backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Pasangan Manipulatif Itu Seperti Apa? Ini Ciri-cirinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 03/12/2022

Pasangan Manipulatif Itu Seperti Apa? Ini Ciri-cirinya

Banyak orang yang menjadi korban perilaku manipulatif pasangan, tetapi tidak menyadarinya. Maka dari itu, penting bagi Anda untuk memahami tanda pasangan manipulatif agar tidak terjebak dalam hubungan yang tidak sehat.

Apa itu pasangan manipulatif?

Pasangan manipulatif adalah orang yang berusaha memanipulasi situasi atau kondisi tertentu untuk mengendalikan pikiran, perasaan, dan perilaku pasangannya. 

Umumnya, tindakan manipulasi dilakukan lewat kata-kata dan perbuatan. Jika terus dilakukan, tindakan ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental Anda.

Berikut beberapa alasan mengapa pasangan melakukan manipulasi dalam hubungan.

  • Kemampuan komunikasi yang buruk.
  • Ingin mendapatkan kontrol atas pasangan.
  • Ketakutan akan ditinggalkan oleh pasangan.
  • Menghindari masalah atau menutupi kesalahan.

Tanda pasangan manipulatif

bertengkar dengan pacar

Perilaku manipulatif pasangan sering kali tidak disadari. Besarnya cinta terhadap pasangan biasanya membuat Anda tidak sadar menjadi korban manipulasi.

Berikut adalah beberapa ciri dari pasangan manipulatif.

1. Sering memutarbalikkan fakta

Pasangan manipulatif selalu mempertanyakan setiap hal kecil yang Anda lakukan. Bahkan, pasangan Anda mungkin sering menyangkal hal yang sebenarnya ia ingat, misalnya janji.

Jika pasangan Anda kerap merendahkan dan memutarbalikkan fakta, ini menjadi tanda manipulasi. Terlebih jika perilakunya sering membuat Anda kebingungan hingga kehilangan akal sehat.

2. Meremehkan perasaan Anda

Pasangan yang senang melakukan menipulasi tidak mau mengakui kesalahan yang dibuatnya. Selain itu, mereka juga akan meremehkan emosi dan perasaan pasangan. 

Setiap menyampaikan ketidaksukaaan, Anda akan disebut terlalu berlebihan, emosional, dan sensitif. Akibatnya, Anda percaya dengan perkataan pasangan dan merasa diri terlalu sensitif.

3. Membuat Anda kehilangan kepercayaan diri

Terlalu sering menjadi korban manipulasi membuat Anda kehilangan rasa percaya diri. Anda lebih percaya pada apa yang dikatakan atau dilakukan pasangan ketimbang pendapat sendiri.

Termasuk ketika pasangan berbuat salah, Anda biasanya lebih memilih diam. Anda mencoba untuk mengabaikan perasaan sendiri dan meyakinkan diri bahwa semua baik-baik saja.

4. Membuat Anda selalu minta maaf

Pasangan yang manipulatif akan terus berusaha menjadikan pasangan kambing hitam ketika terjadi pertengkaran. Hasilnya, Anda menjadi pihak yang selalu minta maaf saat bertengkar.

Dalam jangka panjang, kondisi tersebut akan membuat korban mempertanyakan kelayakan dirinya sebagai pasangan. Hal ini bisa berpengaruh terhadap pola pikir Anda ke depan.

5. Tidak mengakui kesalahannya

Pasangan yang manipulatif tidak mau mengakui kesalahannya. Parahnya lagi, ia mampu membuat Anda terus-terusan membelanya.

Ketika orang lain mencium kesalahan pasangan Anda, Anda jadi membenarkan semua tindakan pasangan meski sebenarnya salah.

Tak jarang, kebohongan akan lebih sering dibuat untuk menutupi perilaku buruk pelaku. Hal ini tentu dapat memengaruhi hubungan Anda dengan keluarga ataupun sahabat.

6. Menghilangkan kebebasan Anda

Kekerasan dalam hubungan yang Anda terima akan membuat Anda terus-menerus waspada dalam mengambil keputusan. Pilihan yang hendak dibuat akan serasa seperti hidup atau mati.

Kondisi itu pun membuat Anda kehilangan kebebasan untuk berekspresi dan menyampaikan pendapat. Bahkan, ketakutan ini bisa saja terus terbawa meski hubungan Anda sudah berakhir.

Efek perilaku manipulatif dalam hubungan

pasangan manipulatif

Perilaku manipulatif yang dalam hubungan dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental. Dilansir dari Good Therapy, gangguan mental yang bisa terjadi, meliputi:

  • depresi,
  • gangguan kecemasan,
  • mekanisme koping yang tidak sehat,
  • kehilangan kepercayaan terhadap orang lain, dan
  • berbohong dengan diri sendiri.

Tak hanya itu, pola pikir Anda bisa menjadi berubah sesuai kemauan pelaku. Dalam kondisi yang parah, korban bisa saja mengalami trauma untuk kembali menjalin hubungan.

Jika tindakan pasangan mulai memengaruhi kesehatan mental, Anda dapat berkonsultasi ke psikolog atau psikiater. Nantinya, Anda akan dibantu untuk menemukan solusi terbaik dalam hubungan.

Cara menghadapi pasangan manipulatif

Tindakan manipulasi tidak boleh dibiarkan begitu saja. Jika terjadi secara terus-menerus, Anda berisiko mengalami masalah psikologis yang bisa berkembang menjadi gangguan mental.

Berikut adalah beberapa cara menghadapi pasangan yang manipulatif.

1. Fokus pada kesalahan pasangan

Pasangan yang manipulatif sering kali mengalihkan topik pembicaraan agar Anda lupa dengan kesalahannya. Cara ini dilakukan untuk mengambil kontrol dalam interaksi.

Ketika pelaku berbuat kesalahan, cobalah untuk fokus pada tindakan buruk yang dilakukan dan dampaknya bagi Anda. Jangan mudah terbuai permainan kata-kata yang diucapkan pasangan.

2. Buat batasan

Batasan yang tidak jelas dalam hubungan akan membuat Anda mudah dimanipulasi. Sejak awal hubungan, sampaikan apa saja yang tidak boleh dilakukan.

Tentukan juga konsekuensi yang akan diambil jika salah satu dari Anda melewati batasan tersebut. Dengan begitu, tidak ada lagi toleransi untuk kesalahan fatal yang dibuat pasangan.

3. Minta bantuan ke orang lain

Sudut pandang orang ketiga terkadang dibutuhkan dalam hubungan yang tidak sehat. Ketika terlibat masalah dengan pasangan, tidak ada salahnya meminta pendapat orang terdekat.

Pastikan Anda memilih orang yang dapat bersikap objektif. Dengan begitu, Anda bisa jadi lebih tahu mengenai tindakan apa yang harus diambil selanjutnya.

Apabila tindakan manipulatif terjadi secara terus-menerus dan berdampak buruk bagi kesehatan mental Anda, pertimbangkan untuk mengakhiri hubungan yang abusif ini.

Berdiam diri hanya akan membuat Anda terjebak dalam hubungan tidak sehat. Jangan ragu untuk meminta bantuan orang lain, terlebih jika tindakan pasangan mengarah pada kekerasan.

Tanda-tanda Anda menjadi korban pasangan manipulatif

  • Hilang kemampuan berpikir kritis dan rasional.
  • Merasa diri terlalu sensitif.
  • Meragukan diri sendiri.
  • Meminta maaf padahal tidak melakukan kesalahan.
  • Tidak mengakui perilaku buruk pasangan.
  • Takut salah dalam mengambil keputusan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 03/12/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan