokter atau perawat Anda untuk menjelaskannya.
[embed-health-tool-bmi]