Dalam memulai hubungan, Anda perlu menunggu, percaya, serta memberikan waktu cinta untuk berkembang dan tumbuh lebih dalam. Jika terlalu cepat cinta, tidak menutup kemungkinan Anda malah bisa cepat benci nantinya.
Sebenarnya, mengapa orang bisa cepat jatuh cinta kemudian juga cepat saling benci?
Benarkah cepat jatuh cinta bisa bikin benci kemudian?
Anda mungkin bisa cepat jatuh cinta, tetapi beberapa waktu kemudian muncul rasa benci pada pasangan yang sama. Hal ini sebenarnya bisa dijelaskan secara ilmiah.
Ya, beberapa ahli berpendapat bahwa cinta adalah bentuk kebodohan dan kegilaan sementara.
Kegilaan ini bisa membuat Anda mengabaikan kekurangan pasangan sampai pada akhirnya tersadar. Kemudian, rasa cinta tersebut berubah jadi benci.
Orang yang merasakan suka atau tertarik pada seseorang juga bisa menyalahartikan apa yang mereka rasakan pada saat itu.
Pasalnya, perubahan tubuh yang terjadi hampir sama dengan rasa cinta. Bahkan, perubahan ini juga terjadi ketika Anda merasa benci dengan seseorang.
Sejumlah hal yang terjadi pada tubuh saat jatuh cinta atau benci di antaranya jantung berdebar, napas memendek, dan aliran darah yang terasa lebih cepat dari biasanya.
Semua hal itu sebenarnya Anda rasakan ketika merasa benci ataupun tertarik pada seseorang. Hal ini yang kemudian membuat Anda cepat jatuh cinta dan akhirnya juga cepat benci.
Namun, tenang saja. Tidak semua orang yang cepat jatuh cinta ini bisa langsung berubah benci, kok.
Ada juga yang memang menemukan cinta sejati dengan cepat dan dapat membina hubungan yang langgeng hingga maut memisahkan.
Mungkin yang dirasakan itu bukan cinta sebenarnya
Donald G. Dutton dan Arthur P. Aron, peneliti dari University of British Columbia, Kanada, membuktikan bahwa orang yang cepat jatuh cinta bisa merasa benci dalam waktu yang tidak lama.
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology (1974) ini melihat perilaku beberapa pria terhadap seorang wanita saat menyeberangi jembatan.
Jembatan yang disediakan terdiri dari dua tipe, yaitu jembatan yang reyot dan jembatan yang kokoh.
Diketahui bahwa sebagian besar pria yang menyeberangi jembatan yang reyot merasa tertarik dengan wanita yang ada di ujung jembatan tersebut.
Sementara itu, kelompok pria yang melewati jembatan yang kokoh tidak merasakan apa pun.
Para ahli menyimpulkan bahwa ketertarikan pada pria yang melewati jembatan reyot ini pada dasarnya bukanlah karena alasan jatuh cinta atau suka.
Para pria tersebut menyeberangi jembatan reyot mengalami peningkatan adrenalin. Ini membuat jantung mereka berdegup kencang dan napasnya jadi lebih cepat.
Efek fisiologis yang muncul ini membuat kelompok pria tersebut menganggap bahwa ini merupakan tanda bahwa mereka tertarik dengan wanita yang ada di ujung jembatan.
Sementara itu, pria yang melewati jembatan yang kokoh tidak mengalami perubahan hormon dan tidak merasakan ketertarikan yang sama.
Dari penelitian ini disimpulkan bahwa seseorang dapat dengan mudah tertarik dan kemudian merasa dirinya jatuh cinta. Padahal, cinta butuh waktu lama untuk tumbuh lebih dalam.