Setiap wanita pasti mengalami masa menopause setelah mencapai usia tertentu. Artinya, pada saat ini wanita sudah tidak bisa mempunyai anak lagi karena tubuhnya sudah tidak melepaskan sel telur dan tidak akan mengalami menstruasi lagi setiap bulannya. Terkadang, beberapa wanita sangat khawatir dengan hal ini karena menopause menyebabkan beberapa perubahan pada dirinya.
Apa yang terjadi saat menopause?
Jumlah sel telur yang dimiliki wanita sudah ada sejak lahir, dalam jumlah yang terbatas. Sel telur ini disimpan dalam indung telur (ovarium), kemudian akan mulai dilepaskan setiap bulan ketika wanita mulai mencapai pubertas. Selain untuk tempat menyimpan telur, indung telur juga menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini berfungsi untuk mengontrol ovulasi dan menstruasi setiap bulannya.
Seiring waktu berjalan, tentu persediaan sel telur wanita akan habis. Saat indung telur wanita sudah tidak melepaskan sel telur setiap bulannya dan menstruasi wanita berhenti inilah yang dikatakan sebagai menopause.
Wanita biasanya akan mengalami menopause pada usia di atas 40 tahun. Kebanyakan wanita akan mengalami menopause di usia 50 tahun atau lebih. Namun, sebagian kecil wanita mungkin juga mengalami menopause dini, yaitu menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun. Biasanya menopause dini terjadi karena akibat dari operasi (misalnya histerektomi), kerusakan pada indung telur, atau kemoterapi.
Perubahan pada tubuh dalam tiga tahapan menopause
Terdapat tiga tahap menopause, yaitu yang terjadi sebelum, saat, dan sesudah menopause.
Perimenopause
Terjadi beberapa tahun sebelum menopause terjadi, ketika produksi hormon estrogen oleh indung telur sudah mulai berkurang. Biasanya pada 1-2 tahun sebelum menopause terjadi, hormon estrogen berkurang secara drastis.
Pada saat ini, banyak wanita sudah mengalami tanda-tanda menopause, seperti:
-
Periode menstruasi mulai tidak teratur
Terjadi perubahan pola menstruasi wanita setiap bulannya. Beberapa wanita mungkin mengalami menstruasi setiap 2-3 minggu, dan yang lainnya mungkin tidak mengalami menstruasi setiap bulannya.
-
Kesuburan wanita menurun
Karena pada saat periode perimenopause ini produksi hormon estrogen wanita menurun, maka kesuburannya akan menurun dan kesempatan untuk hamil juga menurun. Namun, pada masa ini Anda masih bisa untuk hamil.
-
Vagina terasa kering
Beberapa wanita mungkin akan mengalami dispareunia (nyeri saat berhubungan seksual) karena vagina kering. Hal ini membuat wanita merasa tidak nyaman saat berhubungan seksual dan dapat menyebabkan gairah seksual wanita menurun. Selain itu, juga terjadi atrofi vagina, yang disebabkan oleh penipisan dan menyusutnya jaringan, serta penurunan produksi lendir. Semua hal ini bisa terjadi karena produksi hormon estrogen makin menurun.
Menopause
Terjadi saat wanita sudah tidak mengalami periode menstruasi lagi selama satu tahun. Saat ini juga, indung telur sudah benar-benar tidak melepaskan sel telur dan sudah berhenti memproduksi hormon estrogen dan progesteron.
Pada saat ini, sebagian besar wanita akan mengalami:
-
Hot flushes
Terjadi saat Anda merasakan panas di tubuh bagian atas secara tiba-tiba. Bisa terjadi pada bagian wajah, leher, dan dada, serta bisa menyebar ke daerah punggung dan lengan. Kulit Anda pada bagian ini juga mungkin memerah. Anda mungkin juga akan berkeringat dan denyut jantung bisa lebih cepat atau tidak teratur.
-
Masalah saat tidur
Anda mungkin akan mengalami kesulitan tidur pada malam hari dan banyak berkeringat saat tidur, sehingga tidur malam Anda terasa kurang nyaman. Hal ini membuat Anda akan merasa cepat lelah di siang hari.
-
Mood swing
Karena ketidaknyamanan saat tidur di malam hari, mungkin hal ini akan mempengaruhi perubahan pada mood Anda. Selain itu, mood swing juga dapat disebabkan oleh stres, perubahan pada keluarga, atau kelelahan. Anda mungkin akan mudah untuk marah atau menangis.
Postmenopause
Ini terjadi setelah satu tahun Anda menopause. Pada saat ini, tanda menopause, seperti hot flushes, lama-kelamaan akan hilang. Namun, risiko kesehatan yang berhubungan dengan hormon estrogen akan meningkat pada wanita setelah menopause.
Beberapa risiko kesehatan yang disebabkan karena rendahnya kadar estrogen dalam tubuh adalah:
-
Tulang keropos
Kadar estrogen yang rendah dalam tubuh menyebabkan berkurangnya massa tulang, sehingga risiko untuk mengalami tulang keropos lebih besar. Lebih buruknya lagi, hal ini dapat meningkatkan risiko osteoporosis.
-
Perubahan kulit
Rendahnya kadar estrogen dalam tubuh dapat menyebabkan berkurangnya kadar kolagen, di mana kolagen merupakan jaringan yang membentuk kulit. Sehingga, wanita yang sudah menopause biasanya akan memiliki kulit lebih tipis, lebih kering, dan kulit keriput. Selain itu, lapisan vagina dan saluran kencing juga akan menipis dan melemah, dan hal inilah yang menyebabkan Anda merasa tidak nyaman saat berhubungan seksual. Hal ini juga akan meningkatkan risiko Anda mengalami infeksi vagina dan infeksi saluran kencing.
-
Perubahan gigi dan gusi
Seperti jaringan kolagen, kadar estrogen yang rendah dalam tubuh juga akan menyebabkan berkurangnya jaringan ikat. Hal ini menyebabkan Anda memiliki risiko yang lebih tinggi untuk kehilangan gigi atau mengalami penyakit gusi.
BACA JUGA
- 9 Penyakit yang Mengintai Wanita Setelah Menopause
- 5 Tips Membuat Menopause Terasa Lebih Mudah
- Apakah Pria Juga Bisa Menopause?
[embed-health-tool-ovulation]